Bengkuang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
JackieBot (bicara | kontrib)
k r2.7.2) (bot Menambah: et:Söödav ubajuur
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 21 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q517283
Baris 52: Baris 52:
[[Kategori:Umbi-umbian]]
[[Kategori:Umbi-umbian]]
[[Kategori:Faboideae]]
[[Kategori:Faboideae]]

[[ca:Jícama]]
[[de:Yambohne]]
[[en:Pachyrhizus erosus]]
[[es:Pachyrhizus erosus]]
[[et:Söödav ubajuur]]
[[fi:Pikkujamssipapu]]
[[fr:Pachyrhizus erosus]]
[[it:Pachyrhizus erosus]]
[[ja:ヒカマ]]
[[jv:Bengkowang]]
[[my:ပဲစိမ်းစားပင်]]
[[nah:Xīcamatl]]
[[nl:Yamboon]]
[[pam:Singkamas]]
[[pl:Kłębian kątowaty]]
[[ru:Хикама]]
[[su:Bangkuang]]
[[th:มันแกว]]
[[tl:Singkamas]]
[[vi:Cây củ đậu]]
[[zh:凉薯]]

Revisi per 5 April 2013 22.13

Bengkuang
Ilustrasi botani bengkuang, menurut Blanco
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
P. erosus
Nama binomial
Pachyrhizus erosus

Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari umbi (cormus) putihnya yang bisa dimakan sebagai komponen rujak dan asinan atau dijadikan masker untuk menyegarkan wajah dan memutihkan kulit. Tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis ini termasuk dalam suku polong-polongan atau Fabaceae. Di tempat asalnya, tumbuhan ini dikenal sebagai xicama atau jícama. Orang Jawa menyebutnya sebagai besusu (/bəsusu/).

Pengenalan

Umbi bengkuang, Pachyrhizus erosus;
dari Situgede, Bogor.

Bengkuang merupakan liana tahunan yang dapat mencapai panjang 4-5m, sedangkan akarnya dapat mencapai 2m. Batangnya menjalar dan membelit, dengan rambut-rambut halus yang mengarah ke bawah.

Daun majemuk menyirip beranak daun 3; bertangkai 8,5-16 cm; anak daun bundar telur melebar, dengan ujung runcing dan bergigi besar, berambut di kedua belah sisinya; anak daun ujung paling besar, bentuk belah ketupat, 7-21 × 6-20 cm.[1]

Bunga berkumpul dalam tandan di ujung atau di ketiak daun, sendiri atau berkelompok 2-4 tandan, panjang hingga 60cm, berambut coklat. Tabung kelopak bentuk lonceng, kecoklatan, panjang sekitar 0,5 cm, bertaju hingga 0,5 cm. Mahkota putih ungu kebiru-biruan, gundul, panjang lk. 2 cm. Tangkai sari pipih, dengan ujung sedikit menggulung; kepala putik bentuk bola, di bawah ujung tangkai putik, tangkai putik di bawah kepala putik berjanggut. Buah polong bentuk garis, pipih, panjang 8-13 cm, berambut, berbiji 4-9 butir.[1]

Manfaat

Daun dan tandan bunga

Tumbuhan ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak manis. Umbinya mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin (bukan insulin!), yang tidak bisa dicerna tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori.

Umbi bengkuang biasa dijual orang untuk dijadikan bahan rujak, asinan, manisan [2], atau dicampurkan dalam masakan tradisional seperti tekwan. Umbi bengkuang sebaiknya disimpan pada tempat kering bersuhu 12 °C hingga 16 °C. Suhu lebih rendah mengakibatkan kerusakan. Penyimpanan yang baik dapat membuat umbi bertahan hingga 2 bulan.

Bunga

Walaupun umbinya dapat dimakan, bagian bengkuang yang lain sangat beracun karena mengandung rotenon, sama seperti tuba. Racun ini sering dipakai untuk membunuh serangga atau menangkap ikan, terutama yang diambil dari biji-bijinya.[2]

Meski beracun, biji bengkuang pun dapat dijadikan bahan obat. Biji yang ditumbuk dan dicampur dengan belerang digunakan untuk menyembuhkan sejenis kudis. Sementara, di Jawa Tengah, setengah butir biji bengkuang dapat digunakan sebagai obat urus-urus. Keracunan biji bengkuang biasanya diatasi dengan meminum air kelapa hijau dan dapat digunakan untuk mempelancar buang air besar karena bengkuang mengandung serat yang lebih tinggi daripada mangga.[2]

Umbi bengkuang
Pedagang bengkuang di tepi jalan raya Kutowinangun, Jawa Tengah

Rujukan

  1. ^ a b Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 238.
  2. ^ a b c Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 2. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 1064-1066.

Pranala luar