Bediding: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Okkisafire (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7: Baris 7:


==Waktu dan proses terjadi==
==Waktu dan proses terjadi==
Proses turunnya suhu udara selama musim kemarau atau ''bediding'' disebabkan oleh beberapa hal.
Periode bediding terjadi sekitar bulan Juli hingga Agustus. Musim Bediding terjadi karena pada bulan-bulan tersebut, posisi matahari berada pada posisi terjauh di sebelah utara garis katulistiwa sehingga menyebabkan belahan bumi sebelah utara menjadi panas dan belahan bumi selatan menjadi dingin. Letak pulau Jawa yang berada di sebelah selatan garis katulistiwa menyebabkan [[pulau Jawa]] menjadi lebih dingin daripada biasanya. Angin musim dingin dari Australia juga menjadi andil dalam menjadikan pulau Jawa menjadi lebih dingin.{{citation needed}}


===Pergerakan semu matahari===
Menurut Subekti, Kepala Stasiun [[Klimatologi]], [[Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika]] (BMKG) [[Karangploso, Malang]], suhu udara dingin ini dipengaruhi siklus [[musim kemarau]] yang menyebabkan terjadi pelepasan energi bumi langsung ke daerah yang lebih tinggi. Sedangkan pada [[musim penghujan]], panas bumi tertahan awan sehingga dipantulkan kembali ke bumi dan suhu udara menjadi lebih panas dibandingkan musim kemarau.<ref name=berita/>
Periode bediding terjadi sekitar bulan Juli hingga Agustus. Musim Bediding terjadi karena pada bulan-bulan tersebut, posisi matahari berada pada posisi terjauh di sebelah utara garis katulistiwa sehingga menyebabkan belahan bumi sebelah utara menjadi panas dan belahan bumi selatan menjadi dingin. Letak pulau Jawa yang berada di sebelah selatan garis katulistiwa menyebabkan [[pulau Jawa]] menjadi lebih dingin daripada biasanya. Angin musim dingin dari Australia juga menjadi andil dalam menjadikan pulau Jawa menjadi lebih dingin.

Praktisi Cuaca dan Kelautan [[Badan Meteorologi dan Geofisika]] (BMG) Maritim [[Tanjung Perak]] [[Surabaya]], Eko Prasetyo, menjelaskan saat posisi pergerakan semu matahari tepat di 23,5° [[Lintang Utara]] (LU), belahan bumi selatan khususnya [[Australia]] memasuki [[musim dingin]]. Angin yang bertiup dari Benua Australia atau angin dari Timur dan Tenggara juga mempengaruhi suhu udara sebagian besar wilayah di Indonesia. Berdasarkan catatan data base [[BMG]] Maritim, suhu minimum yang pernah dicapai tujuh tahun terakhir (sebelum tahun 2007) adalah 19°C pada tanggal 1 Juni 2004.<ref name=beritasore>Ant. 12 Juni 2007. [http://beritasore.com/2007/06/12/indonesia-masuk-musim-bediding/ "Berita Sore", Indonesia Masuk Musim “Bediding”].</ref>

===Pelepasan kalor ke luar angkasa===
{{lihat pula|Efek rumah kaca}}
Menurut Subekti, Kepala Stasiun [[Klimatologi]], [[Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika]] (BMKG) [[Karangploso, Malang]], suhu udara dingin ini dipengaruhi siklus [[musim kemarau]] yang menyebabkan terjadi pelepasan energi bumi langsung ke daerah yang lebih tinggi. Sedangkan pada [[musim penghujan]], panas bumi tertahan awan sehingga dipantulkan kembali ke bumi dan suhu udara menjadi lebih panas dibandingkan musim kemarau.<ref name=berita/> Puguh D., prakirawan [[BMG]] Juanda, juga menjelaskan bahwa fenomena dingin yang dirasakan di sebagian wilayah Indonesia juga dipengaruhi jumlah awan di langit akibat [[musim kemarau]]. Karena hampir tidak ada awan saat malam hari, radiasi matahari yang diserap bumi saat siang akan kembali ke atas tanpa ada halangan awan sehingga suhu jadi dingin.<ref name=beritasore/>


==Dampak bediding terhadap pertanian dan peternakan==
==Dampak bediding terhadap pertanian dan peternakan==

Revisi per 17 Januari 2014 06.11

Bediding adalah sebuah istilah dalam bahasa Jawa untuk menyebut perbedaan suhu yang mencolok khususnya di awal musim kemarau. Suhu udara menjadi sangat dingin menjelang malam hingga pagi, sementara di siang hari suhu melonjak hingga panas menyengat. Perubahan suhu yang demikian terjadi selama tiga hingga empat bulan dan selalu pada pertengahan tahun, antara bulan Juni sampai Agustus.[1]

Suhu udara pada masa musim bediding memang tidak sedingin di daerah subtropis seperti Eropa, tetapi sudah dapat membuat badan menggigil kedinginan, terutama di dataran tinggi seperti dataran tinggi Dieng.

