Hangeul: Perbedaan antara revisi
M. Adiputra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
M. Adiputra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox writing system |
{{Infobox writing system |
||
|name = |
|name = Hangeul |
||
|altname = {{lang|ko-Hang|한글}} |
|||
|type = Alfabet |
|type = Alfabet |
||
|languages = [[bahasa Korea|Korea]]<br>[[bahasa Cia-Cia|Cia-Cia]] (tidak resmi<ref>http://www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2010/10/113_74114.html</ref>) |
|languages = [[bahasa Korea|Korea]]<br>[[bahasa Cia-Cia|Cia-Cia]] (tidak resmi<ref>http://www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2010/10/113_74114.html</ref>) |
||
Baris 18: | Baris 17: | ||
|rr=Hangeul |
|rr=Hangeul |
||
|mr=Han'gŭl}} |
|mr=Han'gŭl}} |
||
'''Hangeul''' ({{pron|ˈhɑːŋɡʊl|KO-Hangul.ogg}}), adalah [[alfabet]] yang digunakan untuk menulis [[Bahasa Korea]]. Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong yang Agung (1397-1450) pada tahun 1443 masa [[Dinasti Joseon]]. Meskipun tulisan Hangeul terlihat seperti tulisan [[ideogram|ideografik]] (tulisan dalam bentuk 'simbol' seperti [[aksara Tionghoa]]), Hangeul sebenarnya merupakan abjad [[fonem|fonetik]] |
'''Hangeul''' ({{lang|ko-Hang|한글}}; {{pron|ˈhɑːŋɡʊl|KO-Hangul.ogg}}), adalah [[alfabet]] yang digunakan untuk menulis [[Bahasa Korea]]. Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong yang Agung (1397-1450) pada tahun 1443 masa [[Dinasti Joseon]]. Meskipun tulisan Hangeul terlihat seperti tulisan [[ideogram|ideografik]] (tulisan dalam bentuk 'simbol' seperti [[aksara Tionghoa]]), Hangeul sebenarnya merupakan abjad [[fonem|fonetik]] atau [[alfabet]], karena setiap [[huruf]]nya merupakan lambang [[vokal]] dan [[konsonan]] yang berbeda. Alfabet Hangeul terdiri dari 24 huruf (''[[#Jamo|jamo]]'')— 14 [[huruf mati]] (konsonan) dan 10 [[huruf hidup]] (vokal). Sebenarnya Hangeul masih mempunyai 3 konsonan dan 1 buah huruf vokal, namun dihilangkan. Selain untuk menuliskan bahasa Korea, Hangeul juga dipakai untuk [[bahasa]] [[Bahasa Cia-Cia|suku Cia-Cia]], di [[Sulawesi Tenggara]], [[Indonesia]]. |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Baris 40: | Baris 39: | ||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
* [[Tabel konsonan dan vokal |
* [[Tabel konsonan dan vokal Hangeul]] |
||
* [[Hanja]] |
* [[Hanja]] |
||
== Catatan kaki == |
== Catatan kaki == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
== Pranala luar == |
|||
* [http://learners-library.org/index.php?page=languages/language&id=23 Latihan bahasa dan aksara Korea] |
|||
* [http://www.omniglot.com/writing/korean.htm Aksara dan ejaan Korea] oleh Omniglot |
|||
* [http://www.wright-house.com/korean/korean-linguistics-origins.html Asal usul aksara Korea (Hangeul) secara filofofis dan linguistik] |
|||
* [http://www.langintro.com/kintro/toc.htm Pelajaran Hangeul daring] di Langintro.com |
|||
* [http://www.sayjack.com/learn/korean/hangul Tabel Hangeul dengan tampilan slid audio] |
|||
* [http://www.kfunigraz.ac.at/~katzer/korean_hangul_unicode.html Informasi teknis mengenai Hangul dan Unicode] |
|||
{{hangul}} |
{{hangul}} |
Revisi per 5 Desember 2011 07.01
Hangeul | |
---|---|
Jenis aksara | Alfabet
|
Bahasa | Korea Cia-Cia (tidak resmi[1]) |
Pencipta | Raja Sejong yang Agung |
Periode | 1443 sampai sekarang |
Arah penulisan | Kiri ke kanan |
ISO 15924 | |
ISO 15924 | Hang, 286 , Hangul (Hangŭl, Hangeul) |
Pengkodean Unicode | |
Nama Unicode | Hangul |
