Layanan referensi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP12Mutia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP12Mutia (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
Baris 155: Baris 155:
}}</ref>.
}}</ref>.
==Ciri-Ciri Sumber Referensi==
==Ciri-Ciri Sumber Referensi==
dalam buku referens, informasi yang berupa kata, topik atau subyek dirancang berdasarkan suatu susunan tertentu, sehingga buku tersebut tidak perlu dibaca mulai dari halaman pertama<ref name="website1"/>. Topik-topik dalam buku referens dapat disusun menurut urutan: waktu (kronologis), abjad subyek, abjad wilayah (geographic) atau kombinasinya<ref name="website1"/>.
Ciri dalam buku referens, informasi yang berupa kata, topik atau subyek dirancang berdasarkan suatu susunan tertentu, sehingga buku tersebut tidak perlu dibaca mulai dari halaman pertama<ref name="website1"/>. Topik-topik dalam buku referens dapat disusun menurut urutan: waktu (kronologis), abjad subyek, abjad wilayah (geographic) atau kombinasinya<ref name="website1"/>.

==Jenis-Jenis Sumber Referensi==
==Jenis-Jenis Sumber Referensi==
Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan referensi sehari-hari sumber-sumber referens yang sering digunakan sebagai rujukan adalah
Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan referensi sehari-hari sumber-sumber referens yang sering digunakan sebagai rujukan adalah

Revisi per 24 April 2014 00.00

Layanan referensi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang disediakan bagi pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya [1]. CiriLayanan referensi menurut Soejono Trimo yakni pemberian bantuan secara langsung dan bersifat personal oleh perpustakaan kepada masyarakat yang dilayaninya yang sedang mencari atau membutuhkan keterangan-keterangan tertentu [2], Pelayanan Referensi adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan yang khusus melayankan/menyajikan koleksi referensi kepada para pemakai/pengunjung perpustakaan [3]. Suatu kegiatan pelayanan untuk membantu para pemakai pengunjung perpustakaan menemukan informasi dengan cara : Menerima pertanyaan-pertanyaan dari para pemakai/pengunjung perpustakaan dan kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi referensi;Memberi bimbingan untuk menemukan koleksi referensi dan mencari informasi yang dibutuhkan; Memberi bimbingan kepada para pemakai tentang penggunaan bahan pustaka koleksi referensi(Drs. P. Sumardji, 1992)[3]. Pelayanan Referensi adalah pelayanan yang berhubungan dengan pelayanan pemberian informasi dan pemberian bimbingan belajar. (Drs. Ibrahim Bafadal,1996)[3]. Menurut William A. Katz mengatakan bahwa fokus dari layanan referensi adalah pada pemberian jawaban tas pertanyaan referensi atau pencarian informasi[2].

Jenis Layanan

      Menurut Bopp (1991), ada 3 jenis layanan referensi dasar (pokok) yang pada teorinya digolongkan secara terpisah, tetapi pada prakteknya terkadang dilakukan secara bersama-sama. Ketiga jenis layanan referensi tersebut adalah
   layanan informasi, yang dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna sesuai kebutuhan informasi mereka mulai dari informasi yang sangat sederhana sampai dengan informasi yang sangat kompleks, melayani kebutuhan informasi pengguna dengan cara melakukan kerjasama, silang layanan dan lain-lain. Jenis layanan informasi yang diberikan meliputi:
  1. Ready Reference Questions

A ready reference question adalah pertanyaan yang dapat dijawab secara cepat dengan melakukan konsultasi atau menggunakan 1 atau 2 alat bantu. Pada umumnya seperti pertanyaan mengenai alamat, terjemahan, arti kata atau definisi suatu istilah,tanggal dan tempat sebuah kejadian atau biografi singkat seorang tokoh, dll. Dengan adanya internet, pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ready reference tidak hanya dapat dijawab dengan alat bantu manual, tapi juga bisa diperoleh secara cepat di internet. Media komunikasi antara pengguna dengan pustakawan pun dapat dilakukan dengan tidak hanya bertatap muka secara langsung, tetapi bisa melalui telepon, email bahkan dengan cara chatting.

  1. Pertanyaan penelitian (research questions)

Selain pertanyaan yang dapat dijawab secara mudah dan cepat, layanan referensi juga menerima pertanyaan-pertanyaan yang kompleks untuk keperluan penelitian, dan untuk memperoleh jawabannya, pustakawan harus melakukan penelusuran informasi terlebih dahulu.

  1. Peminjaman antar perpustakaan (interlibrary loan)

Bagi Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia hal ini masih menjadi perdebatan. Beberapa faktor yang menyebabkan layanan ini sulit terwujud antara lain ketidak-percayaan antar perpustakaan perguruan tinggi, cakupan bidang 3 studi/kekuatan ilmu pada sebuah perpustakaan yang tidak jelas, perbedaan tingkat kemajuan yang tinggi, dll.

