Wakizashi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 30 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q221693
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Edo period Wakizashi.jpg|thumb|350px|Peletakan pedang gaya Wakizashi, zaman Edo,abad ke-19]]
[[Berkas:Edo period Wakizashi.jpg|thumb|350px|Peletakkan pedang gaya wakizashi [[zaman Edo]] pada abad ke-19.]]
'''Wakizashi''' ([[bahasa Jepang]]: 脇差) adalah [[pedang]] [[Jepang]] tradisional dengan panjang mata bilah antara 30 dan 60 [[sentimeter]] (antara 12 hingga 24 inci), serupa tetapi lebih pendek bila dibandingkan dengan [[katana]] yang sering dikenakan bersama-sama. Apabila dikenakan bersama, pasangan pedang ini dikenali sebagai [[daisho]], yang apabila diterjemahkan secara harafiah sebagai "besar dan kecil"; "dai" atau besar untuk katana, dan "sho" untuk wakizashi.
'''Wakizashi''' ({{lang-ja|脇差}}) adalah [[pedang]] [[tradisional]] [[Jepang]] dengan panjang mata bilah antara 30 hingga 60 [[sentimeter]] (antara 12 hingga 24 inci). Pedang ini serupa dengan [[katana]], tetapi lebih pendek. Wakizashi sering dikenakan bersama katana. Apabila dikenakan bersama, pasangan pedang ini disebut [[daisho]], yang apabila diterjemahkan secara harafiah sebagai "besar dan kecil"; "dai" atau besar untuk katana, dan "sho" untuk wakizashi.


Wakizashi diperbuat dengan bentuk "''zukuri''" dan "''niku''" yang berbeda, dan biasanya, tebal bilah pedangnya lebih tipis dibandingkan dengan katana. Ia seringkali dikatakan mempunyai "''kurang niku''" (yang artnya secara harfiah 'daging', ukuran bagaimana bengkoknya ''convex'' mata bilah itu) dan dengan itu memotong sasaran "''lembuh''" lebih dashyat berbanding katana.
Wakizashi dibuat dengan bentuk "''zukuri''" dan "''niku''" yang berbeda. Biasanya, tebal bilah pedangnya lebih tipis dibandingkan dengan katana. Wakizashi seringkali dikatakan mempunyai "''kurang niku''" (yang arti secara harfiahnya adalah 'daging', ukuran bagaimana bengkoknya ''convex'' mata bilah itu). Dengan begitu, wakizashi dapat memotong sasaran "''lembuh''" lebih dashyat dibandingkan katana.


Wakizashi digunakan sebagai senjata [[samurai]] apabila tidak ada Katana. Apabila memasuki bangunan suci atau bangunan istana, samurai akan meninggalkan katananya pada para pengawal pada pintu masuk. Namun, wakizashi selalu tetap dibawa pada setiap waktu, dan dengan itu, ia menjadi senjata bagi samurai, serupa seperti penggunaan [[pistol]] bagi tentara. Seseorang samurai akan mengenakannya ketika dia sadar bahkan sewaktu mereka tidur, senjata itu tetap berada disampingnya. Pada masa silam, terutamanya semasa perang saudara, [[tanto]] dikenakan bagi menggantikan wakizashi.
Wakizashi digunakan sebagai senjata [[samurai]] apabila tidak ada Katana. Di saat memasuki bangunan suci atau bangunan [[istana]], samurai akan meninggalkan katananya pada para pengawal pada pintu masuk. Namun, wakizashi selalu tetap dibawa pada setiap waktu dan menjadi senjata bagi samurai seperti penggunaan [[pistol]] bagi tentara. Seorang samurai tetap mengenakan senjata ini ketika tidur dengan tetap menempatkannya berada di sampingnya. Pada masa silam, terutamanya semasa perang saudara, [[tanto]] digunakan sebagai pengganti wakizashi.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Tachi]]
{{Commons|Category:Wakizashi}}
* [[tachi]]
* [[Tsurugi]]
* [[tsurugi]]
* [[Saya (pedang)|Saya]]

* [[saya (pedang)|saya]].
== Pranala luar ==
{{Commons category|Wakizashi}}
* {{en}} [http://www.militaria.co.za/nmb/ Nihonto message board forum]
* {{en}} [http://home.earthlink.net/~steinrl/nihonto.htm Richard Stein's Japanese sword guide]


{{pedang jepang}}
{{pedang jepang}}


[[Kategori:Pedang]]
[[Kategori:Jepang]]
[[Kategori:Jepang]]
[[Kategori:Senjata tajam]]

Revisi per 22 Januari 2014 13.37

Peletakkan pedang gaya wakizashi zaman Edo pada abad ke-19.

Wakizashi (Jepang: 脇差) adalah pedang tradisional Jepang dengan panjang mata bilah antara 30 hingga 60 sentimeter (antara 12 hingga 24 inci). Pedang ini serupa dengan katana, tetapi lebih pendek. Wakizashi sering dikenakan bersama katana. Apabila dikenakan bersama, pasangan pedang ini disebut daisho, yang apabila diterjemahkan secara harafiah sebagai "besar dan kecil"; "dai" atau besar untuk katana, dan "sho" untuk wakizashi.

Wakizashi dibuat dengan bentuk "zukuri" dan "niku" yang berbeda. Biasanya, tebal bilah pedangnya lebih tipis dibandingkan dengan katana. Wakizashi seringkali dikatakan mempunyai "kurang niku" (yang arti secara harfiahnya adalah 'daging', ukuran bagaimana bengkoknya convex mata bilah itu). Dengan begitu, wakizashi dapat memotong sasaran "lembuh" lebih dashyat dibandingkan katana.

Wakizashi digunakan sebagai senjata samurai apabila tidak ada Katana. Di saat memasuki bangunan suci atau bangunan istana, samurai akan meninggalkan katananya pada para pengawal pada pintu masuk. Namun, wakizashi selalu tetap dibawa pada setiap waktu dan menjadi senjata bagi samurai seperti penggunaan pistol bagi tentara. Seorang samurai tetap mengenakan senjata ini ketika tidur dengan tetap menempatkannya berada di sampingnya. Pada masa silam, terutamanya semasa perang saudara, tanto digunakan sebagai pengganti wakizashi.

Lihat pula

Pranala luar