Jamur lendir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
Baris 13: Baris 13:
* Aphanoplasmodium, awalnya berupa protoplasmodium, kemudian tumbuh memanjang dan bercabang membentuk jaring-jaring seperti benang yang transparan, contohnya pada: ''Stemonitis''
* Aphanoplasmodium, awalnya berupa protoplasmodium, kemudian tumbuh memanjang dan bercabang membentuk jaring-jaring seperti benang yang transparan, contohnya pada: ''Stemonitis''
* Phaneroplasmodium, awalnya serupa protoplasmodium, kemudian bercabang dengan protoplasma yang lebih kental dan granular, contohnya pada: ''Physarum''<ref name="a"/>.
* Phaneroplasmodium, awalnya serupa protoplasmodium, kemudian bercabang dengan protoplasma yang lebih kental dan granular, contohnya pada: ''Physarum''<ref name="a"/>.
Jamur lendir mempunyai dua tipe,
1. tidak bersekat (Myxomycota),
2. bersekat (Acrasiomycota). Acrasiomycota merupakan sel tunggal yang dapat berkumpul
membentuk suatu massa multiseluler berbentuk siput yang dapat bergerak atau berpindah
tempat. Ketika berhenti bergerak, siput mengatur untuk membentuk tangkai (stalk) dengan
kotak spora diujung (dipuncak). Pada saat kotak spora matang, kotak spora melepaskan
spora ke udara.
Contoh jamur lendir, antara lain: Dictyostelium discoideum dan Physarium polycephalum.

- Jika plasmodium merayap ke tempat yang kering, akan terbentuk badan buah (fruiting body).
- Badan buah berkembang dan membentuk spora berinti satu yang diselubungi dinding sel.
Spora terbentuk dari inti plasmodium yang masing-masing memisahkan diri ke dalam bagian yang dibatasi
oleh dinding sel.
- Spora yang lepas dari badan buah akan menjadi gamet ameboid berflagela satu.
- Dua gamet akan berkembang menjadi zigot berflagela dua.
- zigot akan kehilangan flagela dan menjadi plasmodium baru. Jadi, inti plasmodium bersifat diploid. Meiosis
terjadi pada waktu spora-spora akan terbentuk.


== Struktur Penghasil Miksospora ==
== Struktur Penghasil Miksospora ==

Revisi per 8 Januari 2012 07.44

Jamur lendir Diderma testaceum.

Jamur lendir atau Myxomicota adalah sekelompok protista yang berpenampilan mirip jamur namun berperilaku menyerupai amoeba[1]. Myxomycota berasal dari kata myxo yang artinya lendir, dan mykes yang artinya cendawan[1].

Ciri umum myxomycota adalah memiliki fase soma berupa plasmodium[1]. Plasmodium yang mengering membentuk sklerotium[1]. Fase reproduktifnya berupa sporangium yang berisi miksospora[1]. Dinding sel sporangium disebut peridium[1].

Habitat cendawan ini adalah di tempat yang lembap, kayu busuk, daun mati, dan benda organik lainnya[2].

Plasmodium

Terdapat tiga macam struktur plasmodium yaitu[1]:

  • Protoplasmodium, berbentuk renik, tanpa urat, berubah menjadi satu sporangium, contohnya pada: Echinostelium
  • Aphanoplasmodium, awalnya berupa protoplasmodium, kemudian tumbuh memanjang dan bercabang membentuk jaring-jaring seperti benang yang transparan, contohnya pada: Stemonitis
  • Phaneroplasmodium, awalnya serupa protoplasmodium, kemudian bercabang dengan protoplasma yang lebih kental dan granular, contohnya pada: Physarum[1].

Jamur lendir mempunyai dua tipe, 1. tidak bersekat (Myxomycota), 2. bersekat (Acrasiomycota). Acrasiomycota merupakan sel tunggal yang dapat berkumpul

   membentuk suatu massa multiseluler berbentuk siput yang dapat bergerak atau berpindah 
   tempat. Ketika berhenti bergerak, siput mengatur untuk membentuk tangkai (stalk) dengan 
   kotak spora diujung (dipuncak). Pada saat kotak spora matang, kotak spora melepaskan 
   spora ke udara.

Contoh jamur lendir, antara lain: Dictyostelium discoideum dan Physarium polycephalum.


- Jika plasmodium merayap ke tempat yang kering, akan terbentuk badan buah (fruiting body). - Badan buah berkembang dan membentuk spora berinti satu yang diselubungi dinding sel.

  Spora terbentuk dari inti plasmodium yang masing-masing memisahkan diri ke dalam bagian yang dibatasi 
 oleh dinding sel. 
- Spora yang lepas dari badan buah akan menjadi gamet ameboid berflagela satu.

- Dua gamet akan berkembang menjadi zigot berflagela dua. - zigot akan kehilangan flagela dan menjadi plasmodium baru. Jadi, inti plasmodium bersifat diploid. Meiosis

   terjadi pada waktu spora-spora akan terbentuk.

Struktur Penghasil Miksospora

Terdapat empat macam struktur penghasil miksospora, yaitu[2]:

  • Sporangium.

Ada yang bertangkai dan ada yang tidak bertangkai. Sporangium memiliki struktur miksospora, peridium, kapilitium, kolumela, sporangiofor, dan hipotalus. Contoh cendawan yang memiliki struktur ini adalah Stemonitis dan Physarum[2]

Sporangiofor berbentuk bantalan, agak besar, berasal dari seluruh plasmodium yang tak berdiferensiasi sempurna. Contohnya pada Fuligo.[2]

  • Pseudoaetalium.

Gabungan dari beberapa sporofor seperti sporofor tunggal[2]. Contohnya pada Dictydiathaelium.[2]

  • Plamodiokarp.

Morfologinya mirip plasmodium, protoplasma berkumpul di beberapa urat utama plasmodium dan berkembang menjadi sporofor. Sprorofor ini tetap mempertahankan bentuk plasmodium pada waktu pembentukkan sporofor[2]. Contohnya pada Hemitrichia[2].

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h Carlile MJ, Watjitson SC, Gooday GW. 2001. The Fungi. San Diego: Academic Pr.
  2. ^ a b c d e f g h Alexopoulos CJ, Mims CW, Blackwell M. 1996. Introductory Mycology. 4th ed. New York: John Wiley.

Pranala Luar