  1. Informasi dan layanan rujukan (information and referall service)

Pustakawan referensi harus dapat mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang ada di luar Perpustakaannya untuk memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya. Pustakawan harus dapat melokalisir keberadaan informasi tertentu yang dibutuhkan pengguna. Dalam hal ini, fungsi layanan adalah menjembatani pengguna dengan informasi yang dibutuhkannya dari luar Perpustakaan dan mempertemukannya.

  1. Kerjasama (cooperative reference service)

Salah satu bentuk layanan informasi adalah mengadakan hubungan dan kerjasama dengan perpustakaan/pusat informasi lain dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Kerjasama dapat dilakukan secara formal berupa konsorsium, forum perpustakaan maupun kerjasama non formal, sehingga ketika kebutuhan pengguna tidak dapat dilayani di perpustakaan sendiri, pustakawan referensi dapat mencarikan dari perpustakaan lain yang bekerjasama.

  1. Selective dissemination of information

Menyediakan layanan informasi terpilih yang diolah dan disajikan kepada pengguna sesuai dengan bidang ilmu/minat masing-masing. contoh: Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, pustakawan dapat menyediakan informasi terbaru dan terpilih untuk tiap-tiap jurusan sehingga para dosen dapat mengikuti perkembangan informasi terbaru yang tersedia di Perpustakaan. Layanan ini juga bisa menjadi sarana promosi yang sangat tepat.

  1. Layanan Database (database searches)

Layanan Referensi juga mencakup layanan database, baik database yang tersedia dalam bentuk CD-ROM maupun online. Layanan ini tercakup dalam layanan referensi karena ketika pengguna ingin mencari informasi tertentu dari database, dibutuhkan seorang pustakawan yang dapat menjelaskan cara penggunaan database, hierarki subyek, cakupan sebuah subyek, dan dapat memberikan alternatif judul lain jika yang dibutuhkan pengguna tidak ditemukan pada database yang dimiliki. Dan kemampuan tersebut telah dimiliki oleh pustakawan referensi dengan baik.

  1. Kemas ulang informasi

Keberagaman jenis informasi yang dapat diperoleh baik dari media cetak maupun online memberikan pilihan yang luas terhadap informasi yang dibutuhkan. Keterbatasan waktu dari para pengguna informasi, khususnya para praktisi dan pengusaha memberi peluang bagi para pustakaan untuk menyediakan layanan paket informasi yang telah diolah atau dikemas ulang sesuai dengan kebutuhan pemesan

  1. pembelajaran(instructional)

yaitu memberikan petunjuk dan pengajaran kepada pengguna untuk dapat menemukan letak informasi(locate information) yang dibutuhkan secara mandiri atau membantu pengguna untuk memilih dan menggunakan alat-alat bantu (reference tools) yang ada seperti menggunakan koleksi referensi, menggunakan katalog, menggunakan database online, internet, dll. Peran baru sebagai pendidik juga membawa perubahan pada pustakawan yang tidak lagi sebagai pengumpul informasi dan menyediakannya bagi pengguna tetapi pustakawan juga perlu mengadakan pelatihan, orientasi dan secara aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran , dan menumbuhkan masyarakat yang melek informasi (Anderson; Genit, 1997). Menurut Lancaster dan Sandore (1997) peran perpustakaan di bidang pendidikan dan pelatihan pada prinsipnya mengajarkan 2 keahlian, yaitu kemampuan untuk memperoleh informasi yang relevan dan kemampuan untuk menyeleksi/mengevaluasi isi informasi.Kemampuan penelusuran informasi pada perpustakaan tradisional meliputi pengetahuan penggunaan katalog, skema klasifikasi, indexing dan abstracting dan lain-lain, sedang pada era perpustakaan digital, pengguna memiliki kebutuhan untuk dapat menggunakan sumber-sumber informasi yang tersedia di Perpustakaan baik manual maupun online, serta dapat memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana untuk menelusur informasi. Kemampuan menyeleksi/mengevaluasi koleksi sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan ini menjadi sangat penting dimiliki oleh pengguna di era informasi seperti saat ini, karena membanjirnya jumlah maupun jenis informasi yang dapat diakses yang tidak semuanya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemampuan kedua yang ingin dicapai ini juga mencakup pembelajaran tentang materi-materi yang mengajarkan masyarakat untuk menjadi melek informasi, yaitu masyarakat yang menggunakan informasi (terpercaya) sebagai sarana untuk mengatasi/memecahkan masalah yang dihadapi. Menurut Bopp (1991) Beberapa jenis pembelajaran berdasarkan metodenya dibedakan menjadi 2, yaitu

   Pembelajaran secara perorangan (one to one instruction) Membantu pengguna untuk mengetahui dan menggunakan koleksi Perpustakaan secara perorangan sudah biasa dilakukan di Perpustakaan. Dan ini juga merupakan interaksi yang biasa terjadi antara pustakawan referensi dengan pengguna, membantu pengguna yang pertama kali berkunjung ke Perpustakaan, membantu menggunakan katalog atau koleksi Perpustakaan.
  • Pembelajaran secara berkelompok (group instruction)

Program pengenalan dan tur Perpustakaan (orientation program dan library tour) Program ini sangat penting bagi para pengguna baru agar mereka dapat mengetahui dan belajar mengenai fasilitas dan sarana penting di perpustakaan, dan ketika mereka menghadapi kesulitan mereka mengetahui ada pustakawan referensi yang siap membantu menemukan kebutuhan informasi mereka (Bopp,1991).

