Teuku Nyak Arif: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Minopueblo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Minopueblo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26: Baris 26:
== Kehidupan Awal ==
== Kehidupan Awal ==
'''Teuku Nyak Arief''' dilahirkan di [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Ulèë Lheue]], [[Kutaraja]] (sekarang Banda
'''Teuku Nyak Arief''' dilahirkan di [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Ulèë Lheue]], [[Kutaraja]] (sekarang Banda
Aceh) pada tanggal 17 Juli 1899. Ayahnya adalah seorang [[Ulèë Balang]] bernama [[Teuku|Teuku Nyak Banta]],
Aceh) pada tanggal [[17 Juli]] [[1899]]. Ayahnya adalah seorang [[Ulèë Balang]] bernama [[Teuku|Teuku Nyak Banta]],
ibunya bernama [[Cut|Cut Nyak Rayeuk]]. Kedudukan Teuku Nyak Banta adalah
ibunya bernama [[Cut|Cut Nyak Rayeuk]]. Kedudukan Teuku Nyak Banta adalah
sebagai '''Panglima Sagi 26 Mukim''' wilayah [[Aceh Besar]]. Teuku Nyak Arief merupakan
sebagai '''[[Mukim (Aceh)|Panglima Sagi 26 Mukim]]''' wilayah [[Aceh Besar]]. Teuku Nyak Arief merupakan anak yang ke 3 dari 5 bersaudara, adapun saudara kandung Teuku Nyak Arief adalah sebagai berikut:
anak yang ke 3 dari 5 bersaudara, adapun saudara kandung Teuku Nyak Arief adalah sebagai berikut
::1. Cut Nyak Asmah.
::1. Cut Nyak Asmah.
::2. Cut Nyak Mariah.
::2. Cut Nyak Mariah.
Baris 36: Baris 35:
::5. Teuku Mohd. Yusuf.
::5. Teuku Mohd. Yusuf.


Teuku Nyak Arief bersekolah di Volksschool (Sekolah Rakyat) Kutaraja, beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Raja [[Kweekschool]] di [[Bukit Tinggi]] dan kemudian Sekolah Pamongpraja [[OSVIA]] di [[Serang]] [[Banten]]. Sekolah ini khusus diadakan oleh Belanda untuk anak-anak Raja dan [[Bangsawan]] dari seluruh Indonesia.
Teuku Nyak Arief bersekolah di Volksschool (Sekolah Rakyat) Kutaraja, beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Raja [[Kweekschool]] di [[Bukit Tinggi]], dan kemudian Sekolah Pamongpraja [[OSVIA]] di [[Serang]] [[Banten]]. Sekolah ini khusus diadakan oleh [[Hindia-Belanda|Belanda]] untuk anak-anak [[Raja]] dan [[Bangsawan]] dari seluruh [[Indonesia]].


==Masa Pergerakan Nasional==
==Masa Pergerakan Nasional==
Teuku Nyak Arief dikenal sebagai [[orator]] ulung walaupun selalu berbicara seperlunya
Teuku Nyak Arief dikenal sebagai [[orator]] ulung walaupun selalu berbicara seperlunya
saja. Sangat gemar membaca terutama yang menyangkut politik dan pemerintahan serta
saja. Sangat gemar membaca terutama yang menyangkut [[politik]] dan [[pemerintahan]] serta
mendalami pengetahuan Agama. Oleh sebab itu tidak mengherankan kalau dalam usia
mendalami [[pengetahuan Agama]]. Oleh sebab itu tidak mengherankan kalau dalam usia
muda Beliau telah giat dalam pergerakan.
muda Beliau telah giat dalam pergerakan.


