Pengokot: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k r2.6.4) (bot Mengubah: ro:Capsator (agrafator)
Baris 8: Baris 8:
Pengokot terdiri dari beberapa ukuran yang menggunakan kokot yang berbeda-beda:
Pengokot terdiri dari beberapa ukuran yang menggunakan kokot yang berbeda-beda:
* Ukuran kecil, memakai isi ukuran No.10 (standar [[JIS]]) atau No.23 (standar Eropa-Amerika), bisa menjilid kertas fotokopi hingga 20 lembar.
* Ukuran kecil, memakai isi ukuran No.10 (standar [[JIS]]) atau No.23 (standar Eropa-Amerika), bisa menjilid kertas fotokopi hingga 20 lembar.
* Ukuran sedang, memakai isi ukuran No.3 atau No.35, menjilid kertas fotokopi 30 hingga 75 lembar bergantung pada panjang kokot.
* Ukuran sedang, memakai isi ukuran No.3 atau No.35, menjilid kertas fotokopi 30 hingga 75 lembar bergantung pada panjang kokot atau tangkai.
* Ukuran besar, memakai isi ukuran No.1 atau No.12, bisa menjilid kertas fotokopi dari 50 hingga sekitar 250 lembar bergantung pada panjang kokot. Tidak bisa digunakan untuk menjilid kertas dalam jumlah sedikit, karena bagian kokot yang keluar dari kertas terlalu panjang.
* Ukuran besar, memakai isi ukuran No.1 atau No.12, bisa menjilid kertas fotokopi dari 50 hingga sekitar 250 lembar bergantung pada panjang kokot. Tidak bisa digunakan untuk menjilid kertas dalam jumlah sedikit, karena bagian kokot yang keluar dari kertas terlalu panjang.



Revisi per 7 Desember 2011 13.20

Pengokot
Kertas yang disatukan dengan pengokot

Pengokot (bahasa Inggris: stapler) adalah alat untuk menyatukan sejumlah kertas dengan cara memasukkan kokot (staple) berbentuk huruf "U" yang terlipat di bagian bawah kertas bila panjang kedua ujung kokot melebihi tebal kertas.

Di Indonesia, pengokot bisa dijumpai di mana-mana, di kantor, sekolah, kios fotokopi, rumah tangga, hingga di rumah makan dan penjual makanan. Pengokot begitu populer hingga memiliki banyak nama tidak resmi yang berasal dari suara yang dikeluarkan alat ini, seperti: jekrekan, jepretan, atau cekrekan. Pengokot sering digunakan di Indonesia untuk membungkus makanan. Plastik dilipat agar isi tidak keluar dan diselesaikan dengan jepitan pengokot.

Ukuran

Pengokot terdiri dari beberapa ukuran yang menggunakan kokot yang berbeda-beda:

  • Ukuran kecil, memakai isi ukuran No.10 (standar JIS) atau No.23 (standar Eropa-Amerika), bisa menjilid kertas fotokopi hingga 20 lembar.
  • Ukuran sedang, memakai isi ukuran No.3 atau No.35, menjilid kertas fotokopi 30 hingga 75 lembar bergantung pada panjang kokot atau tangkai.
  • Ukuran besar, memakai isi ukuran No.1 atau No.12, bisa menjilid kertas fotokopi dari 50 hingga sekitar 250 lembar bergantung pada panjang kokot. Tidak bisa digunakan untuk menjilid kertas dalam jumlah sedikit, karena bagian kokot yang keluar dari kertas terlalu panjang.

Pengokot Zaman Kuno

Pengokot pertama menurut catatan tertulis berasal dari abad ke-18 di Perancis. Menurut legenda, mesin pengokot yang dioperasikan dengan tangan sudah dibuat untuk Raja Louis XIV dari Perancis di tahun 1700-an. Setiap mesin pengokot diberi lambang kerajaan.[1]Pemakaian kertas semakin meluas di abad ke-19 membutuhkan alat penjilid kertas yang lebih praktis.[2] Seorang penemu bernama Samuel Slocum memperoleh paten untuk alat penjilid kertas modern pada tanggal 30 September 1841. Berdasarkan gambar paten dan penjelasannya, alat ini belum bisa disebut pengokot. Alat ciptaan Slocum hanya menyatukan kertas dengan semacam paku supaya lebih mudah dikemas dalam jumlah banyak. Penciptanya memang mengabdikan seumur hidupnya untuk menjual paku sambil menyempurnakan desain paku. Alat diciptakan semata-mata untuk memasarkan paku yang diproduksinya.

