Percetakan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Yanu Tri (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 6833939 oleh 110.136.187.99 (bicara)
Percetakan (bicara | kontrib)
Baris 21: Baris 21:


Relief uang logam menimbulkan ide untuk membuat permukaan dengan tinggi bervariasi. Hal ini dikenal dengan nama [[cetak tinggi]].
Relief uang logam menimbulkan ide untuk membuat permukaan dengan tinggi bervariasi. Hal ini dikenal dengan nama [[cetak tinggi]].
Percetakan yang sempurna tercipta dari proses desain grafis yang sempurna, sebab desain grafis adalah sebuah proses kreatif yang memerlukan sentuhan seni-pengetahuan dan produk agar pesan dari komunikasi visual ini dapat sampai pada target yang kita bidik. Namun hal ini pun mestilah melewati tahapan lain yang tidak kalah pentingnya. Baik persiapan bahan cetakan, misal kertas, kemampuan mesin dan sumber daya manusia yang handal. Tentu tidak lupa juga dengan target market dan filosofinya. Coba bayangkan, sebuah brosur yang umumnya dilihat hanya 3-4 detik saja dapat menancap dipikiran konsumen sehingga alam bawah sadarnya akan teringat kembali ketika kelak akan membutuhkan sebuah produk yang akan digunakan, tentu ini bukan perkara mudah, dengan simbol simbol komunikasi visual yang kita sampaikan haruslah dapat mempengaruhi audiens kita. Untuk itu desain grafis dalam dunia percetakan sangat vital akan keberadaanya, namun kamipun tidaklah egois, karena setiap klien kami memliki expresi yang berbeda akan komunikasi visualnya, bersama kami andapun akan terasa nyaman seakan berada di percetakan “ku”. Untuk itulah kami ada bersama anda. http://percetakanku.co.id/


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 15 September 2013 15.20

Koran dalam proses pencetakan

Percetakan adalah sebuah proses industri untuk memproduksi secara massal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan sebuah mesin cetak. Dia merupakan sebuah bagian penting dalam penerbitan dan percetakan transaksi.

Banyak buku, koran, brosur, flyer dan majalah sekarang ini biasanya dicetak menggunakan teknik percetakan offset. Image yang akan dicetak di print di atas film lalu di transfer ke plat cetak. Warna-warna bisa didapatkan dengan menimpakan beberapa pola warna dari setiap pelat offset sekaligus.

Teknik percetakan umum lainnya termasuk cetak relief, sablon, rotogravure, dan percetakan berbasis digital seperti pita jarum, inkjet, dan laser.

Dikenal pula teknik cetak poly untuk pemberian kesan emas dan perak ke atas permukaan dan cetak emboss untuk memberikan kesan menonjol kepada kertas.

Sejarah

Percetakan mempunyai catatan sejarahnya sendiri. Sejarah menuliskan informasi tanggal dari gambar dinding gua yang berumur lebih dari 30.000 tahun. Pada tahun 2500 B.C., orang Mesir mengukir hieroglyphics pada batu. Akan tetapi, percetakan yang kita ketahui sekarang tidak ditemukan hingga lebih dari sekitar 500 tahun yang lalu.

Orang China membuat banyak penemuan. Mereka menemukan kertas di abad pertama dan moveable type yang terbuat dari tanah liat sekitar abad ke-11. Orang Korea pertama kali membuat moveable type dari perunggu pada pertengahan abad ke-13. Akan tetapi, tidak diketahui adanya hubungan antara penemuan awal orang Asia dan penemuan percetakan di Eropa pada abad ke-15.

Di Eropa, sebelum percetakan ditemukan, semua informasi yang tercatat ditulis dengan tangan. Buku-buku dengan hati-hati disalin oleh ahli tulis (scribes) yang sering menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan satu jilid buku. Metode ini begitu lambat dan mahal dan hanya sedikit orang yang memilik kesempatan atau kemampuan untuk membaca karya yang telah selesai.

Kemungkinan besar percetakan pertama kali ditemukan untuk mempermudah penduplikasian Injil. Jika sebelumnya ditulis dengan tangan di ruang scriptoria, maka sejak zaman renaisans manusia mulai berpikir untuk mempercepat proses ini lewat produksi massal.

Teknik cetak pertama kali yang dikenal dimulai dari Kota Mainz, Jerman pada tahun 1440 yang merupakan sentra kerajinan uang logam saat itu. Pertama kali metode cetak diperkenalkan oleh Johannes Gutenberg dengan inspirasi uang logam yang digesekkan dengan arang ke atas kertas.

Relief uang logam menimbulkan ide untuk membuat permukaan dengan tinggi bervariasi. Hal ini dikenal dengan nama cetak tinggi. Percetakan yang sempurna tercipta dari proses desain grafis yang sempurna, sebab desain grafis adalah sebuah proses kreatif yang memerlukan sentuhan seni-pengetahuan dan produk agar pesan dari komunikasi visual ini dapat sampai pada target yang kita bidik. Namun hal ini pun mestilah melewati tahapan lain yang tidak kalah pentingnya. Baik persiapan bahan cetakan, misal kertas, kemampuan mesin dan sumber daya manusia yang handal. Tentu tidak lupa juga dengan target market dan filosofinya. Coba bayangkan, sebuah brosur yang umumnya dilihat hanya 3-4 detik saja dapat menancap dipikiran konsumen sehingga alam bawah sadarnya akan teringat kembali ketika kelak akan membutuhkan sebuah produk yang akan digunakan, tentu ini bukan perkara mudah, dengan simbol simbol komunikasi visual yang kita sampaikan haruslah dapat mempengaruhi audiens kita. Untuk itu desain grafis dalam dunia percetakan sangat vital akan keberadaanya, namun kamipun tidaklah egois, karena setiap klien kami memliki expresi yang berbeda akan komunikasi visualnya, bersama kami andapun akan terasa nyaman seakan berada di percetakan “ku”. Untuk itulah kami ada bersama anda. http://percetakanku.co.id/

Pranala luar