Sang Nila Utama: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
WikitanvirBot (bicara | kontrib)
VoteITP (bicara | kontrib)
Baris 2: Baris 2:


== Biografi ==
== Biografi ==
Dalam [[Sulalatus Salatin]], Sang Nila Utama disebutkan sebagai putra pasangan [[Sang Sapurba]] dengan Wan Sundaria (anak dari Demang Lebar Daun, penguasa [[Palembang]]).<ref>Raffles, T. S., (1821), ''Malay annals'' (trans. John Leyden), Longman, Hurst, Rees, Orme, and Brown</ref>
Dalam [[Sulalatus Salatin]], Sang Nila Utama disebutkan sebagai putra pasangan [[Sang Sapurba]] dengan Wan Sundaria (anak dari Demang Lebar Daun, penguasa [[Palembang]]). Ia menikah dengan ''Wan Sri Bini'', dan awal menjadi raja di [[Bintan]] sebelum pindah ke [[Singapura]].<ref>Raffles, T. S., (1821), ''Malay annals'' (trans. John Leyden), Longman, Hurst, Rees, Orme, and Brown</ref>


=== Pendirian Singapura ===
=== Pendirian Singapura ===

Revisi per 5 Desember 2011 06.24

Sang Nila Utama tokoh legenda pendiri Singapura.

Biografi

Dalam Sulalatus Salatin, Sang Nila Utama disebutkan sebagai putra pasangan Sang Sapurba dengan Wan Sundaria (anak dari Demang Lebar Daun, penguasa Palembang). Ia menikah dengan Wan Sri Bini, dan awal menjadi raja di Bintan sebelum pindah ke Singapura.[1]

Pendirian Singapura

Dalam perjalanan pergi berburu pada suatu pulau di lepas pantai Sumatera, Sang Nila Utama melihat seekor rusa dan mengejarnya, kemudian mendaki sebuah batu besar, ketika mencapai puncak, ia memandang ke seberang laut dan melihat pulau lain dengan pantai berpasir yang memiliki penampilan selembar kain putih. Ia diberitahu salah satu menterinya bahwa itu adalah pulau Temasek.

Kemudian ketika mendarat pulau tersebut. Tiba-tiba, ia melihat seekor binatang aneh dengan tubuh merah, kepala hitam dan putih payudara. Itu adalah hewan yang tampan dan bergerak dengan kecepatan tinggi seperti menghilang ke hutan. Dia bertanya menteri kepala binatang apa itu, dan diberitahu bahwa ini mungkin adalah seekor singa. Ia senang dan percaya menjadi pertanda baik, kemudian memutuskan untuk membangun kota baru di Temasek. Kota ini diberi nama Singapura yang berarti Kota Singa.

Rujukan

  1. ^ Raffles, T. S., (1821), Malay annals (trans. John Leyden), Longman, Hurst, Rees, Orme, and Brown