Pada tanggal 7 Agustus 1866, alat bernama Novelty Paper Fastener dipatenkan oleh perusahaan bernama Patent Novelty Mfg Co. Alat ini hanya dapat diisi dengan satu kokot, bisa digunakan untuk menjilid kertas, buku, hingga memaku karpet, mebel, atau kotak. Kokot dibuat dalam berbagai ukuran, 3/16 inci, 1/4 inci, 3/8 inci, dan 1/2 inci.

Pada tanggal 24 Juli 1866, George W. McGill memperoleh U.S. Patent No. 56,587 untuk prototipe kokot modern berupa penyatu kertas dari kuningan yang bisa dibengkokkan. Di tahun berikutnya pada tanggal 13 Agustus 1867, George W. McGill kembali menerima U.S. Patent No. 67,665 untuk alat tekan yang bisa memasukkan kokot ke dalam kertas. Alat ini ikut dipamerkan di Centennial Exhibition tahun 1867 yang diselenggarakan di Philadelphia. McGill terus bekerja menyempurnakan berbagai alat pengokot dan isinya hingga tahun 1880-an. Pada tanggal 18 Februari 1879, hak paten No. 212,316 diterima McGill dari kantor paten Amerika Serikat untuk alat tekan memasukkan kokot yang disebut McGill Single-Stroke Staple Press. Alat ini beratnya 1,1 kilogram dan bisa diisi dengan satu kokot ukuran 1/2 inci untuk satu kali pengisian. Kokot bisa menembus beberapa lembar kertas sekaligus.

Beberapa alat untuk menjilid atau mengikat kertas sebenarnya tidak menggunakan klip, paku, atau kokot. Kertas dilubangi dan dilipat sehingga sejumlah kertas bisa dijilid sekaligus. Sebagian di antaranya bahkan sudah mendapat hak paten, termasuk alat yang disebut Clipless Stand Machine. Alat ini dibuat di Newton, Iowa dan dijual antara tahun 1880-an hingga tahun 1920-an. Kertas dilubangi membentuk bagian kertas seperti lidah yang bisa dilipat di bagian belakang kertas. Cara kerja yang sama juga digunakan alat yang disebut Bump's New Model Paper Fastener.

Metode Pengokot

Pengokot ukuran besar, bisa menjilid sampai 150 lembar kertas
Pengokot untuk menjilid majalah
Pengokot listrik

Pengokot Permanen

Cara ini merupakan cara kerja yang paling sering digunakan. Bahan yang ingin dijilid disatukan dengan kokot. Tekanan dari lengan bagian atas pengokot melipat ujung kokot yang melebihi tebal kertas. Kokot yang mengunci di bagian belakang kertas bisa berbentuk standar atau datar sesuai dengan pola yang ada di lengan bagian bawah pengokot. Pola standar membuat kokot yang terlipat di bagian belakang kertas menjadi agak melengkung. Sedangkan pola datar membuat kokot terlipat dengan rata, sehingga tumpukan kertas yang sudah dijilid bisa terlihat lebih rapi.

Pembuka kokot adalah alat sederhana yang digunakan untuk membuka kokot yang tertanam di dalam kertas. Alat ini berbentuk seperti kait ganda yang menarik bagian kokot yang terlipat dan meluruskannya.

Pengokot Pemaku

Pengokot bisa digunakan memaku poster atau kertas tebal di dinding atau papan pengumuman. Pengokot jenis ini sering disebut Tacker. Sebagian pengokot kantor memiliki lengan bagian bawah yang bisa dilipat keluar, sehingga lengan pengokot bagian atas bisa dipakai untuk memaku. Pekerja konstruksi menggunakan pengokot khusus yang disebut pistol kokot (staple gun) untuk memaku permadani, kayu lapis, dan sebagainya.

Pengokot Penjilid Majalah

Pengokot penjilid majalah mempunyai lengan bagian bawah yang tetap dan lengan bagian atas yang bisa digeser-geserkan. Lembaran kertas yang hendak dijilid menjadi majalah atau brosur harus dijilid di lipatan bagian tengah yang tidak bisa dicapai pengokot biasa.

Pengokot Listrik

Pengokot berdaya listrik sering digunakan di kantor yang berhubungan dengan penjilidan, penerbitan, dan pengemasan. Penjilidan kertas bisa dilakukan secara cepat dan akurat dengan pengokot otomatis. Mesin fotokopi model mutakhir yang dilengkapi penjilid otomatis bisa mengeluarkan salinan yang sudah dijilid dengan pengokot secara otomatis.

Rujukan

  1. ^ "The History of the Stapler". Diakses tanggal 2006-03-10. 
  2. ^ "Antique Staplers & Other Paper Fasteners". Diakses tanggal 2006-03-10. 

Pranala luar