Fauzi Bowo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Membatalkan revisi 5770442 oleh 180.253.0.198 (Bicara)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 33: Baris 33:
Sebagai birokrat, Fauzi telah menempuh [[Sepadya]] (1987), [[Sespanas]] (1989), dan [[Lemhannas]] KSA VIII (2000). Ia adalah wakil gubernur Jakarta di masa kepemimpinan Gubernur [[Sutiyoso]].
Sebagai birokrat, Fauzi telah menempuh [[Sepadya]] (1987), [[Sespanas]] (1989), dan [[Lemhannas]] KSA VIII (2000). Ia adalah wakil gubernur Jakarta di masa kepemimpinan Gubernur [[Sutiyoso]].


Fauzi Bowo menikah dengan Hj. Sri Hartati pada tanggal 10 April 1974. Hj. Sri Hartati adalah putri dari Sudjono Humardani, kelahiran Semarang, 29 Agustus 1953. Dari pernikahan ini, pasangan Fauzi Bowo dan Sri Hartati dikaruniai 3 orang anak: Humar Ambiya (Tanggal lahir: 20 Juli 1976, Esti Amanda (Tanggal lahir: 5 April 1979) dan Dyah Namira (Tanggal lahir: 1 Februari 1983).
Fauzi Bowo menikah dengan Hj. Sri Hartati pada tanggal 10 April 1974. Hj. Sri Hartati adalah putri dari Sudjono Humardani, kelahiran Semarang, 29 Agustus 1953. Dari pernikahan ini, pasangan Fauzi Bowo dan Sri Hartati dikaruniai 3 orang anak: [[Humar Ambiya]] (Tanggal lahir: 20 Juli 1976, [[Esti Amanda]] (Tanggal lahir: 5 April 1979) dan [[Dyah Namira]] (Tanggal lahir: 1 Februari 1983).


== Pilkada 2007 ==
== Pilkada 2007 ==

Revisi per 11 Juli 2012 07.47

Fauzi Bowo
Gubernur DKI Jakarta 13
Mulai menjabat
7 Oktober 2007
WakilPrijanto
Sebelum
Pendahulu
Sutiyoso
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir10 April 1948
Jakarta
ProfesiPolitikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Dr.-Ing. H. Fauzi Bowo (lahir 10 April 1948) adalah Gubernur Jakarta Periode 2007 - 2012 setelah sebelumnya menjadi Wakil Gubernur Jakarta. Pada pilkada DKI Jakarta 2007, Fauzi Bowo bersama Prijanto sebagai wakilnya mengungguli pasangan Adang Daradjatun dan Dani Anwar.

Riwayat hidup

Putra pasangan Djohari Bowo dan Nuraini binti Abdul Manaf ini menamatkan pendidikan tingkat sekolah dasar di SD St. Bellarminus. Kemudian beliau melanjutkan jenjang pendidikan tingkat menengah dan atas di Kolese Kanisius Jakarta. Setelah menamatkan pendidikan SMA, beliau mengambil studi Arsitektur bidang Perencanaan Kota dan Wilayah dari Technische Universität Braunschweig Jerman dan tamat 1976 sebagai Diplom-Ingenieur. Program Doktor-Ingenieur dari Technische Universität Kaiserslautern bidang perencanaan diselesaikannya pada tahun 2000.

Fauzi Bowo memulai kariernya dengan mengajar di Fakultas Teknik UI. Ia bekerja sebagai pegawai negeri sejak tahun 1977. Beberapa posisi yang pernah dijabatnya antara lain adalah sebagai Kepala Biro Protokol dan Hubungan Internasional dan Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta.

Sebagai birokrat, Fauzi telah menempuh Sepadya (1987), Sespanas (1989), dan Lemhannas KSA VIII (2000). Ia adalah wakil gubernur Jakarta di masa kepemimpinan Gubernur Sutiyoso.

Fauzi Bowo menikah dengan Hj. Sri Hartati pada tanggal 10 April 1974. Hj. Sri Hartati adalah putri dari Sudjono Humardani, kelahiran Semarang, 29 Agustus 1953. Dari pernikahan ini, pasangan Fauzi Bowo dan Sri Hartati dikaruniai 3 orang anak: Humar Ambiya (Tanggal lahir: 20 Juli 1976, Esti Amanda (Tanggal lahir: 5 April 1979) dan Dyah Namira (Tanggal lahir: 1 Februari 1983).

Pilkada 2007

Proses pencalonan gubernur

Fauzi Bowo mengungguli Agum Gumelar dan Mahfud Djailani dalam penjaringan calon gubernur oleh PPP DKI Jakarta dengan 14 suara. Agum meraih lima suara, sedang Djailani mendapat dua suara. Dua suara lain menyatakan abstain.

Namun, dalam skoring terhadap enam kandidat calon gubernur yang mengajukan diri ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, ia menempati urutan paling terakhir. Dalam skoring itu, ia meraih 80 suara. Sedang, urutan teratas ditempati oleh Sarwono Kusumaatmadja.

Fauzi Bowo dan Gubernur Sutiyoso dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas terjadinya Banjir besar di Jakarta di hampir seluruh wilayah ibukota DKI Jakarta, dan memengaruhi popularitas nama Fauzi Bowo.

Pada 22 Januari 2007, Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyampaikan hasil jajak pendapat terhadap 700 responden pada minggu ketiga Desember 2006 dengan cara tatap muka. Hasil jajak pendapat LSI untuk calon Gubernur DKI adalah Fauzi Bowo, Rano Karno, Agum Gumelar, Sarwono Kusumaatmadja, Adang Daradjatun, dan Bibit Waluyo.

Ia mengikuti Konvensi Partai Golkar 2007. Ia adalah satu-satunya peserta konvensi yang mengembalikan formulir pendaftaran dan satu-satunya peserta yang diusung untuk jabatan gubernur. Ia juga menjadi salah satu calon gubernur yang dicalonkan Partai Bintang Reformasi. Selain menerima dukungan secara khusus dari Din Syamsudin dan Partai Damai Sejahtera.

Pada tanggal 16 Agustus 2007, pasangan Fauzi Bowo - Prijanto unggul dalam pilkada pertama langsung di Jakarta ini dengan 57,87% suara pemilih[1]. Fauzi Bowo menggantikan Sutiyoso sebagai Gubernur Jakarta periode 2007 - 2012 pada tanggal 7 Oktober 2007[2].

Dana kampanye

Menurut Majalah TRUST Fauzi Bowo harus mengeluarkan ratusan miliar untuk mencari dukungan partai politik dan bernilai lebih dari Rp 200 miliar untuk tiap partai besar. Tergantung jumlah kursi partai tersebut di DPRD Jakarta, namun pernyataan ini tidak ditanggapi oleh pihak Fauzi Bowo [3].

Pranala luar

Referensi

Didahului oleh:
Sutiyoso
Gubernur Jakarta
20072012
Diteruskan oleh:
masih menjabat