U+AC00–U+D7AF, U+1100–U+11FF, U+3130–U+318F, U+3200–U+32FF, U+A960–U+A97F, U+D7B0–U+D7FF, U+FF00–U+FFEF | |
Hangeul | |
---|---|
Hangeul | 한글 |
Hanja | (tidak ada) |
Alih Aksara yang Disempurnakan | Hangeul |
McCune–Reischauer | Han'gŭl |
Hangeul (한글; dibaca [[Bantuan:Pengucapan|[ˈhɑːŋɡʊl]]] ( dengarkan)), adalah alfabet yang digunakan untuk menulis Bahasa Korea. Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong yang Agung (1397-1450) pada tahun 1443 masa Dinasti Joseon. Meskipun tulisan Hangeul terlihat seperti tulisan ideografik (tulisan dalam bentuk 'simbol' seperti aksara Tionghoa), Hangeul sebenarnya merupakan abjad fonetik atau alfabet, karena setiap hurufnya merupakan lambang vokal dan konsonan yang berbeda. Alfabet Hangeul terdiri dari 24 huruf (jamo)— 14 huruf mati (konsonan) dan 10 huruf hidup (vokal). Sebenarnya Hangeul masih mempunyai 3 konsonan dan 1 buah huruf vokal, namun dihilangkan. Selain untuk menuliskan bahasa Korea, Hangeul juga dipakai untuk bahasa suku Cia-Cia, di Sulawesi Tenggara, Indonesia.
Sejarah
Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong yang Agung. Selanjutnya, pada tahun 1446, Hangeul ditampilkan dalam bentuk terpublikasi beserta pedoman penjelasan rinci. Sejong menamakan alfabet tersebut Hunminjeongeum ("Suara yang tepat untuk diajarkan kepada rakyat"). alfabet ini sekarang dinamakan Hangeul yang bermakna "alfabet Han" atau "alfabet Agung". Setiap tanggal 9 Oktober di Korea Selatan diperingati sebagai Hari Hangeul.
Keunggulan
Dari 6000 buah bahasa yang dituturkan di duni saat ini, hanya 100 bahasa yang memiliki aksara mereka sendiri, salah satunya adalah Bahasa Korea yang menggunakan sistem penulisan Hangeul. Hangeul adalah satu-satunya aksara yang diciptakan oleh seorang individu berdasarkan teori dan maksud yang telah direncanakan dengan baik.
Dibanding aksara bangsa lain, Hangeul tidak didasarkan pada suatu bahasa tulis atau meniru aksara lain, namun unik khas Korea. Lebih lagi, Hangeul merupakan sistem penulisan yang bersifat ilmiah, didasarkan pada pengetahuan kebahasaan yang mendalam dan asas-asas filosofis sehingga membuatnya praktis, mudah dipelajari, dan elok rupanya.
Asas-asas Hangeul
Dalam sebagian besar sejarahnya, rakyat Korea menulis dengan aksara Tionghoa (Hanja). Karena bahasa tutur kedua bangsa ini berasal dari keluarga yang berbeda, bahasa Korea tidak bisa secara tepat diungkapkan dalam aksara Tionghoa. Dalam bahasa Tionghoa, kalimat ditandai dengan partikel, sementara dalam bahasa Korea, akhiran digunakan untuk menambah atau memodifikasi makna. Walau tidak nyaman, kaum bangsawan Korea (yangban) tetap mendukung penggunaan hanja secara teguh.
Raja Sejong adalah seorang pemimpin sekaligus ilmuwan, dan pelopor budaya. Melalui upaya keras bertahun-tahun, ia meneliti unit dasar Bahasa Korea menggunakan kemampuannya sendiri tentang kebahasaan dan akhirnya berhasil menuangkannya dalam bentuk aksara, Hunminjeongeum.
Tulisan di Sejong Sillok, volume Joseon Wangjo Sillok (Babad Joseon) tanggal 30 Desember tahun ke-25 masa Sejong bertahta, berbunyi:
“ | Bulan ini, Raja telah menciptakan 28 aksara Onmun (aksara tutur) secara pribadi...Walau sederhana dan ringkas, aksara ini mampu menghasilkan variasi-variasi tak terhingga dan dinamakan Hunmin Jeongeum. | ” |
Berdasarkan "Penjelasan dan Contoh-contoh Hunmin Jeongeum" (1446): lambang konsonan dasar terbentuk secara sistematis berdasarkan organ mulut manusia saat mengucapkan beberapa jenis suara, sementara konsonan lain dibentuk dengan menambahkan guratan ke 5 bentuk dasar.