Akhudiat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
WL8 Wikan (bicara | kontrib)
WL8 Wikan (bicara | kontrib)
Baris 55: Baris 55:
Pada tahun 1973, puisinya berjudul ''Gerbong-gerbong Tua Pasar Senen'', mendapat juara II Lomba Penulisan Puisi versi Dewan Kesenian Surabaya.<ref name="akhudiat3"/> Karya dramanya, ''Jaka Tarub'' dan ''Rumah Tak Beratap'', memenangkan lomba naskah drama versi Dewan Kesenian Jakarta, tahun 1974.<ref name="akhudiat3"/>
Pada tahun 1973, puisinya berjudul ''Gerbong-gerbong Tua Pasar Senen'', mendapat juara II Lomba Penulisan Puisi versi Dewan Kesenian Surabaya.<ref name="akhudiat3"/> Karya dramanya, ''Jaka Tarub'' dan ''Rumah Tak Beratap'', memenangkan lomba naskah drama versi Dewan Kesenian Jakarta, tahun 1974.<ref name="akhudiat3"/>


Salah satu cerpen Diat berulang kali disiarkan adalah “New York Sesudah Tengah Malam”, pertama kali dimuat di Majalah Horison, Oktober 1984. Karya tersebut diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Dede Oetomo, dosen Unair Surabaya, dengan New York After Midninght, dan dijadikan judul buku kumpulan sebelas cerpen Indonesia dari 11 cerpenis, merujuk pengalaman tinggal di Amerika Serikat serta pandangan mereka tentang Amerika. Buku tersebut disunting oleh Satyagraha Hoerip (Oyik), diterbitkan Executive Committee, Festival of Indonesia, USA, 1990-1991. Diterjemahkan lagi oleh John H. McGlynn, New York After Midninght, dimasukkan dalam kumpulan puisi, cerpen, dan esai tentang New York setelah mengalami tragedi 11 September 2001. Disunting McGlynn, diterbitkan Lontar, Jakarta, 2001, tiga bulan sesudah tragedi. Terjemahan McGlynn ini dimuat oleh majalah Persimmon, Asian Literature, Art and Culture, Volume III, November 1, Spring 2002, diterbitkan Contemporary Asian Culture, New York. Cerpen New York After Midninght berkisah tentang tiga kota: Jember 1960, New Yok 1975, dan Surabaya 1983, lewat dia narator mengalami semacam dejavu, hadir di suatu tempat atau situasi pertama kali tapi terasa sudah pernah hadir atau mengalami sebelumnya.
Cerpen Diat, “New York Sesudah Tengah Malam”, yang pertama kali dimuat di Majalah Horison, Oktober 1984, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Dede Oetomo, dosen Unair Surabaya, dengan judul New York After Midninght, diterbitkan dan dijadikan judul buku kumpulan sebelas cerpen Indonesia dari 11 cerpenis, merujuk pengalaman tinggal di Amerika Serikat serta pandangan mereka tentang Amerika.<ref name="akhudiat3"/> Buku tersebut disunting oleh Satyagraha Hoerip (Oyik), diterbitkan Executive Committee, Festival of Indonesia, USA, 1990-1991.<ref name="akhudiat3"/> Diterjemahkan lagi oleh [[John H. McGlynn]], New York After Midninght, dimasukkan dalam kumpulan puisi, cerpen, dan esai tentang New York setelah mengalami tragedi 11 September 2001.<ref name="akhudiat3"/> Terjemahan McGlynn ini dimuat oleh majalah Persimmon, Asian Literature, Art and Culture, Volume III, November 1, Spring 2002, diterbitkan Contemporary Asian Culture, New York.<ref name="akhudiat3"/>


<ref name="afrizal7">{{en}} ''The Lontar anthology of Indonesian Drama'' Vol. 3. Lontar Foundation, 2010, Jakarta. hlm xv-xvi</ref>
Tahun 1975 ia mengikuti [[Iowa International Writing Program]] di Universitas Iowa, Iowa City, Amerika Serikat.<ref name="akhudiat"/>


Tahun 1975 ia mengikuti [[Iowa International Writing Program]] di Universitas Iowa, Iowa City, Amerika Serikat.<ref name="akhudiat"/>


==Keluarga==
==Keluarga==

Revisi per 15 Desember 2011 02.09

Templat:Inuse 311211

Akhudiat
PekerjaanPenulis
KebangsaanIndonesia Indonesia
PasanganMulyani
AnakAyesha, Andre Muhammad, Yasmin Fitrida

Akhudiat, juga dikenal dengan nama Diat (lahir 5 Mei 1946), adalah seorang penulis Indonesia, terutama menulis drama atau naskah lakon/skenario, juga menulis cerita pendek, puisi, buku umum (non-fiksi).[1]Akhudiat juga menerjemahkan beberapa karya drama atau tentang drama dari bahasa Inggris.[2]