Beliau diangkat menjadi ketua [[National Indische Partij]] cabang Kutaraja pada tahun 1919. Setahun kemudian menggantikan Ayahnya sebagai Panglima Sagi 26 Mukim. Kemudian di tahun 1927 Beliau diangkat menjadi anggota Dewan Rakyat [[Volksraad]] sampai dengan tahun 1931.
Beliau diangkat menjadi ketua [[National Indische Partij]] cabang Kutaraja pada tahun [[1919]]. Setahun kemudian menggantikan Ayahnya sebagai [[Mukim (Aceh))|Panglima Sagi 26 Mukim]]. Kemudian di tahun [[1927]] Beliau diangkat menjadi anggota [[Parlemen|Dewan Rakyat]] [[Volksraad]] sampai dengan tahun [[1931]].


Teuku Nyak Arief merupakan salah seorang pendiri dan anggota dari '''Fraksi Nasional''' di Dewan Rakyat yang diketuai oleh [[Mohammad Husni Thamrin]]. Dalam berbagai kesempatan yang diperolehnya ini Beliau banyak memberikan sumbangan dalam bentuk perjuangan
Teuku Nyak Arief merupakan salah seorang pendiri dan anggota dari '''Fraksi Nasional''' di Dewan Rakyat yang diketuai oleh [[Mohammad Husni Thamrin]]. Dalam berbagai kesempatan yang diperolehnya ini Beliau banyak memberikan sumbangan dalam bentuk perjuangan politik baik untuk kesejahteraan rakyat maupun kemerdekaan<ref>{{cite web
politik baik untuk kesejahteraan rakyat maupun kemerdekaan<ref>{{cite web
|title=Teuku Nyak Arif
|title=Teuku Nyak Arif
|url=http://acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Nyak%20Arief.pdf}}</ref>
|url=http://acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Nyak%20Arief.pdf}}</ref>


Sejak tahun 1932 T. Nyak Arif memimpin gerakan dibawah tanah menentang penjajahan Belanda di Aceh.
Sejak tahun [[1932]] T. Nyak Arif memimpin gerakan dibawah tanah menentang penjajahan Belanda di Aceh.


Teuku Nyak Arif aktif dalam kegiatan-kegiatan peningkatan [[pendidikan]] di Aceh, beliau bersama [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]] mendirikan [[Taman Siswa|Perguruan Taman Siswa]] di Kutaraja pada tanggal 11 Juli 1937. Dalam kepengurusan lembaga yang diprakarsai oleh [[Ki Hajar Dewantara]] ini, T. Nyak Arif menjadi sekretaris dengan ketuanya [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]].
Teuku Nyak Arif aktif dalam kegiatan-kegiatan peningkatan [[pendidikan]] di Aceh, beliau bersama [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]] mendirikan [[Taman Siswa|Perguruan Taman Siswa]] di Kutaraja pada tanggal [[11 Juli]] [[1937]]. Dalam kepengurusan lembaga yang diprakarsai oleh [[Ki Hajar Dewantara]] ini, T. Nyak Arif menjadi sekretaris dengan ketuanya [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]].


Bersama Mr. T.M Hasan, beliau juga ikut mempelopori berdirinya organisasi '''Atjehsche Studiefonds (Dana Pelajar Aceh)''' yang bertujuan untuk membantu anak-anak Aceh yang cerdas tetapi tidak mampu untuk sekolah.
Bersama Mr. T.M Hasan, beliau juga ikut mempelopori berdirinya organisasi '''[[bea siswa|Atjehsche Studiefonds (Dana Pelajar Aceh)]]''' yang bertujuan untuk membantu anak-anak Aceh yang cerdas tetapi tidak mampu untuk sekolah.


