Salim (pelukis): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q3469771
Remontulus (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Salim''' ({{lahirmati|[[Bagansiapiapi]], [[Riau]], [[Indonesia]]|03|9|1908|[[Paris]], [[Prancis]]|13|10|2008}}) adalah seorang pelukis Indonesia yang lama menetap di Prancis. Ia merupakan pelukis seangkatan [[Affandi]].
{{translation|fr|Salim (peintre)}}
{{terjemah-fr}}
'''Salim''' (lahir 3 September 1908 dekat [[Medan]], wafat 13 Oktober 2008 di [[Paris]], [[Prancis]]<ref>{{fr}} [http://www.cyberpresse.ca/arts/arts-visuels/200810/15/01-29604-deces-du-peintre-indonesien-salim.php "Décès du peintre indonésien Salim" ("Pelukis Salim dari Indonesia meninggal")] ''cyberpresse.ca'', 15 Oktober 2008</ref>) adalah seorang pelukis Indonesia.


== Riwayat hidup ==
==Masa Kecil==
Ayah Salim seorang [[Suku Melayu|Melayu]] keturunan [[Bangsa Persia|Persia]] bernama Salahudin sementara ibunya orang Melayu tulen bernama Nuraini. Perjalanan hidup Salim sering berpindah-pindah. Di umur 11 tahun, ia merantau ke [[Kota Medan|Medan]]. Setahun kemudian, Salim pindah ke [[Belanda]] bersama orangtua angkatnya yang berkebangsaan [[Jerman]]-[[Belanda]]. Setelah tamat SMA, pada umur 20 tahun, Salim berangkat ke [[Paris]] untuk belajar melukis di [[Academie de La Grande Chaumiere]]. Tahun berikutnya, tahun 1929, ia meneruskan pendidikannya ke [[Academie Fernand Leger]].


==Masa Perjuangan Kemerdekaan==
Salim lahir di [[Sumatera Utara]] di masa [[Hindia Belanda]]. Tahun 1919, berumur 11 tahun, dia berangkat ke [[Belanda]] oleh sepasangan Jerman-Belanda yang ingin menyekolahkan dia di sana. Setelah tamat SMA tahun 1928, dia berangkat ke Paris untuk belajar melukis di [[:fr:Académie de la Grande Chaumière|Académie de la Grande Chaumière]]. Dari tahun 1929 sampai 1932, dia meneruskan pelajaran melukisnya di Académie [[:fr:Fernand Léger|Fernand Léger]].
Tahun 1929, sewaktu di [[Amsterdam]], [[Belanda]], Salim berkenalan dengan [[Mohammad Hatta]] dan [[Sutan Syahrir]]. Pertemuan tersebut membuatnya yakin dengan kebenaran perjuangan kalangan nasionalis di Hindia Belanda.
Salim berkenalan dengan [[Hatta]] dan [[Sjahrir]] di [[Amsterdam]] tahun 1929. Pertemuan ini meyakinkannya tentang kebenaran perjuangan kalangan nationalis di Hindia Belanda. Dia pulang ke tanah air tahun 1932 sebagai ''baby sitter'' keluarga Dr. [[R. M. Djoehana Wiradikarta|Djoehana]], kakak ipar Sjahrir, yang baru selesai mendapat gelar [[doktor]] [[kedokteran]] di Belanda.
Dari tahun 1932 sampai 1935, Salim bekerja pada perusahaan Java Neon Company di Batavia (kini Jakarta) sambil membantu Hatta dan Sjahrir dalam mengurus bagian pendidikan partai [[PNI]] dan majalahnya, ''Daoelat Ra'jat'' ("daulat rakyat").


Tahun 1931, Salim pulang ke Indonesia sebagai pengasuh anak keluarga [[Djoehana Wiradikarta]], kakak ipar Syahrir, yang baru saja selesai mendapat gelar kedokteran di Belanda. Di Hindia Belanda, Salim bekerja pada perusahaan Java Neon Company di Batavia sambil mengurusi [[Partai Pendidikan Nasional Indonesia]] pimpinan Hatta dan Syahrir. Majalah partai, [[Daulat Rakyat]] termasuk bidang yang diurusinya. Setelah kedua pemimpin PNI itu ditangkap dan diasingkan ke [[Kabupaten Boven Digoel|Boven Digoel]] oleh pemerintah Hindia Belanda tahun 1934, Salim kembali ke Belanda. Tahun 1935 ia pindah ke Prancis dan menekuni dunia lukis sampai akhir hayatnya.
Salim berangkat lagi ke Belanda tahun 1935 setelah Hatta dan Sjahrir ditangkap dan ditahan di [[Boven Digoel]] di [[Papua]] oleh pemerintah kolonial. Dia kembali ke Paris tahun 1936. Di sana dia hidup dari melukis, sambil sering ke Académie de la Grande Chaumière. <!-- Il retourne aux Pays-Bas en 1939 et participe à une exposition collective à Amsterdam. On commence à acheter ses peintures.
De 1940 à 1945, Salim participe à un groupe de résistants contre l'occupant nazi. Il fait des illustrations pour des livres et remet l'argent à la résistance. Il aide également des Juifs à se cacher.
L'Indonésie proclame son indépendance en 1945. L'année suivante, Salim revient à Paris, furieux de la politique des Pays-Bas qui cherchent à récupérer leur colonie. Il se rend à [[Sète]], où il gère une [[auberge de jeunesse]]. C'est à Sète qu'il tient sa première exposition propre, en 1948. Il tiendra ensuite d'autres expositions, à Amsterdam, Paris, Jakarta, Genève. Il obtient des médailles dans différents festivals en France.