  1. Bimbingan(guidance)

bimbingan lebih kearah memberikan petunjuk secara langsung, melakukan pemdampingan kepadayang dibimbing, berbeda dengan pembelajaran yang lebih mengutamakan proses belajar, mengajarkan tentang sebuah ilmu atau sistem. [1].

Untuk menunjang tujuan dan fungsi layanan referensi, diperlukan: a.Petugas perpustakaan yang cakap. b.Koleksi referensi yang memadai dan disajikan dalamrak terbuka serta mudah dicapai. c.Kerja sama antar perpustakaan. [2]. Menurut Bopp (1991), ada 3 jenis layanan referensi dasar (pokok) yang pada teorinya digolongkan secara terpisah, tetapi pada prakteknya terkadang dilakukan secara bersama-sama. Ketiga jenis layanan referensi tersebut adalah

  1. layanan informasi yang dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna sesuai kebutuhan informasi mereka mulai dari informasi yang sangat sederhana sampai dengan informasi yang sangat kompleks, melayani kebutuhan informasi pengguna dengan cara melakukan kerjasama, silang layanan dan lain-lain.
  2. pembelajaran(instructional)

yaitu memberikan petunjuk dan pengajaran kepada pengguna untuk dapat menemukan letak informasi(locate information) yang dibutuhkan secara mandiri atau membantu pengguna untuk memilih dan menggunakan alat-alat bantu (reference tools) yang ada seperti menggunakan koleksi referensi, menggunakan katalog, menggunakan database online, internet, dll.

  1. Bimbingan(guidance)[4].

Berdasarkan UU No.43 Tahun 2007 pasal 14 tentang layanan perpustakaan menyebutkan:

  1. Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka.
  2. Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan.
  3. Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
  4. Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud padaayat (1)dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk

memenuhi kebutuhan pemustaka.

  1. Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka.
  2. Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antar perpustakaan.
  3. Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat(6) dilaksanakan melalui jejaring telematika ().

Menurut Rahayuningsih (2007: 104) pelayanan referensi mempunyai tujuan, fungsi dan penunjang, pemaparan tersebut diuraikan sebagai berikut:

  1. Tujuan layanan referensi
  • Memungkinkan pengguna menemukan informasi secara cepat dan tepat.
  • Memungkinkan pengguna menelusur informasi dengan pilihan yang lebih luas.
  • Memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi denganlebih tepat guna.
  1. Fungsi layanan referensi
  • Informasi

Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau kebutuhanpengguna perpustakaan akan informasi.

  • Bimbingan

Memberikan bimbingan untuk menemukan bahan pustaka yang tepat sesuai dengan minat pengguna.

  • Pengarahan/instruksi

Memberikan pengarahan dan bantuan pada pengguna mengenai cara menggunakan perpustakaan maupun koleksi referensi.

  1. Penunjang

Untuk menunjang tujuan dan fungsi layanan referensi, diperlukan: a.Petugas perpustakaan yang cakap. b.Koleksi referensi yang memadai dan disajikan dalamrak terbuka serta mudah dicapai. c.Kerja sama antar perpustakaan. [5].

Ciri-Ciri Sumber Referensi

Ciri dalam buku referens, informasi yang berupa kata, topik atau subyek dirancang berdasarkan suatu susunan tertentu, sehingga buku tersebut tidak perlu dibaca mulai dari halaman pertama[1]. Topik-topik dalam buku referens dapat disusun menurut urutan: waktu (kronologis), abjad subyek, abjad wilayah (geographic) atau kombinasinya[1].

Jenis-Jenis Sumber Referensi

Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan referensi sehari-hari sumber-sumber referens yang sering digunakan sebagai rujukan adalah

Rujukan

  1. ^ a b c d Inotji Hajatullah, Puadah Djamilah (2000). "Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 13, LAYANAN REFERENSI" (pdf). Bogor: Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. hlm. 4,9-17. Diakses tanggal 12 April 2013. 
  2. ^ a b Soejono Trimo (1997). Reference Work & Bibliography dengan sistem modular. Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 12-17. ISBN 979-526-136-6 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan). 
  3. ^ a b c "Pelayanan Referensi" (pdf). Bogor. hlm. 1. Diakses tanggal 22 April 2013. 
  4. ^ Dian Wulandari, Pustakawan Universitas Kristen Petra. "LAYANAN REFERENSI DI ERA INFORMASI:MENJALANKAN FUNGSI PENDIDIK PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI" (pdf). Bogor. hlm. 1. Diakses tanggal 22 April 2013. 
  5. ^ "Bab II Kajian teoritis" (pdf). Bogor. hlm. 18-19. Diakses tanggal 22 April 2013. 

Pranala luar