Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Humboldt (bicara | kontrib)
Commonscat
Cun Cun (bicara | kontrib)
Merapikan
Baris 9: Baris 9:
}}
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Glodok Djakarta West-Java TMnr 10014929.jpg|300px|thumb|Glodok di tahun 1948]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Glodok Djakarta West-Java TMnr 10014929.jpg|300px|thumb|Glodok di tahun 1948]]
[[Berkas:Glodok_Tempo_Doeloe.jpg|300px|thumb|Glodok ''[[tempo doeloe]]'']]
[[Berkas:Glodok_Tempo_Doeloe.jpg|300px|thumb|Glodok
'''Glodok''' adalah salah satu bagian dari kota lama [[Jakarta]]. Sejak masa pemerintahan [[Hindia Belanda]], daerah ini juga dikenal sebagai [[Pecinan]] -- bahkan yang terbesar di Indonesia -- karena mayoritas pedagang di Glodok merupakan masyarakat keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]].
'''Glodok''' adalah salah satu bagian dari kota lama [[Jakarta]]. Sejak masa pemerintahan [[Hindia Belanda]], daerah ini juga dikenal sebagai [[Pecinan]] terbesar di Batavia. Mayoritas warga Glodok merupakan keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]].


Di masa kini [[Glodok]] dikenal sebagai salah satu sentra penjualan [[elektronik]] di [[Jakarta]], [[Indonesia]].
Di masa kini [[Glodok]] dikenal sebagai salah satu sentra penjualan [[elektronik]] di [[Jakarta]], [[Indonesia]].
Baris 16: Baris 16:
Secara administratif, daerah ini merupakan Kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan [[Taman Sari, Jakarta Barat]].
Secara administratif, daerah ini merupakan Kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan [[Taman Sari, Jakarta Barat]].


== Asal nama ==
==Sejarah==
Kata Glodok berasal dari Bahasa Sunda "Golodog". Golodog berarti pintu masuk rumah, karena Sunda Kalapa(Jakarta) merupakan pintu masuk ke kerajaan Sunda. Karena sebelum dikuasai Belanda yang membawa para pekerja dari berbagai daerah dan menjadi Betawi atau Batavia, Sunda Kelapa dihuni oleh orang Sunda. Perubahan 'G' jadi 'K' di belakang sering ditemukan pada kata-kata Sunda yg dieja oleh orang non-Sunda, terutama suku Jawa dan Melayu yang kemudian banyak menghuni Jakarta. Sampai saat ini di Jakarta masih banyak ditemui nama daerah yang berasal dari Bahasa Sunda meski dengan ejaan yang telah sedikit berubah.
Kata Glodok berasal dari Bahasa Sunda "Golodog". Golodog berarti pintu masuk rumah, karena Sunda Kalapa(Jakarta) merupakan pintu masuk ke kerajaan Sunda. Karena sebelum dikuasai Belanda yang membawa para pekerja dari berbagai daerah dan menjadi Betawi atau Batavia, Sunda Kelapa dihuni oleh orang Sunda. Perubahan 'G' jadi 'K' di belakang sering ditemukan pada kata-kata Sunda yg dieja oleh orang non-Sunda, terutama suku Jawa dan Melayu yang kemudian banyak menghuni Jakarta. Sampai saat ini di Jakarta masih banyak ditemui nama daerah yang berasal dari Bahasa Sunda meski dengan ejaan yang telah sedikit berubah.


Nama Glodok juga berasal dari suara air pancuran dari sebuah gedung kecil persegi delapan di tengah-tengah
Nama Glodok juga berasal dari suara air pancuran dari sebuah gedung kecil persegi delapan di tengah-tengah
halaman gedung Balai Kota (Stadhuis) – pusat pemerintahan [[Kumpeni]] [[Belanda]] di kota [[Batavia]]. Gedung persegi delapan ini, dibangun sekitar tahun 1743 dan sempat dirubuhkan sebelum dibangun kembali tahun 1972, banyak membantu serdadu Kumpeni Belanda karena di situlah mengalir air bersih yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Tak cuma bagi serdadu Kumpeni Belanda tapi juga dimanfaatkan minum bagi kuda-kuda serdadu usai mengadakan perjalanan jauh. Bunyi air pancurannya grojok..grojok..grojok. Sehingga kemudian bunyi yang bersumber dari gedung kecil persegi delapan itu dieja penduduk pribumi sebagai Glodok.<ref>[http://www.sinarharapan.co.id/berita/0109/08/jab07.html Dari ”Grojok” Menjadi Glodok]</ref>
halaman gedung Balai Kota (Stadhuis) – pusat pemerintahan [[Kumpeni]] [[Belanda]] di kota [[Batavia]]. Gedung persegi delapan ini, dibangun sekitar tahun 1743 dan sempat dirubuhkan sebelum dibangun kembali tahun 1972, banyak membantu serdadu Kumpeni Belanda karena di situlah mengalir air bersih yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Tak cuma bagi serdadu Kumpeni Belanda tapi juga dimanfaatkan minum bagi kuda-kuda serdadu usai mengadakan perjalanan jauh. Bunyi air pancurannya grojok..grojok..grojok. Sehingga kemudian bunyi yang bersumber dari gedung kecil persegi delapan itu dieja penduduk pribumi sebagai Glodok.<ref>[http://www.sinarharapan.co.id/berita/0109/08/jab07.html Dari ”Grojok” Menjadi Glodok] "sinarharapan".</ref>


Dari nama ”pancuran” akhirnya menjadi nama sebuah daerah yang kini dikenal sebagai Pancoran atau orang di kawasan Jakarta Kota menyebutnya dengan istilah ”Glodok Pancoran”. Hingga kini kedua nama yakni Glodok dan Glodok Pancoran masih akrab di telinga orang Jakarta, bahkan hingga ke luar Jakarta.
Dari nama ”pancuran” akhirnya menjadi nama sebuah daerah yang kini dikenal sebagai Pancoran atau orang di kawasan Jakarta Kota menyebutnya dengan istilah ”Glodok Pancoran”. Hingga kini kedua nama yakni Glodok dan Glodok Pancoran masih akrab di telinga orang Jakarta, bahkan hingga ke luar Jakarta.