Pada tahun 1939 berdiri Persatuan Ulama Aceh, disingkat PUSA yang diketuai oleh [[Daud Beureu'eh|Teungku Daud Beureu'eh]]. Pemuda-pemuda PUSA mengadakan hubungan dengan Jepang di Malaya
Pada tahun [[1939]] berdiri Persatuan Ulama Aceh, disingkat PUSA yang diketuai oleh [[Daud Beureu'eh|Teungku Daud Beureu'eh]]. Pemuda-pemuda PUSA mengadakan hubungan dengan [[Jepang]] di [[Malaysia|Malaya]]
sejak 1940 sampai 1942. Kemudian Jepang mempergunakan PUSA untuk melemahkan Belanda di Aceh dengan segala jalan. Teuku Nyak Arif prihatin melihat langkah-langkah PUSA dan menganggapnya sebagai suatu kemunduran bagi pergerakan nasional.
sejak [[1940]] sampai [[1942]]. Kemudian Jepang mempergunakan PUSA untuk melemahkan Belanda di Aceh dengan segala jalan. Teuku Nyak Arif prihatin melihat langkah-langkah PUSA dan menganggapnya sebagai suatu kemunduran bagi pergerakan nasional.


==Masa Pendudukan Jepang==
==Masa Pendudukan Jepang==
Diakhir kekuasaan pemerintahan [[Hindia-Belanda|Hindia Belanda]] di Aceh (awal tahun 1942), Teuku Nyak Arif menuntut untuk diserahkan kekuasaan/ pemerintahan kepada Beliau, tetapi tidak dikabulkan oleh Residen Aceh J. Pauw, maka Nyak Arif pun memberontak kepada pemerintah Hindia Belanda. Kolonel
Diakhir kekuasaan pemerintahan [[Hindia-Belanda|Hindia Belanda]] di Aceh (awal tahun [[1942]]), Teuku Nyak Arif menuntut untuk diserahkan kekuasaan/ pemerintahan kepada Beliau, tetapi tidak dikabulkan oleh [[Residen|Residen Aceh]] J. Pauw, maka Nyak Arif pun memberontak kepada pemerintah Hindia Belanda. Kolonel Gosenson memerintahkan [[KNIL]]/[[Marsose]] untuk menyerang T. Nyak Arif, namun dapat dipukul mundur, walau dua kali berturut-turut kediamannya di [[Syiah Kuala, Banda Aceh|Lamnyong]] diserang dengan kekerasan. Peristiwa tersebut sekaligus menandai dimulainya penarikan Belanda dari [[Aceh Besar]].
Gosenson memerintahkan [[KNIL]]/[[Marsose]] untuk menyerang T. Nyak Arif, namun dapat dipukul mundur, walau dua kali berturut-turut kediaman Beliau di Lamnyong (Darussalam) diserang dengan kekerasan. Peristiwa tersebut sekaligus menandai dimulainya penarikan Belanda dari [[Aceh Besar]].


[[Jepang]] mendarat di Aceh pada tanggal 12 Maret 1942 di Ujong Batee, Teluk Balohan [[Pulau Weh]] dan Kuala Bugak [[Peureulak]] [[Aceh Timur]], disambut oleh rakyat dengan semangat persaudaraan
[[Jepang]] mendarat di Aceh pada tanggal [[12 Maret]] [[1942]] di Ujong Batee, [[Balohan|Teluk Balohan]] [[Pulau Weh]] dan [[Kuala Bugak, Peureulak, Aceh Timur|Kuala Bugak]] [[Peureulak]] [[Aceh Timur]], disambut oleh rakyat dengan semangat persaudaraan
sesuai dengan [[propaganda]] Jepang bahwa mereka datang ke Indonesia untuk membebaskan saudaranya-saudaranya dari cengkraman penjajahan Belanda.
sesuai dengan [[propaganda]] Jepang bahwa mereka datang ke Indonesia untuk membebaskan saudaranya-saudaranya dari cengkraman penjajahan Belanda.


