Konflik Israel–Palestina: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Image:Cia-is-map2.gif|right|thumb|200px|Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza berada di pusat konflik Israel-Palestina.]]
''''''''Teks ini akan dicetak tebal''''''Teks ini akan dicetak tebal'''[[Image:Cia-is-map2.gif|right|thumb|200px|Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza berada di pusat konflik Israel-Palestina.]]
Konflik '''Israel-Palestina''', bagian dari [[konflik Arab-Israel]] yang lebih luas, adalah [[konflik]] yang berlanjut antara bangsa [[Israel]] dan bangsa [[Palestina]].
Konflik '''Israel-Palestina''', bagian dari [[konflik Arab-Israel]] yang lebih luas, adalah [[konflik]] yang berlanjut antara bangsa [[Israel]] dan bangsa [[Palestina]].


Konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang [[Yahudi]] yang berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya, sebagian menganjurkan [[solusi dua negara]], dan sebagian lagi menganjurkan [[solusi dua bangsa]] dengan satu negara sekular yang mencakup wilayah Israel masa kini, [[Jalur Gaza]], [[Tepi Barat]], dan [[Yerusalem Timur]].
Konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang [[Yahudi]] yang berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya, sebagian menganjurkan [[solusi dua negara]], dan sebagian lagi menganjurkan [[solusi dua bangsa]] dengan satu negara sekular yang mencakup wilayah Israel masa kini, [[Jalur Gaza]], [[Tepi Barat]], dan [[Yerusalem Timur]].'''''


__TOC__
__TOC__
Sejak [[Persetujuan Oslo]], pemerintah Israel dan [[Otoritas Palestina]] (OP) secara resmi telah bertekad untuk akhirnya tiba pada solusi dua negara. Masalah-masalah utama yang tidak terpecahkan di antara kedua pemerintah ini adalah:
Sejak [[Persetujuan Oslo]], pemerintah Israel dan [[Otoritas Palestina]] (OP) secara resmi telah bertekad untuk akhirnya tiba pada solusi dua negara. Masalah-masalah utama yang tidak terpecahkan di antara kedua pemerintah ini adalah:

Revisi per 17 April 2007 06.42

'''Teks ini akan dicetak tebal'Teks ini akan dicetak tebal

Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza berada di pusat konflik Israel-Palestina.

Konflik Israel-Palestina, bagian dari konflik Arab-Israel yang lebih luas, adalah konflik yang berlanjut antara bangsa Israel dan bangsa Palestina.

Konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang Yahudi yang berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya, sebagian menganjurkan solusi dua negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua bangsa dengan satu negara sekular yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.

Sejak Persetujuan Oslo, pemerintah Israel dan Otoritas Palestina (OP) secara resmi telah bertekad untuk akhirnya tiba pada solusi dua negara. Masalah-masalah utama yang tidak terpecahkan di antara kedua pemerintah ini adalah:

Masalah pengungsi muncul sebagai akibat dari perang Arab-Israel 1948. Masalah Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur muncul sebagai akibat dari Perang Enam Hari pada 1967.

Selama ini telah terjadi konflik yang penuh kekerasan, dengan berbagai tingkat intensitasnya dan konflik gagasan, tujuan, dan prinsip-prinsip yang berada di balik semuanya. Pada kedua belah pihak, pada berbagai kesempatan, telah muncul kelompok-kelompok yang berbeda pendapat dalam berbagai tingkatannya tentang penganjuran atau penggunaan taktik-taktik kekerasan, anti kekerasan yang aktif, dll. Ada pula orang-orang yang bersimpati dengan tujuan-tujuan dari pihak yang satu atau yang lainnya, walaupun itu tidak berarti mereka merangkul taktik-taktik yang telah digunakan demi tujuan-tujuan itu. Lebih jauh, ada pula orang-orang yang merangkul sekurang-kurangnya sebagian dari tujuan-tujuan dari kedua belah pihak. Dan menyebutkan "kedua belah" pihak itu sendiri adalah suatu penyederhanaan: Al-Fatah dan Hamas saling berbeda pendapat tentang tujuan-tujuan bagi bangsa Palestina. Hal yang sama dapat digunakan tentang berbagai partai politik Israel, meskipun misalnya pembicaraannya dibatasi pada partai-partai Yahudi Israel.

Mengingat pembatasan-pembatasan di atas, setiap gambaran ringkas mengenai sifat konflik ini pasti akan sangat sepihak. Itu berarti, mereka yang menganjurkan perlawanan Palestina dengan kekerasan biasanya membenarkannya sebagai perlawanan yang sah terhadap pendudukan militer oleh bangsa Israel yang tidak sah atas Palestina, yang didukung oleh bantuan militer dan diplomatik oleh A.S. Banyak yang cenderung memandang perlawanan bersenjata Palestina di lingkungan Tepi Barat dan Jalur Gaza sebagai hak yang diberikan oleh persetujuan Jenewa dan Piagam PBB. Sebagian memperluas pandangan ini untuk membenarkan serangan-serangan, yang seringkali dilakukan terhadap warga sipil, di wilayah Israel itu sendiri.


PLO Al-Fatah Hamas JIP
Berkas:HamasLogo.jpg
Lambang-lambang dari organisasi-organisasi utama Palestina termasuk peta wilayah Israel sekarang, Tepi Barat dan Jalur Gaza. (Sejumlah besar penduduk Palestina maupun Israel sama-sama mengklaim hak atas seluruh wilayah ini).