Pendidikan dan Karir

Menempuh pendidikan Sekolah Rakyat(SR) Rogojampi, Banyuwangi, lulus tahun 1958, lalu melanjutkan ke Pendidikan Guru Agama Pertama Negeri (PGAPN) IV Jember, lulus tahun 1962, kemudian melanjutkan sekolah di PGAA Malang sambil mengajar di beberapa SMP/SMA, serta madrasah tsanawiyah/aliyah.[2] Selepas itu, Diat belajar di Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) III Yogyakarta, lulus tahun 1965.[2] Tahun 1972—1973, kuliah di Akademi Wartawan Surabaya (AWS) namun tidak tamat.[2]

Sejak tahun 1970 diangkat sebagai pegawai negeri sipil di Kantor Pusat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya.[2] Jabatan terakhirnya adalah Kepala Bagian Kemahasiswaan, Kantor Pusat IAIN Sunan Ampel Surabaya, pensiun tahun 2002.[2] Setelah pensiun, sejak tahun 2002 hingga sekarang, ia menjadi Dosen Luar Biasa pada Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya.[2]

Akhudiat menjabat sebagai Komite Sastra dan Teater di Dewan Kesenian Surabaya tahun 1972—1982.[2]Pada tahun yang sama (1972—1982), juga sebagai sutradara dan penulis naskah teater di komunitas Bengkel Muda Surabaya (BMS). Ia menjadi anggota pleno di Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) sejak tahun 1999 hingga sekarang.[2]Menjabat sebagai steering committee Festival Seni Surabaya (FSS) sejak tahun 2000 hingga sekarang.[2]

Karya dan Proses Kreatif

Pernah ikut kursus akting di Teater Muslim pimpinan Mohamad Diponegoro pada 1965,[3], juga berguru di kelompok teater Arifien C. Noer. Di bidang teater, Akhudiat juga mementaskan drama selain berperan sebagai aktor.[2]

Tulisan pertama Akhudiat adalah tentang Markeso, seorang aktor tunggal “Ludruk Garingan”, dimuat di Surabaya Post tahun 1970. Drama Indonesia sampai tahun 1970an, biasa menggunakan panggung prosenium, yakni konsep panggung yang mengangankan bingkai gambar dua dimensi yang tampak depan, samping, dan satu fokus utama, di mana gambar atau adegan itu meniru alam atau dunia di luar panggung, sehingga adegan di panggung dibuat dalam latar seperti suasana di dalam rumah dengan segala perlengkapan perabotannya, atau adegan hutan, jalan, pantai, taman, dengan layar scenery dan para pelaku duduk-duduk atau jejer wayang dalam melakoni nasibnya.[2] Menurut Diat, panggung indah dan rapi yang sudah berlangsung sejak era Stamboel atau Opera Melayu, dan masih bisa dilihat turunannya pada panggung Srimulat, Ketoprak, atau Ludruk, tersebut kurang imajinatif, kurang “liar”, dan terlalu “diatur”.[2] Menyikapi hal tersebut, bersama komunitas Bengkel Muda Surabaya, Akhudiat menawarkan panggung yang lain, yaitu “panggung kosong”.[2]

Konsep panggung kosong tersebut adalah konsep yang menganggap dunia panggung sebagai dunia imajiner, make-believe, pura-pura, rekaan, mungkin tiruan alam luar panggung, mungkin juga tidak. Bisa berasal dari mana pun: gagasan sejarah, pengalaman, peristiwa sehari-hari, berita/artikel, mimpi, bahkan pure nothing, diraih dari angin. Maka muncullah di panggung, orang atau barang, baik sebagai pelaku/pelakon atau properti/alat bermain.[2] Semuanya berubah, bergerak, berombak, berirama, berganti, bertukar, berkeliaran, bahkan berontak, menjadi lakon. Maka adegan-adegannya dominan out-door/exterior. Dengan konsep tersebut, drama bisa dimainkan di mana pun, baik di dalam gedung, taman, lapangan, halaman, pendapa, arena, atau di mana saja.[2] Karena itu, beberapa lakon awal Akhudiat dijuluki “teater jalanan.”[2]

Dengan pikiran “teater jalanan”, Diat mendapat gagasan ketika sering ketemu corat-coret (graffiti, tunggal: graffito) berupa tulisan atau cukilan di tembok, pohon, batu, bangku, gardu, halte, stasiun, terminal, tempat wisata, atau di mana pun, yang hanya berisi dua nama, pemuda dan pemudi yang sedang bercinta.[2] Pesan singkat ini tentu mengandung kisah panjang di baliknya. Coretan atau “Grafito” kemudian dijadikan judul naskah dramanya.[2] Grafito yang ditulis tahun 1972 ini berkisah tentang dua remaja, Ayesha dan Limbo, ketemu di jalanan. Keduanya adalah pemimpin geng yang terlibat dalam kisah love/hate, cinta/benci.[2]