Pada awal kehadiran Jepang di Aceh, rakyat beranggapan bahwa
Pada awal kehadiran Jepang di Aceh, rakyat beranggapan bahwa
juru selamat telah tiba. Namun tidak lama kemudian tindakan-tindakan berupa tekanan terhadap organisasi dan partai-partai politik mulai
juru selamat telah tiba. Namun tidak lama kemudian tindakan-tindakan berupa tekanan terhadap [[Organisasi politik|organisasi]] dan [[partai politik|partai-partai politik]] mulai
dilakukan. Akibatnya
dilakukan. Akibatnya
organisasi seperti [[Muhammadiyah]], PUSA, [[Parindra]] mengalami kemunduran bahkan
organisasi seperti [[Muhammadiyah]], PUSA, [[Parindra]] mengalami kemunduran bahkan
[[Taman Siswa]] dibubarkan oleh [[Gunseibu]], hal ini mengurangi simpati rakyat terhadap
[[Taman Siswa]] dibubarkan oleh [[Gunseibu]], hal ini mengurangi simpati rakyat terhadap
Jepang. Kebencian rakyat semakin bertambah setelah Jepang memeras tenaga rakyat
Jepang. Kebencian rakyat semakin bertambah setelah Jepang memeras tenaga rakyat
untuk kepentingan proyek mereka, seperti membuat jalan raya, [[Takengon]]-
untuk kepentingan proyek mereka, seperti membuat [[jalan raya]] [[Takengon]]-
[[Blangkejeren, Gayo Lues|Blangkeujeren]], kubu pertahanan Gunung Setan. Lapangan Udara dan lain-lain. Akibatnya
[[Blangkejeren, Gayo Lues|Blangkeujeren]], [[Benteng|kubu pertahanan]] Gunung Setan. [[Lapangan Udara]] dan lain-lain. Akibatnya
rakyat tidak mempunyai waktu untuk mengurus kepentingan pribadi, sehingga keadaan
rakyat tidak mempunyai waktu untuk mengurus kepentingan pribadi, sehingga keadaan
ekonomi sosial mereka sangat menyedihkan.
[[Ekonomi#Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi|sosial-ekonomi]] mereka sangat menyedihkan.
Kemerosotan yang dialami oleh tentara Jepang dalam [[Perang Pasifik|perang Asia Timur Raya]],
Kemerosotan yang dialami oleh [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang|tentara Jepang]] dalam [[Perang Pasifik|perang Asia Timur Raya]],
mendorong pemerintah pendudukan mendirikan '''Atjeh Shu Sangi Kai''' (Dewan
mendorong pemerintah pendudukan mendirikan '''Atjeh Shu Sangi Kai''' (Dewan
penasehat Daerah Aceh) pada tanggal 17 November 1943 untuk menarik simpati para elit
penasehat Daerah Aceh) pada tanggal [[17 November]] [[1943]] untuk menarik simpati para elit
dan berbagai macam kelompok di Aceh. Badan semacam [[legislatif]] ini
dan berbagai macam kelompok di Aceh. Badan semacam [[legislatif]] ini
dipimpin Teuku Nyak Arief, beranggotakan 30 orang, anggotanya terdiri
dipimpin Teuku Nyak Arief, beranggotakan 30 orang, anggotanya terdiri
Baris 86: Baris 83:
diperluas oleh Shu Tjokan (Residen Aceh) S. Iinoo.
diperluas oleh Shu Tjokan (Residen Aceh) S. Iinoo.


Sejalan dengan politik ingin mendekati rakyat dari berbagai golongan, maka pada
Sejalan dengan [[politik]] ingin mendekati rakyat dari berbagai golongan, maka pada
bulan Juli 1945 para pembesar Jepang menghubungi tokoh-tokoh pemuda yang ada di
bulan [[Juli]] [[1945]] para pembesar Jepang menghubungi tokoh-tokoh pemuda yang ada di
Kutaraja. Dalam pertemuan itu pihak Jepang kembali menegaskan bahwa [[Dai Nippon]]
Kutaraja. Dalam pertemuan itu pihak Jepang kembali menegaskan bahwa [[Dai Nippon]]
pasti akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Oleh karena itu mereka
pasti akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Oleh karena itu mereka
Baris 93: Baris 90:
yang kuat di Aceh.
yang kuat di Aceh.


