Hamengkubuwana V: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sastrosiswa (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Sastrosiswa (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{noref}}
{{noref}}
'''Sri Sultan Hamengkubuwana V''' ([[bahasa Jawa]]: '''Sri Sultan Hamengkubuwono V''', lahir: [[20 Agustus]] [[1821]] – meninggal tahun [[1855]]) adalah sultan kelima [[Kesultanan Yogyakarta]], yang berkuasa tanggal [[19 Desember]] [[1823]] - [[17 Agustus]] [[1826]], dan kemudian dari [[17 Januari]] [[1828]] - [[5 Juni]] [[1855]] yang diselingi oleh pemerintahan [[Hamengkubuwana II]] karena ketidakstabilan politik dalam Kesultanan Yogyakarta saat itu.
'''Sri Sultan Hamengkubuwana V''' ([[bahasa Jawa]]: '''Sri Sultan Hamengkubuwono V''', {{lahirmati||24|1|1820||5|6|1855}}) adalah sultan kelima [[Kesultanan Yogyakarta]], yang berkuasa tanggal [[19 Desember]] [[1823]] - [[17 Agustus]] [[1826]], dan kemudian dari [[17 Januari]] [[1828]] - [[5 Juni]] [[1855]] yang diselingi oleh pemerintahan [[Hamengkubuwana II]] karena ketidakstabilan politik dalam Kesultanan Yogyakarta saat itu.


== Riwayat pemerintahan ==
== Riwayat pemerintahan ==
Baris 15: Baris 15:
== Galeri foto ==
== Galeri foto ==
<gallery>
<gallery>
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Ratoe Kedaton de hoofdvrouw van Hamengkoe Boewono V van Djogjakarta TMnr 60009408.jpg|[[Ratu Kedaton]], ''garwa padmi'' (istri utama) Hamengkubuwana V Yogyakarta
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Ratoe Kedaton de hoofdvrouw van Hamengkoe Boewono V van Djogjakarta TMnr 60009408.jpg|[[Gusti Kangjeng Ratu Kadhaton]], ''garwa padmi'' (permaisuri) Sultan Hamengkubuwana V
</gallery>
</gallery>



Revisi per 1 Januari 2014 11.42

Sri Sultan Hamengkubuwana V (bahasa Jawa: Sri Sultan Hamengkubuwono V, 24 Januari 1820 – 5 Juni 1855) adalah sultan kelima Kesultanan Yogyakarta, yang berkuasa tanggal 19 Desember 1823 - 17 Agustus 1826, dan kemudian dari 17 Januari 1828 - 5 Juni 1855 yang diselingi oleh pemerintahan Hamengkubuwana II karena ketidakstabilan politik dalam Kesultanan Yogyakarta saat itu.

Riwayat pemerintahan

Nama asli Sri Sultan Hamengkubuwana V adalah Gusti Raden Mas Gathot Menol, putra keenam Hamengkubuwana IV yang lahir pada tanggal 24 Januari 1820 dari permaisuri Gusti Kangjeng Ratu Kencono. Sewaktu dewasa ia bergelar Pangeran Mangkubumi. Beliau juga pernah mendapat pangkat Letnan Kolonel tahun 1839 dan Kolonel tahun 1847 dari pemerintah Hindia Belanda. Melihat tahun pemerintahannya dimulai tahun 1823 sedang lahirnya adalah tahun 1820 maka Sultan Hamengku Buwono V waktu permulaan bertahta baru berumur 3 (dua) tahun.

Hamengkubuwana V sendiri mendekatkan hubungan Keraton Yogyakarta dengan pemerintahan Hindia-Belanda yang berada di bawah Kerajaan Belanda, untuk melakukan taktik perang pasif, dimana ia menginginkan perlawanan tanpa pertumpahan darah. Sri Sultan Hamengkubuwana V mengharapkan dengan dekatnya pihak keraton Yogyakarta dengan pemerintahan Belanda akan ada kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak keraton dan Belanda, sehingga kesejahteraan dan keamanan rakyat Yogyakarta dapat terpelihara.

Kebijakan Hamengkubuwana V tersebut ditanggapi dengan tentangan oleh beberapa kanjeng abdi dalem dan adik Sultan HB V sendiri, yaitu Gusti Raden Mas Mustojo (nantinya naik tahta bergelar Hamengkubuwana VI). Mereka menganggap tindakan Sultan HB V adalah tindakan yang mempermalukan Keraton Yogyakarta sebagai pengecut, sehingga dukungan terhadap Sultan Hamengkubuwana V pun berkurang dan banyak yang memihak adik sultan untuk menggantikan sultan dengan GRM Mustojo. Keadaan semakin menguntungkan GRM Mustojo setelah ia berhasil mempersunting putri Kesultanan Brunai dan menjalin ikatan persaudaraan dengan Kesultanan Brunai. Kekuasaan Sultan Hamengkubuwana V semakin terpojok setelah timbul konflik di dalam tubuh keraton yang melibatkan istri ke-5 sultan sendiri, Kangjeng Mas Hemawati. Sri Sultan Hamengkubuwana V hanya mendapatkan dukungan dari rakyat yang merasakan pemerintahan yang aman dan tenteram selama masa pemerintahannya.

Sri Sultan Hamengkubuwana V wafat pada tahun 1855 dalam sebuah peristiwa yang hanya sedikit diketahui orang, peristiwa itu dikenal dengan wereng saketi tresno ("wafat oleh yang dicinta"), Sri Sultan meninggal setelah ditikam oleh istri ke-5-nya, yaitu Kangjeng Mas Hemawati, yang sampai sekarang tidak diketahui apa penyebab istrinya berani membunuh Sultan, suaminya. Sultan HB V mendapat gelar Sinuhun Menol.

Tidak lama setelah Sultan Hamengkubuwana V meninggal, tiga bulan kemudian permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwana V pun meninggal setelah jatuh sakit semenjak suaminya meninggal. Kedudukan sultan pun digantikan oleh adiknya, GRM Mustojo, bergelar Hamengkubuwana VI.

Galeri foto

Kepustakaan

  • M.C. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  • Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu

Pranala luar

Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Hamengkubuwana IV
Raja Kesultanan Yogyakarta
1823-1826
Diteruskan oleh:
Hamengkubuwana II
Didahului oleh:
Hamengkubuwana II
Raja Kesultanan Yogyakarta
1828-1855
Diteruskan oleh:
Hamengkubuwana VI