Pada tahun 1973, puisinya berjudul Gerbong-gerbong Tua Pasar Senen, mendapat juara II Lomba Penulisan Puisi versi Dewan Kesenian Surabaya.[2] Karya dramanya, Jaka Tarub dan Rumah Tak Beratap, memenangkan lomba naskah drama versi Dewan Kesenian Jakarta, tahun 1974.[2]

Cerpen Diat, “New York Sesudah Tengah Malam”, yang pertama kali dimuat di Majalah Horison, Oktober 1984, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Dede Oetomo, dosen Unair Surabaya, dengan judul New York After Midninght, diterbitkan dan dijadikan judul buku kumpulan sebelas cerpen Indonesia dari 11 cerpenis, merujuk pengalaman tinggal di Amerika Serikat serta pandangan mereka tentang Amerika.[2] Buku tersebut disunting oleh Satyagraha Hoerip (Oyik), diterbitkan Executive Committee, Festival of Indonesia, USA, 1990-1991.[2] Diterjemahkan lagi oleh John H. McGlynn, New York After Midninght, dimasukkan dalam kumpulan puisi, cerpen, dan esai tentang New York setelah mengalami tragedi 11 September 2001.[2] Terjemahan McGlynn ini dimuat oleh majalah Persimmon, Asian Literature, Art and Culture, Volume III, November 1, Spring 2002, diterbitkan Contemporary Asian Culture, New York.[2]

[4]

Tahun 1975 ia mengikuti Iowa International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, Amerika Serikat.[1]

Keluarga

Akhudiat menikah dengan Mulyani pada 4 November 1974, mempunyai 3 anak: Ayesha (lahir pada 1975), Andre Muhammad (lahir pada 1976), dan Yasmin Fitrida (lahir pada 1978). Bersama keluarganya, Akhudiat sekarang tinggal di Surabaya.

Hasil karya

Karya Asli

  • Gerbong-Gerbong Tua Pasar Senen (antologi puisi dan prosa, 1971)[1]
  • Grafito (drama 1972)[1]
  • Rumah Tak Beratap Rumah Tak Berasap dan Langit Dekat dan Langit Jauh (drama, 1974)[1]
  • Jaka Tarub (drama, 1974)[1]
  • Bui (drama, 1975)[1]
  • Re (drama, 1977, drama-drama ini merupakan pemenang Sayembara Penulisan Naskah Sandiwara Dewan Kesenian Jakarta)[1]
  • Putih dan Hitam (drama, 1978)[1]
  • Suminten dan Kang Lajim (drama anak, 1982)[1]
  • Mencari Air dalam Air (kumpulan puisi, 1983)[1]
  • Cerita Pendek dari Surabaya (antologi cerpen, 1991; ed. Suripan Sadi Hutomo)[1]
  • Bermula dari Tambi (antologi cerpen, 2000)[1]
  • Memo Putih (antologi puisi, 2000)[1]
  • Menyambung yang Patah(skenario film sinetron, 1984)[3]
  • Endang Baru (skenario film sinetron, 1984)[3]

Karya terjemahan

  • Fred karya Sherwood Anderson yang kemudian diubah berjudul Kematian di dalam Hutan
  • Sumur karya Agusto Cespedes
  • Model karya Bernard Malamud
  • Apotek karya Anton Chekov
  • Kisah Pohon Abu karya Peter Handke
  • Benang Laba-laba karya Ryonusuke Akutagawa
  • Raja Ubu karya Alfred Jarry
  • Jalan Tembakau karya Erskine Caldwell
  • Katastrof dari New Yorker, drama absurd karya Samuel Beckett, .

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Indonesia) Antologi Drama Indonesia Jilid III. Amanah-Lontar, 2006, Jakarta. ISBN 979-99858-4-6
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z (Indonesia) Aminoedhin, Aming. "Sosok Sastrawan yang Dramawan". Diposting 19 Februari 2009 di http://malsasaakbar.blogspot.com/2009/02/biodata-akhudiat.html diakses pada 14 Desember 2011, Biodata Akhudiat
  3. ^ a b c (Indonesia) Rampan, Korrie Layun. Leksikon susastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 33. Biografi Akhudiat (Diat)
  4. ^ (Inggris) The Lontar anthology of Indonesian Drama Vol. 3. Lontar Foundation, 2010, Jakarta. hlm xv-xvi

Pranala luar