Pada tanggal 14 Agustus 1945 yang bertempat di Atjeh Bioscoop Kutaradja
Pada tanggal [[14 Agustus[[ [[1945]] yang bertempat di Atjeh Bioscoop Kutaradja
diadakan rapat pemuda yang dihadiri juga oleh unsur masyarakat. Suatu hal yang
diadakan rapat pemuda yang dihadiri juga oleh unsur masyarakat. Suatu hal yang
mengejutkan para pemuda, Syu Tjokan tidak hadir. Tidak diketahuinya Jepang telah menyerah kalah ditandai dengan tidak hadirnya Syu Tjokan pada rapat tersebut. Satu-satunya yang hadir dari
mengejutkan para pemuda, Syu Tjokan tidak hadir. Tidak diketahuinya Jepang telah [[Menyerahnya Jepang|menyerah kalah]] ditandai dengan tidak hadirnya Syu Tjokan pada rapat tersebut. Satu-satunya yang hadir dari
pihak Jepang adalah Matsyubushi yang mengucapkan pidato singkat tanpa bersemangat.
pihak Jepang adalah Matsyubushi yang mengucapkan pidato singkat tanpa bersemangat.
Sedangkan di pihak pemuda telah menyampaikan pidatonya dengan membakar
Sedangkan di pihak pemuda telah menyampaikan pidatonya dengan membakar
Baris 111: Baris 108:


==Masa Kemerdekaan Indonesia==
==Masa Kemerdekaan Indonesia==
Pada tanggal 14 Agustus 1945 [[Menyerahnya Jepang|Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat]].
Pada tanggal [[14 Agustus]] [[1945]] [[Menyerahnya Jepang|Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat]].
Soekarno dan Hatta mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Indonesia lainnya, untuk
[[Soekarno]] dan [[Hatta]] mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Indonesia lainnya, untuk
mengadakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sesuai
mengadakan persiapan [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]]. Sesuai
dengan rencana yang ditetapkan dan dipersiapkan dengan matang, maka pada tanggal
dengan rencana yang ditetapkan dan dipersiapkan dengan matang, maka pada tanggal
[[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|17 Agustus 1945]] di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tepatnya jam 10.00 pagi
[[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|17 Agustus 1945]] di [[Jalan Pegangsaan Timur No. 56]] [[Jakarta]], tepatnya jam 10.00 pagi
diproklamasikanlah kemerdekaan Indonesia keseluruh pelosok tanah air<ref>[http://sejarahkita.blogspot.com/2006/08/sekitar-proklamasi-5.html Sekitar Proklamasi 5 oleh Rushdy Hoesein]</ref>. Namun berita
diproklamasikanlah kemerdekaan Indonesia keseluruh pelosok tanah air<ref>[http://sejarahkita.blogspot.com/2006/08/sekitar-proklamasi-5.html Sekitar Proklamasi 5 oleh Rushdy Hoesein]</ref>. Namun berita
proklamasi ini terlambat beberapa hari diterima di Aceh<ref>[http://virtualaceh.com/artikel.php?artid=149&arttype=18 Berita Proklamasi Kemerdekaan di Aceh]</ref>.
proklamasi ini terlambat beberapa hari diterima di Aceh<ref>[http://virtualaceh.com/artikel.php?artid=149&arttype=18 Berita Proklamasi Kemerdekaan di Aceh]</ref>.
Baris 123: Baris 120:
tokoh-tokoh penting sesudah menerima berita tersebut. Dihadapan pemimpin-pemimpin
tokoh-tokoh penting sesudah menerima berita tersebut. Dihadapan pemimpin-pemimpin
itu Teuku Nyak Arief menyatakan sumpah setia kepada [[Indonesia|Negara Republik Indonesia]].
itu Teuku Nyak Arief menyatakan sumpah setia kepada [[Indonesia|Negara Republik Indonesia]].
dan dilakukanlah pengibaran [[Bendera Indonesia|Sang Merah Putih]] pada tanggal 24 Agustus 1945 didepan Kantor Polisi Kepang
dan dilakukanlah pengibaran [[Bendera Indonesia|Sang Merah Putih]] pada tanggal [[24 Agustus]] [[1945]] didepan Kantor Polisi Kepang
(Kantor Baperis sekarang) oleh para pegawai bangsa Indonesia.
(Kantor Baperis sekarang) oleh para pegawai bangsa Indonesia.