==Karir Melukis==
Bien qu'il soit de temps à autre retourné dans son pays d'origine, Salim est resté en France jusqu'à sa mort. Il résidait à [[Neuilly-sur-Seine]]. -->
Usai Perang Dunia II, Salim sempat tinggal di [[Sète]]. Di kota itu, Salim menggelar pameran pertamanya. Tahun 1949, Salim juga pernah mengadakan pameran tunggal di Amsterdam yang dihadiri oleh delegasi Indonesia dalam [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB) yang diadakan di [[Den Haag]] dan mendapat banyak pujian.

Di [[Indonesia]], pamerannya pertama kali diselenggarakan tahun 1956 di [[Jakarta]] dan [[Bandung]]. Pameran lainnya diselenggarakan di tahun 1974 (Jakarta-Bandung), 1990 (Jakarta), dan 2001 ([[Bali]]).
Selain di Indonesia, Perancis, atau Belanda, Salim juga pernah menggelar pameran di [[Swiss]] dan [[Jepang]].

==Akhir Hayat==
Sejak tahun 1957, Salim tinggal di sebuah apartemen di kota Paris. Sali wafat pada Senin sore tanggal 13 Oktober 2008 akibat mengalami kesulitan pernapasan dan tekanan darah rendah. Jenazahnya dimakamkan di [[Neully-sur-Seine]].

== Pranala Luar ==
* {{fr}} [http://www.cyberpresse.ca/arts/arts-visuels/200810/15/01-29604-deces-du-peintre-indonesien-salim.php "Décès du peintre indonésien Salim" ("Pelukis Salim dari Indonesia meninggal"]
* {{id}} [http://www.riaupos.co/spesial.php?act=full&id=323&kat=7#.Ud_OmNJHLVo/ Salim, Pelukis Rohil yang Mempengaruhi Fashion Dunia Modern]
* {{id}} [http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/salim.html/ Pelukis Salim]


== Catatan ==
<references />


{{lifetime|1908|2008|Indonesia}}
{{lifetime|1908|2008|Indonesia}}

Revisi per 12 Juli 2013 09.48

Salim (03 September 1908 – 13 Oktober 2008) adalah seorang pelukis Indonesia yang lama menetap di Prancis. Ia merupakan pelukis seangkatan Affandi.

Masa Kecil

Ayah Salim seorang Melayu keturunan Persia bernama Salahudin sementara ibunya orang Melayu tulen bernama Nuraini. Perjalanan hidup Salim sering berpindah-pindah. Di umur 11 tahun, ia merantau ke Medan. Setahun kemudian, Salim pindah ke Belanda bersama orangtua angkatnya yang berkebangsaan Jerman-Belanda. Setelah tamat SMA, pada umur 20 tahun, Salim berangkat ke Paris untuk belajar melukis di Academie de La Grande Chaumiere. Tahun berikutnya, tahun 1929, ia meneruskan pendidikannya ke Academie Fernand Leger.

Masa Perjuangan Kemerdekaan

Tahun 1929, sewaktu di Amsterdam, Belanda, Salim berkenalan dengan Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir. Pertemuan tersebut membuatnya yakin dengan kebenaran perjuangan kalangan nasionalis di Hindia Belanda.

Tahun 1931, Salim pulang ke Indonesia sebagai pengasuh anak keluarga Djoehana Wiradikarta, kakak ipar Syahrir, yang baru saja selesai mendapat gelar kedokteran di Belanda. Di Hindia Belanda, Salim bekerja pada perusahaan Java Neon Company di Batavia sambil mengurusi Partai Pendidikan Nasional Indonesia pimpinan Hatta dan Syahrir. Majalah partai, Daulat Rakyat termasuk bidang yang diurusinya. Setelah kedua pemimpin PNI itu ditangkap dan diasingkan ke Boven Digoel oleh pemerintah Hindia Belanda tahun 1934, Salim kembali ke Belanda. Tahun 1935 ia pindah ke Prancis dan menekuni dunia lukis sampai akhir hayatnya.

Karir Melukis

Usai Perang Dunia II, Salim sempat tinggal di Sète. Di kota itu, Salim menggelar pameran pertamanya. Tahun 1949, Salim juga pernah mengadakan pameran tunggal di Amsterdam yang dihadiri oleh delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diadakan di Den Haag dan mendapat banyak pujian.

Di Indonesia, pamerannya pertama kali diselenggarakan tahun 1956 di Jakarta dan Bandung. Pameran lainnya diselenggarakan di tahun 1974 (Jakarta-Bandung), 1990 (Jakarta), dan 2001 (Bali). Selain di Indonesia, Perancis, atau Belanda, Salim juga pernah menggelar pameran di Swiss dan Jepang.

Akhir Hayat

Sejak tahun 1957, Salim tinggal di sebuah apartemen di kota Paris. Sali wafat pada Senin sore tanggal 13 Oktober 2008 akibat mengalami kesulitan pernapasan dan tekanan darah rendah. Jenazahnya dimakamkan di Neully-sur-Seine.

Pranala Luar