== Sejarah ==
==Peristiwa penting==
Pada [[4 Oktober]] [[1984]], tiga gedung [[Bank Central Asia]] (BCA), satu di antaranya di Glodok, dibom. Beberapa orang yang dituduh terlibat dalam kasus ini ditangkap, termasuk [[H.R. Dharsono]].
*[[4 Oktober]] [[1984]] - Tiga gedung [[Bank Central Asia]] (BCA), satu di antaranya di Glodok, dibom. Beberapa orang yang dituduh terlibat dalam kasus ini ditangkap, termasuk [[H.R. Dharsono]].


*[[13 Mei|13]]-[[14 Mei]] [[1998]] - Menjadi sasaran penjarahan dan pembakaran.<ref>[http://www.indonesiamedia.com/rubrik/berta/berta99december-glodok.htm Pasar Glodok Kembali ke Arsitektur Tiongkok], "indonesiamedia"</ref>
=== Kerusuhan ===
Pada kerusuhan [[13 Mei|13]]-[[14 Mei]] [[1998]] yang menyebabkan turunnya [[Presiden]] [[Soeharto]] dari jabatannya, Pasar Glodok menjadi sasaran amuk massa yang paling parah. Banyak toko yang dijarah dan kemudian dibakar.<ref>[http://www.indonesiamedia.com/rubrik/berta/berta99december-glodok.htm Pasar Glodok Kembali ke Arsitektur Tiongkok]</ref>


Pada [[13 Mei]] [[2000]], daerah Glodok kembali dirusak oleh massa yang mengamuk setelah [[Mabes Polri]] melakukan razia terhadap para penjual VCD porno. Terbit desas-desus bahwa kerusuhan ini dimaksudkan untuk menggoyahkan kedudukan [[Presiden]] [[Abdurrahman Wahid]].<ref>[http://www.indonesiamedia.com/rubrik/berta/berta00june-glodok.htm Lagi Kerusuhan 13 Mei di Glodok]</ref>
*[[13 Mei]] [[2000]] - massa mengamuk setelah [[Mabes Polri]] melakukan razia terhadap para penjual VCD porno. Terbit desas-desus bahwa kerusuhan ini dimaksudkan untuk menggoyahkan kedudukan [[Presiden]] [[Abdurrahman Wahid]].<ref>[http://www.indonesiamedia.com/rubrik/berta/berta00june-glodok.htm Lagi Kerusuhan 13 Mei di Glodok]</ref>


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi per 23 November 2012 00.26

Glodok
Negara Indonesia
ProvinsiJakarta
KotaJakarta Barat
KecamatanTaman Sari
Kodepos
11120
Kode Kemendagri31.73.03.1007
Kode BPS3174060007
Glodok di tahun 1948

[[Berkas:Glodok_Tempo_Doeloe.jpg|300px|thumb|Glodok Glodok adalah salah satu bagian dari kota lama Jakarta. Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, daerah ini juga dikenal sebagai Pecinan terbesar di Batavia. Mayoritas warga Glodok merupakan keturunan Tionghoa.

Di masa kini Glodok dikenal sebagai salah satu sentra penjualan elektronik di Jakarta, Indonesia.

Secara administratif, daerah ini merupakan Kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.

Sejarah

Kata Glodok berasal dari Bahasa Sunda "Golodog". Golodog berarti pintu masuk rumah, karena Sunda Kalapa(Jakarta) merupakan pintu masuk ke kerajaan Sunda. Karena sebelum dikuasai Belanda yang membawa para pekerja dari berbagai daerah dan menjadi Betawi atau Batavia, Sunda Kelapa dihuni oleh orang Sunda. Perubahan 'G' jadi 'K' di belakang sering ditemukan pada kata-kata Sunda yg dieja oleh orang non-Sunda, terutama suku Jawa dan Melayu yang kemudian banyak menghuni Jakarta. Sampai saat ini di Jakarta masih banyak ditemui nama daerah yang berasal dari Bahasa Sunda meski dengan ejaan yang telah sedikit berubah.

Nama Glodok juga berasal dari suara air pancuran dari sebuah gedung kecil persegi delapan di tengah-tengah halaman gedung Balai Kota (Stadhuis) – pusat pemerintahan Kumpeni Belanda di kota Batavia. Gedung persegi delapan ini, dibangun sekitar tahun 1743 dan sempat dirubuhkan sebelum dibangun kembali tahun 1972, banyak membantu serdadu Kumpeni Belanda karena di situlah mengalir air bersih yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Tak cuma bagi serdadu Kumpeni Belanda tapi juga dimanfaatkan minum bagi kuda-kuda serdadu usai mengadakan perjalanan jauh. Bunyi air pancurannya grojok..grojok..grojok. Sehingga kemudian bunyi yang bersumber dari gedung kecil persegi delapan itu dieja penduduk pribumi sebagai Glodok.[1]

Dari nama ”pancuran” akhirnya menjadi nama sebuah daerah yang kini dikenal sebagai Pancoran atau orang di kawasan Jakarta Kota menyebutnya dengan istilah ”Glodok Pancoran”. Hingga kini kedua nama yakni Glodok dan Glodok Pancoran masih akrab di telinga orang Jakarta, bahkan hingga ke luar Jakarta.

Peristiwa penting

Rujukan