Pada tanggal 29 Agustus 1945 Teuku Nyak Arief diangkat menjadi [[Komite Nasional Indonesia Pusat|Ketua Komite
Pada tanggal [[29 Agustus]] [[1945]] Teuku Nyak Arief diangkat menjadi [[Komite Nasional Indonesia Pusat|Ketua Komite
Nasional Indonesia (K.N.I) daerah Aceh]]. Untuk memikul biaya perang (perjuangan) yang
Nasional Indonesia (K.N.I) daerah Aceh]]. Untuk memikul biaya perang (perjuangan) yang
semakin berat maka Teuku Nyak Arief menjual harta benda pribadinya termasuk segala
semakin berat maka Teuku Nyak Arief menjual harta benda pribadinya termasuk segala
perhiasan emas milik istrinya, demi kelancaran perjuangan untuk mempertahankan tanah
[[perhiasan emas]] milik istrinya, demi kelancaran perjuangan untuk mempertahankan tanah
air Indonesia.
air Indonesia.


Pemerintah Indonesia pada tanggal 3 Oktober 1945 dengan surat ketetapan No. 1/X dari Gubernur Sumatera [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]] mengangkat Teuku Nyak Arief sebagai [[Gubernur Aceh|Residen Aceh]]. <ref>{{cite web
Pemerintah Indonesia pada tanggal [[3 Oktober]] [[1945]] dengan surat ketetapan No. 1/X dari [[Gubernur Sumatera]] [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]] mengangkat Teuku Nyak Arief sebagai [[Gubernur Aceh|Residen Aceh]]. <ref>{{cite web
|title=http://indonesiaindonesia.com/f/4370-pahlawan-nasional-teuku-nyak-arif/
|title=http://indonesiaindonesia.com/f/4370-pahlawan-nasional-teuku-nyak-arif/
|url=http://indonesiaindonesia.com/f/4370-pahlawan-nasional-teuku-nyak-arif/}}</ref>
|url=http://indonesiaindonesia.com/f/4370-pahlawan-nasional-teuku-nyak-arif/}}</ref>


==Perang Cumbok==
==Perang Cumbok==
Pada bulan Oktober 1945 utusan sekutu tiba di Kutaraja
Pada bulan [[Oktober]] [[1945]] utusan sekutu tiba di Kutaraja
yang bernama Mayor Knotienbelt untuk membicarakan pendaratan Sekutu di Aceh dalam
yang bernama Mayor Knotienbelt untuk membicarakan pendaratan [[Sekutu]] di Aceh dalam
rangka melucuti senjata-senjata Jepang dan mengurus para tawanan perang. Residen
rangka melucuti senjata-senjata Jepang dan mengurus para tawanan perang. Residen
Teuku Nyak Arief menolak rencana sekutu ini.
Teuku Nyak Arief menolak rencana sekutu ini.
Memasuki bulan Desember 1945 Residen Teuku Nyak Arief sering digantikan oleh
Memasuki bulan [[Desember]] [[1945]] Residen Teuku Nyak Arief sering digantikan oleh
Tuanku Mahmud dan Teuku Panglima Polem Moh. Ali sebagai Wakil Residen. Hal ini
Tuanku Mahmud dan Teuku Panglima Polem Moh. Ali sebagai Wakil Residen. Hal ini
diakibatkan karena residen sering mengadakan perjalanan dan peninjauan ke daerahdaerah,
diakibatkan karena residen sering mengadakan perjalanan dan peninjauan ke daerah-daerah,
terutama di daerah yang kurang aman.
terutama di daerah yang kurang aman.