Perubahan suhu

Daerah tropis memiliki suhu hangat yang biasanya mempunyai suhu diatas 22°Celcius. Namun, pada musim bediding, suhu udara di beberapa tempat di Pulau Jawa bisa turun drastis. Misalnya suhu di Kota Malang di tahun 2013 mencapai 17,5°C di pagi hari.[2] Bahkan, di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, suhu udara pada tahun 2012 tercatat mencapai -5°C dan pada tahun 2013 mencapai -2°C sehingga sesekali terdapat hamparan salju tipis saat pagi hari karena embun yang membeku.[butuh rujukan] Karena bediding terjadi pada musim kemarau, hampir dipastikan tidak ada hujan selama periode ini.

Waktu dan proses terjadi

Proses turunnya suhu udara selama musim kemarau atau bediding disebabkan oleh beberapa hal.

Pergerakan semu matahari

Periode bediding terjadi sekitar bulan Juli hingga Agustus. Musim Bediding terjadi karena pada bulan-bulan tersebut, posisi matahari berada pada posisi terjauh di sebelah utara garis katulistiwa sehingga menyebabkan belahan bumi sebelah utara menjadi panas dan belahan bumi selatan menjadi dingin. Letak pulau Jawa yang berada di sebelah selatan garis katulistiwa menyebabkan pulau Jawa menjadi lebih dingin daripada biasanya. Angin musim dingin dari Australia juga menjadi andil dalam menjadikan pulau Jawa menjadi lebih dingin.

Praktisi Cuaca dan Kelautan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo, menjelaskan saat posisi pergerakan semu matahari tepat di 23,5° Lintang Utara (LU), belahan bumi selatan khususnya Australia memasuki musim dingin. Angin yang bertiup dari Benua Australia atau angin dari Timur dan Tenggara juga mempengaruhi suhu udara sebagian besar wilayah di Indonesia. Berdasarkan catatan data base BMG Maritim, suhu minimum yang pernah dicapai tujuh tahun terakhir (sebelum tahun 2007) adalah 19°C pada tanggal 1 Juni 2004.[3]

Pelepasan kalor ke luar angkasa

Menurut Subekti, Kepala Stasiun Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, suhu udara dingin ini dipengaruhi siklus musim kemarau yang menyebabkan terjadi pelepasan energi bumi langsung ke daerah yang lebih tinggi. Sedangkan pada musim penghujan, panas bumi tertahan awan sehingga dipantulkan kembali ke bumi dan suhu udara menjadi lebih panas dibandingkan musim kemarau.[2] Puguh D., prakirawan BMG Juanda, juga menjelaskan bahwa fenomena dingin yang dirasakan di sebagian wilayah Indonesia juga dipengaruhi jumlah awan di langit akibat musim kemarau. Karena hampir tidak ada awan saat malam hari, radiasi matahari yang diserap bumi saat siang akan kembali ke atas tanpa ada halangan awan sehingga suhu jadi dingin.[3]

Dampak bediding terhadap pertanian dan peternakan

Perubahan suhu kolam lele yang drastis antara siang dan malam hari selama periode bediding akan menyebabkan penyakit whitespot yang dapat mengakibatkan kematian pada lele. Selain itu, lele mudah terserang banyak penyakit ketika suhu kolam kurang dari 25°C.[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Situs Virtual Komunitas Warga Jatipuro. Juli 2013. Musim Bediding.
  2. ^ a b Num dan Ted. 19 Juli 2013. Musim Bediding, Suhu di Malang Capai 17 Derajat Celicius.
  3. ^ a b Ant. 12 Juni 2007. "Berita Sore", Indonesia Masuk Musim “Bediding”.
  4. ^ Belilele. 29 Mei 2012. Bediding Datang! Hati-Hati dengan Lele Anda..

Pranala luar