Pencet Sana Pencet Sini: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 31: Baris 31:
== Sinopsis ==
== Sinopsis ==
Dono (Wahyu Sardono), Indro (Indrojoyo Kusumo) dan Kasino (Kasino Hadiwibowo) sangat ingin mempunyai mobil, tapi mereka tidak mempunyai uang. Maka kedatangan paman Dono, Dewo Sastro (Tisna S. Brata), dimanfaatkan untuk meminta mobil. Sayang Dewo Sastro sangat pelit, permintaan Dono tidak dikabulkan. Mereka ridak kehabisan akal. Dengan bantuan teman-temannya, diaturlah sandiwara penculikan Dono oleh penjahat sungguhan, Mata Satu (S. Parya) yang kebetulan kenalannya Indro. Penjahat meminta tebusan pada Dewo Sastro yang jumlahnya cukup untuk membeli mobil. Tapi oleh Mata Satu, tebusan yang diminta jauh lebih besar dari yang disepakati semula. Dono bahkan diculik sungguhan dan benar-benar akan dibunuh bila permintaannya tidak dikabulkan. Namun Dewo Sastro tetap tak mau menebus Dono. Terpaksa Kasino, Indro dan para teman wanitanya berusaha menyelamatkan Dono. Belakangan Dewo Sastro justru menghadiahkan mobil mewah pada Dono karena telah berhasil meringkus Mata Satu.<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1997 Pencet Sana Pencet Sini], diakses pada 13 September 2009</ref>
Dono (Wahyu Sardono), Indro (Indrojoyo Kusumo) dan Kasino (Kasino Hadiwibowo) sangat ingin mempunyai mobil, tapi mereka tidak mempunyai uang. Maka kedatangan paman Dono, Dewo Sastro (Tisna S. Brata), dimanfaatkan untuk meminta mobil. Sayang Dewo Sastro sangat pelit, permintaan Dono tidak dikabulkan. Mereka ridak kehabisan akal. Dengan bantuan teman-temannya, diaturlah sandiwara penculikan Dono oleh penjahat sungguhan, Mata Satu (S. Parya) yang kebetulan kenalannya Indro. Penjahat meminta tebusan pada Dewo Sastro yang jumlahnya cukup untuk membeli mobil. Tapi oleh Mata Satu, tebusan yang diminta jauh lebih besar dari yang disepakati semula. Dono bahkan diculik sungguhan dan benar-benar akan dibunuh bila permintaannya tidak dikabulkan. Namun Dewo Sastro tetap tak mau menebus Dono. Terpaksa Kasino, Indro dan para teman wanitanya berusaha menyelamatkan Dono. Belakangan Dewo Sastro justru menghadiahkan mobil mewah pada Dono karena telah berhasil meringkus Mata Satu.<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1997 Pencet Sana Pencet Sini], diakses pada 13 September 2009</ref>
ketika Dono, Kasino & Indro bersama para wanita mereka, tiba-tiba mereka dihalangi 2 orang polisi ([[Pak Tile]] & [[Diding Boneng]]) yang sebenarnya merupakan orang gila dan # orang pemuda justru mengambil seragam polisi & mereka dihalangi 1 orang polisi yang diketahui juga merupakan orang gila. & Dono, bersama Kasino & Indro ditahan di Rumah Sakit Jiwa dan meteka berusaha kabur dan akhirnya petugas RSJ menangkap 2 orang gila tersebut dan 3 orang itu tadi sudah dibebaskan.
Ketika Dono, Kasino & Indro bersama para wanita mereka untuk merayakan keberhasilan, tiba-tiba mereka dihalangi 2 orang polisi ([[Pak Tile]] & [[Diding Boneng]]) yang sebenarnya merupakan orang gila dan # orang pemuda justru mengambil seragam polisi & mereka dihalangi 1 orang polisi yang diketahui juga merupakan orang gila. & Dono, bersama Kasino & Indro ditahan di Rumah Sakit Jiwa dan meteka berusaha kabur dan akhirnya petugas RSJ menangkap 2 orang gila tersebut dan 3 orang itu tadi sudah dibebaskan.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 25 Juli 2013 22.17

Pencet Sana Pencet Sini
SutradaraAgusti Tanjung
ProduserRaam Soraya
PemeranWarkop DKI (Dono, Kasino, Indro)
Didin Syamsuddin
Diding Zeta
Malfin Shayna
S. Parya
Sally Marcellina
Simon PS
Taffana Dewi
Pak Tile
Tisna S. Brata
S. Wadhy
Yongky DP
Perusahaan
produksi
DistributorSoraya Intercine Films
Tanggal rilis
14 Maret 1994
Durasi80-menit.
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
PrekuelSaya Duluan Dong

Pencet Sana Pencet Sini adalah film drama komedi Indonesia yang diproduksi pada tahun 1994 dengan disutradarai oleh Agusti Tanjung dan dibintangi antara lain oleh Warkop DKI, Sally Marcellina, dan Taffana Dewi. Film ini adalah film terakhir Warkop DKI.

Sinopsis

Dono (Wahyu Sardono), Indro (Indrojoyo Kusumo) dan Kasino (Kasino Hadiwibowo) sangat ingin mempunyai mobil, tapi mereka tidak mempunyai uang. Maka kedatangan paman Dono, Dewo Sastro (Tisna S. Brata), dimanfaatkan untuk meminta mobil. Sayang Dewo Sastro sangat pelit, permintaan Dono tidak dikabulkan. Mereka ridak kehabisan akal. Dengan bantuan teman-temannya, diaturlah sandiwara penculikan Dono oleh penjahat sungguhan, Mata Satu (S. Parya) yang kebetulan kenalannya Indro. Penjahat meminta tebusan pada Dewo Sastro yang jumlahnya cukup untuk membeli mobil. Tapi oleh Mata Satu, tebusan yang diminta jauh lebih besar dari yang disepakati semula. Dono bahkan diculik sungguhan dan benar-benar akan dibunuh bila permintaannya tidak dikabulkan. Namun Dewo Sastro tetap tak mau menebus Dono. Terpaksa Kasino, Indro dan para teman wanitanya berusaha menyelamatkan Dono. Belakangan Dewo Sastro justru menghadiahkan mobil mewah pada Dono karena telah berhasil meringkus Mata Satu.[1] Ketika Dono, Kasino & Indro bersama para wanita mereka untuk merayakan keberhasilan, tiba-tiba mereka dihalangi 2 orang polisi (Pak Tile & Diding Boneng) yang sebenarnya merupakan orang gila dan # orang pemuda justru mengambil seragam polisi & mereka dihalangi 1 orang polisi yang diketahui juga merupakan orang gila. & Dono, bersama Kasino & Indro ditahan di Rumah Sakit Jiwa dan meteka berusaha kabur dan akhirnya petugas RSJ menangkap 2 orang gila tersebut dan 3 orang itu tadi sudah dibebaskan.

Referensi

  1. ^ Pencet Sana Pencet Sini, diakses pada 13 September 2009

Pranala luar