Desember 1945 terjadilah peristiwa '''perang Cumbok''' mengakibatkan perpecahan antara golongan bangsawan dan Ulama. Ulama ingin merebut tampuk pemerintahan dari golongan Ulee Balang (bangsawan). Pada saat itu Teuku Nyak Arief merasa sedih ketika mendengar peritiwa tersebut, karena Beliau telah berusaha mempersatukannya sejak zaman Hindia Belanda dan Jepang, dan berhasil. Namun perpecahan tidak mungkin dielakkan.
Desember 1945 terjadilah peristiwa '''perang Cumbok''' mengakibatkan perpecahan antara golongan bangsawan dan Ulama. Ulama ingin merebut tampuk pemerintahan dari golongan Uleebalang (bangsawan). Pada saat itu Teuku Nyak Arief merasa sedih ketika mendengar peritiwa tersebut, karena Beliau telah berusaha mempersatukannya sejak zaman Hindia Belanda dan Jepang, dan berhasil. Namun perpecahan tidak mungkin dielakkan.


Ulama dibawah PUSA dan [[Pesindo]] berhasil menguasai Aceh, dan membunuh banyak Ulee Balang, dan mengambil alih harta dan tanah mereka.
Ulama dibawah PUSA dan [[Pesindo]] berhasil menguasai Aceh, dan membunuh banyak Uleebalang, dan mengambil alih harta dan tanah mereka.


Laskar Ulama (Mujahiddin) yang di dipimpin Husein Al Mujahid mempunyai ambisi untuk menggantikan residen Nyak Arif, dan mendapat dukungan dari TPR (Tentara Perlawanan Rakyat).
Laskar Ulama (Mujahiddin) yang di dipimpin Husein Al Mujahid mempunyai ambisi untuk menggantikan residen Nyak Arif, dan mendapat dukungan dari TPR (Tentara Perlawanan Rakyat).


Teuku Nyak Arief di tangkap pada Januari 1946 oleh TPR. Penangkapan terhadap Teuku Nyak Arief dilakukan pada saat beliau dalam keadaan sakit. Teuku Nyak Arief membiarkan dirinya untuk ditawan oleh laskar mujahidin dan tentara perlawanan rakyat(TPR), dan meminta pasukan yang menjaganya untuk tidak memberi perlawanan. <ref>{{cite web
Teuku Nyak Arief di tangkap pada [[Januari]] [[1946]] oleh TPR. Penangkapan terhadap Teuku Nyak Arief dilakukan pada saat beliau dalam keadaan sakit. Teuku Nyak Arief membiarkan dirinya untuk ditawan oleh laskar Mujahidin dan tentara perlawanan rakyat(TPR), dan meminta pasukan yang menjaganya untuk tidak memberi perlawanan. <ref>{{cite web
|title=http://www.biografitokohdunia.com/2011/07/biografi-teuku-nyak-arief.html
|title=http://www.biografitokohdunia.com/2011/07/biografi-teuku-nyak-arief.html
|url=http://www.biografitokohdunia.com/2011/07/biografi-teuku-nyak-arief.html}}</ref>
|url=http://www.biografitokohdunia.com/2011/07/biografi-teuku-nyak-arief.html}}</ref>
Baris 160: Baris 157:
==Mangkat==
==Mangkat==
Dalam keadaan sakit Teuku Nyak Arief masih memikirkan tawanan lainnya
Dalam keadaan sakit Teuku Nyak Arief masih memikirkan tawanan lainnya
dan keadaan rakyat Aceh pada umumnya. T. Nyak Arif meninggal pada tanggal 4 Mei 1946 di Takengon. Beliau sempat berpesan kepada keluarganya: "Jangan menaruh dendam, karena kepentingan rakyat harus diletakkan di atas segala-galanya."<ref>{{cite web
dan keadaan rakyat Aceh pada umumnya. T. Nyak Arif meninggal pada tanggal [[4 Mei]] [[1946]] di [[Takengon]]. Beliau sempat berpesan kepada keluarganya: "''Jangan menaruh dendam, karena kepentingan rakyat harus diletakkan di atas segala-galanya''".<ref>{{cite web
|title=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html
|title=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html
|url=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html}}</ref>
|url=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html}}</ref>
Baris 170: Baris 167:


