Krepa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Addbot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 12 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q2044671
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- asal-usul + asal usul )
Baris 16: Baris 16:
Pada mulanya, ia hidup di hutan bersama dengan adiknya yang bernama Krepi. Suatu ketika Prabu [[Santanu]] dari [[Hastinapura]] berburu ke tengah hutan. Karena merasa kasihan dengan keadaan mereka, ia memungut Krepa dan Krepi, lalu diberi pendidikan. Karena kemahiran Krepa dalam ilmu menggunakan senjata, akhirnya ia diangkat menjadi pejabat di [[Hastinapura]] dan diberi kepercayaan untuk mendidik para pangeran Kuru ([[Pandawa]] dan [[Korawa]]).
Pada mulanya, ia hidup di hutan bersama dengan adiknya yang bernama Krepi. Suatu ketika Prabu [[Santanu]] dari [[Hastinapura]] berburu ke tengah hutan. Karena merasa kasihan dengan keadaan mereka, ia memungut Krepa dan Krepi, lalu diberi pendidikan. Karena kemahiran Krepa dalam ilmu menggunakan senjata, akhirnya ia diangkat menjadi pejabat di [[Hastinapura]] dan diberi kepercayaan untuk mendidik para pangeran Kuru ([[Pandawa]] dan [[Korawa]]).


Ketika [[Karna]] menantang [[Arjuna]] di sebuah stadion, Krepa menanyakan asal-usul Karna. Pertanyaan itu tidak bisa dijawab Karna. Akhirnya Duryodana datang lalu membela Karna. Ia juga mengangkat Karna menjadi raja di [[kerajaan Angga|Angga]].
Ketika [[Karna]] menantang [[Arjuna]] di sebuah stadion, Krepa menanyakan asal usul Karna. Pertanyaan itu tidak bisa dijawab Karna. Akhirnya Duryodana datang lalu membela Karna. Ia juga mengangkat Karna menjadi raja di [[kerajaan Angga|Angga]].


Krepa berperang pada pihak [[Korawa]] pada saat [[Baratayuda]] ([[Perang di Kurukshetra|perang keluarga Bharata]]). Sebelum berperang, [[Yudistira]] memberi penghormatan kepadanya. Krepa mengatakan bahwa ia tidak bisa dibunuh. Meskipun demikian, hal itu tidak membuat Korawa menang. Krepa juga berkata bahwa kemenangan sesungguhnya berpihak pada tokoh yang benar, yaitu para [[Pandawa]].
Krepa berperang pada pihak [[Korawa]] pada saat [[Baratayuda]] ([[Perang di Kurukshetra|perang keluarga Bharata]]). Sebelum berperang, [[Yudistira]] memberi penghormatan kepadanya. Krepa mengatakan bahwa ia tidak bisa dibunuh. Meskipun demikian, hal itu tidak membuat Korawa menang. Krepa juga berkata bahwa kemenangan sesungguhnya berpihak pada tokoh yang benar, yaitu para [[Pandawa]].

Revisi per 1 Januari 2014 15.21

Krepa
Krepa dalam versi pewayangan Jawa
Krepa dalam versi pewayangan Jawa
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaKrepa
Ejaan IASTKṛ(ri)pa
Nama lainAcharya
Bagawan Kripa
GelarAcarya; Ciranjiwin
Kitab referensiMahabharata; Bhagawadgita
KediamanHastinapura
KastaBrahmana
ProfesiGuru di Hastinapura

Krepa atau Kripa (Kṛpa; Kripacharya), adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan putera Resi Saradwana dan Janapadi, dan menjadi guru para pangeran Kuru di Hastinapura.

Pada mulanya, ia hidup di hutan bersama dengan adiknya yang bernama Krepi. Suatu ketika Prabu Santanu dari Hastinapura berburu ke tengah hutan. Karena merasa kasihan dengan keadaan mereka, ia memungut Krepa dan Krepi, lalu diberi pendidikan. Karena kemahiran Krepa dalam ilmu menggunakan senjata, akhirnya ia diangkat menjadi pejabat di Hastinapura dan diberi kepercayaan untuk mendidik para pangeran Kuru (Pandawa dan Korawa).

Ketika Karna menantang Arjuna di sebuah stadion, Krepa menanyakan asal usul Karna. Pertanyaan itu tidak bisa dijawab Karna. Akhirnya Duryodana datang lalu membela Karna. Ia juga mengangkat Karna menjadi raja di Angga.

Krepa berperang pada pihak Korawa pada saat Baratayuda (perang keluarga Bharata). Sebelum berperang, Yudistira memberi penghormatan kepadanya. Krepa mengatakan bahwa ia tidak bisa dibunuh. Meskipun demikian, hal itu tidak membuat Korawa menang. Krepa juga berkata bahwa kemenangan sesungguhnya berpihak pada tokoh yang benar, yaitu para Pandawa.

Ketika Baratayuda berakhir, dari pihak Korawa hanya Krepa, Kertawarma dan Aswatama yang masih hidup. Karena Aswatama marah dengan kekejaman Drestadyumna dari pihak Pandawa yang telah membunuh ayahnya, maka ia menyusup ke kemah Pandawa pada malam hari untuk melampiaskan dendam. Krepa turut serta. Setelah melakukan pembalasan, mereka kabur. Para Pandawa menyusul Aswatama ke tengah hutan, dimana Resi Byasa tinggal. Disana, Aswatama diadili dan dikutuk.

Setelah perang berakhir, Krepa tinggal di Hastinapura untuk mendidik penerus Dinasti Kuru. Di antaranya ialah Parikesit dan Janamejaya.

Krepa juga dikenal sebagai Ciranjiwin, atau "makhluk berumur panjang".