Demikian pula, mereka yang bersimpati dengan aksi militer Israel dan langkah-langkah Israel lainnya dalam menghadapi bangsa Palestina cenderung memandang tindakan-tindakan ini sebagai pembelaan diri yang sah oleh bangsa Israsel dalam melawan kampanye terorisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Palestina seperti Hamas, Jihad Islami, Al Fatah dan lain-lainnya, dan didukung oleh negara-negara lain di wilayah itu dan oleh kebanyakan bangsa Palestina, sekurang-kurangnya oleh warga Palestina yang bukan merupakan warga negara Israel. Banyak yang cenderung percaya bahwa Israel perlu menguasai sebagian atau seluruh wilayah ini demi keamanannya sendiri. Pandangan-pandangan yang sangat berbeda mengenai keabsahan dari tindakan-tindakan dari masing-masing pihak di dalam konflik ini telah menjadi penghalang utama bagi pemecahannya.

Sebuah poster gerakan perdamaian: Bendera Israel dan bendera Palestina dan kata-kata Salaam dalam bahasa Arab dan Shalom dalam bahasa Ibrani. Gambar-gambar serupa telah digunakan oleh sejumlah kelompok yang menganjurkan solusi dua negara dalam konflik ini.

Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu namun dengan 14 "reservasi". Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon. Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh "kehadiran sipil dan militer... yang permanen" di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan "mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza." Pemerintah Israel berpendapat bahwa "akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan," sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel "akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok [artinya, Penghalang Tepi Barat Israel] dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini" [1] [2].

Dengan rencana pemisahan diri sepihak, pemerintah Israel menyatakan bahwa rencananya adalah mengizinkan bangsa Palestina untuk membangun sebuah tanah air dengan campur tangan Israel yang minimal, sementara menarik Israel dari situasi yang diyakininya terlalu mahal dan secara strategis tidak layak dipertahankan dalam jangka panjang. Banyak orang Israel, termasuk sejumlah besar anggota partai Likud -- hingga beberapa minggu sebelum 2005 berakhir merupakan partai Sharon -- kuatir bahwa kurangnya kehadiran militer di Jalur Gaza akan mengakibatkan meningkatnya kegiatan penembakan roket ke kota-kota Israel di sekitar Gaza. Secara khusus muncul keprihatinan terhadap kelompok-kelompok militan Palestina seperti Hamas, Jihad Islami atau Front Rakyat Pembebasan Palestina akan muncul dari kevakuman kekuasaan apabila Israel memisahkan diri dari Gaza.

Sejarah

Lihat Sejarah konflik Israel-Palestina untuk kejadian-kejadian sekitar konflik Israel-Palestina dimulai pada 1880-an dan berlanjut hingga sekarang.

Lihat pula

Etnisitas

Agama

Geografi

Tempat-tempat penting

Sejarah

Hingga 1949

1949-1967

1967-1993

1993-sekarang

Ideologi dan gagasan

Laporan media


Organisasi dan angkatan bersenjata

Tokoh

Israel

Palestina

Lainnya

Konflik-konflik terkait

Bacaan lebih lanjut

  • Bard, Mitchell. The Complete Idiot's Guide to Middle East Conflict, ISBN 0028644107
  • Bickerton, Ian J. and Carla L. Klausner. A Concise History of the Arab–Israeli Conflict. 4th ed. (Prentice Hall, 2001), ISBN: 0130903035
  • Chomsky, Noam. The Fateful Triangle: The United States, Israel and the Palestinians. Rev. ed. (South End Press, 1999), ISBN 0896081877.
  • David, Ron. Arabs & Israel for Beginners (Writers and Readers Publishing, Inc. 1996), ISBN: 0863161618
  • Dershowitz, Alan. The Case for Israel, ISBN 0471679526
  • Enderlin, Charles. Shattered Dreams: The Failure of the Peace Process in the Middle East, 1995-2002. (Other Press, 2003), ISBN: 1590510607
  • Finkelstein, Norman. Image and Reality of the Israel-Palestine Conflict. 2nd ed. (Verso, 2003), ISBN: 1859844421 2nd ed. introduction
  • Fraser, T. G. The Arab–Israeli Conflict. 2nd ed. (Palgrave Macmillan, 2004), ISBN: 1403913382
  • Harms, Gregory with Todd M. Ferry. The Palestine-Israel Conflict: A Basic Introduction (Pluto Press, 2005), ISBN: 0745323782
  • Hirst, David. The Gun and the Olive Branch. 3rd ed. (Nation Books, 2003), ISBN: 1560254831
  • Khouri, Fred J. The Arab–Israeli Dilemma. 3rd ed. (Syracuse University Press, 1985), ISBN: 0815623402
  • Morris, Benny. Righteous Victims: A History of the Zionist–Arab Conflict, 1881–2001 (Vintage Books, 2001), ISBN: 0679744754
  • Pearlman, Wendy. Occupied Voices: Stories of Everyday Life from the Second Intifada, ISBN 1560255307.
  • Reinhart, Tanya. Israel/Palestine: How to End the War of 1948 (Seven Stories Press, 2002), ISBN: 1583225382
  • Safran, Nadav. The United States and Israel, ISBN 0674924908.
  • Ross, Dennis. "The Missing Peace: The Inside Story of the fight for Middle East Peace", ISBN 0374199736
  • Smith, Charles D. Palestine and the Arab–Israeli Conflict. 5th ed. (Bedford/St. Martin’s, 2004), ISBN: 0312404085
  • Swisher, Clayton E. The Truth About Camp David (Nation Books, 2004), ISBN: 1560256230
  • Sykes, Christopher. Crossroads to Israel (Cleveland: The World Publishing Company, 1965), [out of print]
  • Tessler, Mark. A History of the Israeli–Palestinian Conflict (Indiana University Press, 1994), ISBN: 0253208734
  • Thomas, Baylis. How Israel Was Won (Lexington Books, 1999), ISBN: 0739100645

Pranala luar