Buddha: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 14: Baris 14:


== Tripitaka ==
== Tripitaka ==
Tripitaka (Sansekerta) / Tipitaka (Pali) memiliki arti Tri (Tiga) dan Pitaka (Keranjang), Tripitaka / Tipitaka berarti Tiga Keranjang kumpulan kitab suci bermateri Dhamma / Dharma ajaran-ajaran Sang Buddha.
Tripitaka (Sansekerta) / Tipitaka (Pali) memiliki arti Tri (''Tiga'') dan Pitaka (''Keranjang''), Tripitaka / Tipitaka berarti ''Tiga Keranjang'' kumpulan kitab suci bermateri Dhamma / Dharma ajaran-ajaran Sang Buddha.
# [[Vinaya Pitaka]], isinya aturan-aturan Sangha untuk Bhikkhu (Biksu) atau Bhikkhuni (Biksuni).
# [[Vinaya Pitaka]], isinya aturan-aturan Sangha untuk [[Bhikkhu]] ([[Biksu]]) atau [[Bhikkhuni]] ([[Biksuni]]).
# [[Sutta Pitaka]], isinya tentang wacana-wacana khotbah Buddha.
# [[Sutta Pitaka]], isinya tentang wacana-wacana khotbah [[Buddha]].
# [[Abhidhamma Pitaka]], isinya tentang penjelasan sistematis atau [[ilmu pengetahuan]] dari Buddha.
# [[Abhidhamma Pitaka]], isinya tentang penjelasan sistematis atau [[ilmu pengetahuan]] dari [[Buddha]].


== Tiga Mustika ==
== Tiga Mustika ==

Revisi per 10 Agustus 2013 18.05

Patung Buddha di candi Borobudur.

Buddha (Sanskerta: बुद्ध berarti. Mereka yang Sadar, Yang mencapai pencerahan sejati. dari perkataan Sanskerta: "Budh", untuk mengetahui) merupakan gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama Buddha (dianggap "Buddha bagi waktu ini"). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh bagi manusia yang telah sadar.

Penganut Buddha tidak menganggap Siddharta Gautama sebagai sang hyang Buddha pertama atau terakhir. Secara teknis, Buddha, seseorang yang menemukan Dharma atau Dhamma (yang bermaksud: Kebenaran; perkara yang sebenarnya, akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan jalan benar kepada kebebasan melalui Kesadaran, datang selepas karma yang bagus (tujuan) dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk tidak mahir ditinggalkan. Pencapaian nirwana (nibbana) di antara ketiga jenis Buddha adalah serupa, tetapi Samma-Sambuddha menekankan lebih kepada kualitas dan usaha dibandingkan dengan dua lainnya. Tiga jenis golongan Buddha adalah:

  • Samma-Sambuddha yang mendapat Kesadaran penuh tanpa guru, hanya dengan usaha sendiri
  • Pacceka-Buddha atau Pratyeka-Buddha yang menyerupai Samma-Sambuddha, tetapi senantiasa diam dan menyimpan pencapaian Dharma pada diri sendiri.
  • Savaka-Buddha yang merupakan Arahat (pengikut kesadaran), tetapi mencapai tahap Kesadaran dengan mendengar Dhamma.

Kitap Suci agama Buddha adalah Tripitaka.

Tripitaka

Tripitaka (Sansekerta) / Tipitaka (Pali) memiliki arti Tri (Tiga) dan Pitaka (Keranjang), Tripitaka / Tipitaka berarti Tiga Keranjang kumpulan kitab suci bermateri Dhamma / Dharma ajaran-ajaran Sang Buddha.

  1. Vinaya Pitaka, isinya aturan-aturan Sangha untuk Bhikkhu (Biksu) atau Bhikkhuni (Biksuni).
  2. Sutta Pitaka, isinya tentang wacana-wacana khotbah Buddha.
  3. Abhidhamma Pitaka, isinya tentang penjelasan sistematis atau ilmu pengetahuan dari Buddha.

Tiga Mustika

Tiga Mustika (Sanskrit: त्रिरत्न Triratna or रत्नत्रय Ratna-traya, Pali: तिरतन Tiratana)

  1. Buddha
  2. Dharma
  3. Sangha

Pancasila

Terdapat 5 sila dalam Pancasila Buddhis yaitu:

  1. Pannatipata veramani sikkhapadang sammadiyammi, yang artinya saya bertekat akan melatih diri untuk menghindari pembunuhan makhluk hidup.
  2. Adinnadana veramani sikkhapadang sammadiyammi, yang artinya saya bertekat akan melatih diri untuk menghindari mengambil sesuatu yang tidak diberikan.
  3. Kamesu micchacara veramani sikkhapadang samadiyami, yang artinya saya bertekat akan melatih diri untuk menghindari perbuatan asusila.
  4. Musavadha veramani sikkhapadang samadiyami, yang artinya saya bertekat akan melatih diri untuk menghindari menghindari ucapan tidak benar.
  5. Surameraya majjapamadatthana veramani sikkhapadang samadiyami, yang artinya saya bertekat akan melatih diri untuk menghindari mengonsumsi segala zat yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.

Pranala luar