Lada: Perbedaan antara revisi
k clean up, adding template and category using AWB |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{inuseBP|BP47Dhorifah|25 April 2014|1 April 2014}} |
|||
{{kegunaanlain}} |
{{kegunaanlain}} |
||
{{Taxobox |
{{Taxobox |
Revisi per 22 April 2014 04.20
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP47Dhorifah (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 25 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 1 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP47Dhorifah (Kontrib • Log) 3656 hari 151 menit lalu. |
Lada | |
---|---|
Lada | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | P. nigrum
|
Nama binomial | |
Piper nigrum |
Lada atau merica (Piper nigrum L.) adalah rempah-rempah berwujud bijian yang dihasilkan oleh tumbuhan dengan nama sama. Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan penting di Dunia Lama. Pada masa lampau harganya sangat tinggi sehingga menjadi salah satu pemicu penjelajahan orang Eropa ke Asia Timur untuk menguasai perdagangannya dan, dengan demikian, mengawali sejarah kolonisasi Afrika, Asia, dan Amerika.
Di Indonesia, lada terutama dihasilkan di Pulau Bangka. Lada disebut sahang dalam bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Banjar, Melayu Belitung, Melayu Sambas, dan lain-lain.
Galeri
-
Lada berusia tiga tahun di Bangka.
-
Lada berusia delapan tahun di Bangka.
Sumber: Foto koleksi Tropenmuseum, Amsterdam.
Pranala luar
- (Inggris) Manfaat nutrisi yang terkadung dalam lada hitam
- (Inggris) Sejarah budidaya lada di Asia Selatan