Pergundikan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 40 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q188790
Baris 13: Baris 13:


[[Kategori:Hubungan sosial]]
[[Kategori:Hubungan sosial]]

[[be:Канкубіна]]
[[be-x-old:Канкубіна]]
[[bg:Конкубина]]
[[br:Serc'h]]
[[bs:Konkubina]]
[[ca:Concubinat]]
[[cs:Konkubinát]]
[[da:Konkubine]]
[[de:Konkubinat]]
[[el:Παλλακεία]]
[[en:Concubinage]]
[[eo:Konkubineco]]
[[es:Concubinato]]
[[eu:Ohaidetza]]
[[fr:Concubinage]]
[[hr:Priležništvo]]
[[hu:Ágyas]]
[[io:Konkubinato]]
[[is:Frilla]]
[[it:Concubinato]]
[[ja:側室]]
[[ml:വെപ്പാട്ടി]]
[[ms:Gundik]]
[[nl:Concubinaat]]
[[nn:Konkubinat]]
[[no:Konkubinat]]
[[pl:Konkubinat]]
[[pt:Concubinato]]
[[ro:Concubinaj]]
[[ru:Конкубина]]
[[sh:Konkubinat]]
[[simple:Concubinage]]
[[sl:Konkubinat]]
[[sq:Konkubinati]]
[[sr:Конкубинат]]
[[sv:Konkubinat]]
[[th:การอยู่กินด้วยกันโดยไม่ได้สมรส]]
[[uk:Конкубінат]]
[[yi:פילגש]]
[[zh:妾]]

Revisi per 5 April 2013 22.46

Sebuah lukisan bangsa Eropa yang menggambarkan seorang Kaisar Cina bersama gundiknya.

Pergundikan adalah suatu praktik di masyarakat yang berupa ikatan hubungan di luar perkawinan antara seorang perempuan (disebut gundik) dan seorang laki-laki dengan alasan tertentu. Alasan yang paling umum biasanya adalah karena perbedaan status sosial, ras, dan agama. Selain itu, pergundukan terjadi karena adanya larangan dalam masyarakat untuk memiliki lebih dari satu istri. Praktik memelihara selir atau harem merupakan salah satu bentuk pergundikan.

Pergundikan merupakan praktik yang umum pada zaman kolonial. Hubungan yang terjadi adalah antara tuan tanah dengan perempuan dari kalangan pribumi atau budak yang menjadi bawahannya. Hal ini dimungkinkan karena kurang tersedianya perempuan dari kalangan sosial yang sederajat di tanah jajahan.

Pada masa Hindia-Belanda, pergundikan melahirkan kelas masyarakat yang kemudian disebut dengan istilah kaum Indo pada abad ke-19 dan ke-20.

Lihat pula