Sodom dan Gomora: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Anashir (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 110.137.87.107 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh EmausBot
EmausBot (bicara | kontrib)
k r2.7.2+) (bot Mengubah: sr:Содома и Гомора
Baris 97: Baris 97:
[[ru:Содом и Гоморра]]
[[ru:Содом и Гоморра]]
[[sk:Sodoma a Gomora]]
[[sk:Sodoma a Gomora]]
[[sr:Содом и Гомор]]
[[sr:Содома и Гомора]]
[[sv:Sodom och Gomorra]]
[[sv:Sodom och Gomorra]]
[[szl:Sodůma a Gůmora]]
[[szl:Sodůma a Gůmora]]

Revisi per 16 Februari 2012 15.16

Untuk kegunaan lain dari Sodom, lihat sodom (disambiguasi)
Kemusnahan Sodom dan Amora (Gomora), John Martin, 1852.
Gambaran Sodom dan Amora (Gomora) dari Nuremberg Chronicle oleh Hartmann Schedel, 1493. Menggambarkan istri Lot (Nabi Luth), telah ditukarkan menjadi setiang garam.

Adalah kisah yang tertulis dalam Kitab Kejadian dan al-Quran, Sodom (bahasa Arab: سدوم Sadūm,bahasa Ibrani: סְדוֹם, Modern Sədom Tiberias Səḏôm, Bahasa Yunani: Σόδομα Sódoma) dan Amora (bahasa Arab: عمورة ʿAmūrah, bahasa Ibrani: עֲמוֹרָה, Modern ʿAmora Tiberias Ġəmôrāh Ămôrāh, bahasa Yunani: Γόμορρα Gómorra) atau Gomora menurut orang Kristen yang mengacu kepada alih aksara Ibrani Tiberias (bahasa Ibrani: עֲמוֹרָה, Modern ʿAmora Tiberias Ġəmôrāh/ʿĂmôrāh), dan bahasa Inggris Gomorrah. Sodom dan Amora adalah dua kota besar yang dimusnahkan oleh Allah dalam Kitab Kejadian di Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.

Dikarenakan oleh dosa-dosa penduduk Sodom, Gomora, Adma, dan Zeboim telah dibinasakan oleh "hujan belerang dan api ... dari TUHAN, dari langit" (Kejadian 19:24–25). Dalam agama Kristen dan Islam, nama-nama mereka menjadi bersinonim dengan dosa besar yang tak terampuni, yang menjatuhkan mereka ke dalam kemusnahan akibat murka Allah (Yudas 1:7, Qur'an [1]).

Sodom dan Gomora telah digunakan sebagai kata yang mengacu kepada dosa dan penyelewengan seksual. Kisah tersebut telah membentuk kata-kata baru dalam berbagai bahasa di seluruh dunia, termasuk perkataan dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia yakni "sodomi", suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan hubungan anal seks, dan juga hubungan seks ala binatang.

Pandangan Kristen

Pertama kalinya Sodom dan Gomora dicatat dalam Alkitab sebagai bagian dari wilayah orang-orang Kanaan, keturunan Ham putra Nuh.[1]

Sodom adalah salah suatu kumpulan dari lima kota besar, Pentapolis: Sodom, Gomora, Adma, Zeboim, dan Bela yang juga disebut Zoar (Kejadian 19:22). Daerah Pentapolis secara kolektif juga disebut sebagai "kota-kota Lembah Yordan" (Kejadian 13:12) karena mereka semua terletak di tepi Sungai Yordan, di daerah yang merupakan batas selatan tanah Kanaan.[1] Lot, seorang keponakan dari Abraham (Nabi Ibrahim) memilih untuk tinggal di kota Sodom karena masih banyak lahan untuk merumput bagi ternak-ternaknya. (Kejadian 13:5–11)

Dalam Kejadian 14 dikisahkan bahwa Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa musuh, lalu mereka pergi--sebab Lot itu diam di Sodom. Abraham, dalam upayanya menyelamatkan Lot, merebut kembali harta benda kota Sodom dan Gomora dari tangan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia. Ketika raja Sodom menawarkan untuk memberikan hadiah kepada Abraham, Abraham menolak menerimanya.

Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: "Aku bersumpah demi TUHAN, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi: Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasutpun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya. Kalau aku, jangan sekali-kali! Hanya apa yang telah dimakan oleh bujang-bujang ini dan juga bagian orang-orang yang pergi bersama-sama dengan aku, yakni Aner, Eskol dan Mamre, biarlah mereka itu mengambil bagiannya masing-masing." (Kejadian 14:22–24)

Dalam Kejadian 18, Allah memberitahu Abraham bahwa sudah ada rencana untuk membinasakan kota Sodom dan Gomora karena kejahatan yang banyak dilakukan di sana.

Berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."(Kejadian 18:20–21)

Lalu dua orang malaikat Tuhan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan Tuhan (YHWH). Abraham menawar Tuhan untuk tidak membinasakan Kota Sodom, dan Tuhan sepakat untuk tidak membinasakan kota tersebut jika di dalam kota tersebut setidaknya terdapat 50 orang benar, kemudian 45, kemudian 30, kemudian 20, atau juga 10 orang benar.

Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu." Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.(Kejadian 18:32–33)

Ternyata kota itu tidak memiliki 10 orang benar, sehinggan akhirnya Allah membinasakan kota-kota itu.

Dalam kitab Kejadian 19, dikisahkan bahwa kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah, dan mengundang mereka untuk bermalam di rumahnya. Kedua malaikat itu menjawab: "Tidak, kami akan bermalam di tanah lapang." Tetapi karena ia sangat mendesak mereka, singgahlah mereka dan masuk ke dalam rumahnya, kemudian ia menyediakan hidangan bagi mereka, ia membakar roti yang tidak beragi, lalu mereka makan.[2]

Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. Mereka berseru kepada Lot: "Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka."[3]

Lot menolak untuk memberikan para tamunya ke penduduk Sodom. Sebagai gantinya, Lot menawarkan mereka dua anak perempuannya yang masih gadis, untuk diperlakukan sesuka mereka akan tetapi mereka menolak dan lebih memilih laki-laki daripada perempuan. Mereka berkata: "Enyahlah!" Lagi kata mereka: "Orang ini datang ke sini sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas kita! Sekarang kami akan menganiaya engkau lebih dari pada kedua orang itu!" Lalu mereka mendesak orang itu, yaitu Lot, dengan keras, dan mereka mendekat untuk mendobrak pintu. Tetapi kedua malaikat itu mengulurkan tangannya, menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu. Dan mereka membutakan mata orang-orang yang di depan pintu rumah itu, dari yang kecil sampai yang besar, sehingga percumalah orang-orang itu mencari-cari pintu.[4]

Lalu kedua malaikat itu berkata kepada Lot: "Siapakah kaummu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini, sebab kami akan memusnahkan tempat ini, karena banyak keluh kesah orang tentang kota ini di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk memusnahkannya." Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: "Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini." Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja.[5]

Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap." Lot takut kalau harus lari ke pegunungan, pastilah dia dan keluarganya akan tersusul oleh bencana itu, sehingga mati, maka ia memohon agar diizinkan lari ke sebuah kota kecil yang di dekat Sodom. Sahut malaikat itu kepadanya: "Baiklah, dalam hal inipun permintaanmu akan kuterima dengan baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan. Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar.[6]

Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar. Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah. Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.[7] Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya.[8]

Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu, dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan. Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.[9]

Pandangan Islam

Menurut pandangan Islam, keponakan dari Nabi Ibrahim yang bernama Luth atau Lot (Arab: لوط Luth) yaitu seorang rasul. Menurut al-Quran, Nabi Luth (atau Lot) telah diutus sebagai seorang nabi untuk memberi peringatan kepada umatnya yaitu, penduduk Sodom (bahasa Arab: سدوم Sadūm) dan Amora (bahasa Arab: عمورة ʿAmūrah) untuk memperbaiki tingkah laku mereka yang menyimpang. Kisah ini tertulis dalam surat Hud, yakni surat ke-11 dalam al-Quran; makna utama dari surat Hud ialah cerita-cerita tentang para nabi yang diutus untuk memberi peringatan dan petunjuk kepada umat mereka untuk menyembah hanya kepada Allah, lalu kemudian Allah menghukum mereka karena keingkarannya.

Al-Quran tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang perincian kisah mengenai kaum Nabi Luth. Namun makna kisahnya adalah Nabi Luth menawarkan anak perempuannya, tetapi mereka tidak berminat dan mengatakan bahwa Nabi Luth "tahu apa yang kami mau", yakni mereka lebih memilih laki-laki daripada perempuan. Digabungkan dengan keterangan Kitab Injil, Sodom dan Amora dalam Islam juga merujuk kepada homoseksual. Informasi lebih lanjut bisa dilihat pada surat Hud:[10][11]

Perbedaan utama di antara Nabi Luth menurut pandangan Islam dan Lot dalam Alkitab adalah bahwa Alkitab menuliskan cerita bahwa nabi Luth atau Lot dalam keadaan tidak sadar berhubungan atau besetubuh selayaknya sepasang suami istri dengan kedua anak perempuannya, yang jelas bahwa hubungan tersebut ditolak dalam Islam. Dikarenakan bahwa Nabi Luth merupakan seorang nabi Allah,[17] dan nabi-nabi Islam dianggap tidak akan melanggar hukum yang diberikan Allah, Nabi Luth pasti tidak akan pernah melakukan hubungan persetubuhan dengan seorang yang bukan muhrim seperti itu.

Sebagian ahli tafsir Islam[siapa?] menganggap bahwa penawaran anak perempuan Nabi Luth kepada kaumnya selayaknya suatu penawaran wanita kepada lelaki pada umumnya, dan bukan hanya bermakna anak perempuannya saja, tetapi lebih luas dari itu.

Referensi

Lihat pula