Azrul Azwar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 78: Baris 78:
{{s-off}}
{{s-off}}
{{s-bef|before=[[Rivai Harahap]]}}
{{s-bef|before=[[Rivai Harahap]]}}
{{s-ttl|title=[[Kwartir Nasional|Ketua Kwartir Nasional]]|years=2003–sekarang}}
{{s-ttl|title=[[Kwartir Nasional|Ketua Kwartir Nasional]]|years=2003–2013}}
{{s-aft|after=[[Adhyaksa Dault]]}}
{{s-inc}}
{{s-inc}}
{{s-end}}
{{s-end}}

Revisi per 26 Januari 2014 01.56

Azrul Azwar
Berkas:Prof. Dr. dr. Azrul Azwar.jpg
Lahir6 Juni 1945 (umur 78)
Belanda Kutacane, Nanggroe Aceh Darussalam, Hindia Belanda
KebangsaanIndonesia
PekerjaanDokter
Dikenal atasKetua Kwarnas Gerakan Pramuka

Azrul Azwar (lahir 6 Juni 1945) adalah seorang dokter dan ahli kesehatan masyarakat asal Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia dan Ketua Stikes Binawan Jakarta. Dilingkungan pemerintahan, Azrul pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, sedangkan di almamaternya, Universitas Indonesia, Azrul adalah Guru Besar Ilmu Kedokteran Komunitas dan pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai Komisaris PT Kimia Farma, Tbk, serta Komisaris Utama PT Indo Farma, Tbk.

Kehidupan

Azrul lahir dari pasangan perantau Minangkabau. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1972). Kemudian ia memperdalam ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kedokteran pencegahan di universitas yang sama. Lima tahun kemudian, Azrul memperoleh gelar MPH dari School of Public Health University of Hawaii. Pada tahun 1991-1996, ia menimba ilmu kembali dan memperoleh gelar doktor dalam ilmu kedokteran dengan hasil yudisium cumlaude.[1]

Pada tahun 1973 Azrul menikah dengan Dr Rihna Azrul Azwar, teman se almamaternya, dan dikaruniai 3 orang putra, Aidil Nusantara, Ilham Samudera dan Imam Dirgantara, serta 3 orang cucu, semuanya puteri.

Kebiasaanya dalam menulis dituangkannya dalam beberapa judul buku dan artikel mengenai kesehatan. Selain itu, ia juga menulis beberpa novel, antara lain Dik Atun dan Mimi.[2] Menjadi Pemimpin Redaksi majalah kesehatan beberapa kali dijalaninya, seperti pada Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. Di samping hobi menulis, ia juga aktif berorganisasi. Azrul pernah menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ketua Umum Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI), Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, serta Ketua Umum Masyarakat Perlebahan Indonesia.

Azrul juga merupakan salah satu dokter asal Indonesia yang banyak terlibat dalam berbagai organisasi kesehatan dunia, antara lain menjadi konsultan World Health Organization (WHO), konsultan International Organization of Migration (IOM), Wakil Presiden Medical Association of ASEAN, Presiden World Medical Association (WMA), Presiden Confederation of Medical Association in Asia & Oceania (CMAAO), Ketua Umum Asean Scout Association for Regional Cooperation (ASARc) serta Ketua Umum Asean Regional Primary Health Care Cooperation (ARPAc)

Penghargaan

  • Adi Jasa Utama, Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta
  • First Class Citation Medal, Thailand Scout Organization, Bangkok
  • Silver Hawk Medal, Japan Scout Association, Tokyo
  • Tanda Kehormatan Melati, Gerakan Pramuka Indonesia, Jakarta
  • Pinggat Semangat Rimba Emas, Malaysian Scout Association, Kuala Lumpur
  • Silver Lion Medal, Singapore Scout Association, Singapore
  • Top Achievement Scout Medal, Association of Top Achievement Scout, Kuala Lumpur
  • Friendship Award, Korean Scout Association, Seoul

Karya

  • Dik Atun (novel), 1969
  • Menanti Bayi Pertama, 1975
  • Menanti Kelahiran Bayi, 1976
  • Seteguh-teguh Hati Perempuan, 1977
  • Dasar-dasar perencanaan di bidang kesehatan, 1979
  • Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, 1979
  • Klinik Sterilisasi Sukarela, 1980
  • Puskemas dan usaha kesehatan pokok, 1980
  • Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa, 1980
  • Pengantar Ilmu Kedokteran Pencegahan, 1981
  • Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat, 1981
  • Bunga Rampai Dokter Keluarga, 1983
  • Pengantar Pendidikan Kesehatan, 1983
  • Perkawinan dan Kehamilan pada Wanita Muda Usia, 1987
  • Pengantar Epidemiologi, 1988
  • Panduan Pemantauan Mutu Pelayanan Kontrasepsi Mantap, 1989
  • Kesehatan Kini dan Esok, 1990
  • Seputar Masalah Kesehatan, 1990
  • Kenang-kenangan Tiga Zaman, 1990
  • Profesi Kedokteran, Tantangan dan Harapan, 1991
  • Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesahatan, 1994
  • Menuju Pelayanan Kesehatan yang Lebih Bermutu, 1996
  • Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, 1996
  • Pengantar Administrasi Kesehatanm, 1996
  • Dokter Keluarga, 2002
  • Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat, 2002
  • Reformasi Pelayanan Kesehatan, 2004
  • Standardisasi Pelayanan Kesehatan, 2004
  • Primer on Family Medicine, 2004

Catatan kaki

  1. ^ Ohiao Halawa, Liku-liku Profesi Dokter: Profil 10 Dokter Favorit Indonesia: Volume 1, 1993
  2. ^ Majalah Horison, Asrul Azwar, Jajasan Indonesia, 1970

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Rivai Harahap
Ketua Kwartir Nasional
2003–2013
Diteruskan oleh:
Adhyaksa Dault
Petahana