==Quotes==
==Quotes==
"Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama". (Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR Seluruh Sumatra).
"'''''Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama'''''". (Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR Seluruh Sumatra).
<ref>{{cite web
<ref>{{cite web
|title=http://agribisnis.deptan.go.id/web/diperta-ntb/berita/pesan_pahlawan.htm
|title=http://agribisnis.deptan.go.id/web/diperta-ntb/berita/pesan_pahlawan.htm

Revisi per 2 Desember 2011 12.13

Teuku Nyak Arief
Teuku Nyak Arif
Residen Aceh
Masa jabatan
1945–1946
Pengganti
Teuku Daud Syah
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1899-07-17)17 Juli 1899
Belanda Ulèë Lheue, Banda Aceh, Hindia Belanda
Meninggal4 Mei 1946(1946-05-04) (umur 46)
Indonesia Takengon, Aceh Tengah, Indonesia
Suami/istriCut Nyak Jauhari[1]
AnakIr Teuku Ubit Azhari
Prof H Teuku Syamsul Bahri SH
Cut Arifah Nasri
Alma materOSVIA, Serang, Banten
JulukanMax
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Teuku Nyak Arif adalah Pahlawan Nasional Indonesia. Beliau juga merupakan Residen/gubernur Aceh yang pertama periode 19451946. Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, saat Volksraad (parlemen) dibentuk, Teuku Nyak Arif terpilih sebagai wakil pertama dari Aceh.[2]

Kehidupan Awal

Teuku Nyak Arief dilahirkan di Ulèë Lheue, Kutaraja (sekarang Banda Aceh) pada tanggal 17 Juli 1899. Ayahnya adalah seorang Ulèë Balang bernama Teuku Nyak Banta, ibunya bernama Cut Nyak Rayeuk. Kedudukan Teuku Nyak Banta adalah sebagai Panglima Sagi 26 Mukim wilayah Aceh Besar. Teuku Nyak Arief merupakan anak yang ke 3 dari 5 bersaudara, adapun saudara kandung Teuku Nyak Arief adalah sebagai berikut:

1. Cut Nyak Asmah.
2. Cut Nyak Mariah.
3. Teuku Nyak Arief.
4. Cut Nyak Samsiah.
5. Teuku Mohd. Yusuf.

Teuku Nyak Arief bersekolah di Volksschool (Sekolah Rakyat) Kutaraja, beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Raja Kweekschool di Bukit Tinggi, dan kemudian Sekolah Pamongpraja OSVIA di Serang Banten. Sekolah ini khusus diadakan oleh Belanda untuk anak-anak Raja dan Bangsawan dari seluruh Indonesia.

Masa Pergerakan Nasional

Teuku Nyak Arief dikenal sebagai orator ulung walaupun selalu berbicara seperlunya saja. Sangat gemar membaca terutama yang menyangkut politik dan pemerintahan serta mendalami pengetahuan Agama. Oleh sebab itu tidak mengherankan kalau dalam usia muda Beliau telah giat dalam pergerakan.

Beliau diangkat menjadi ketua National Indische Partij cabang Kutaraja pada tahun 1919. Setahun kemudian menggantikan Ayahnya sebagai Panglima Sagi 26 Mukim. Kemudian di tahun 1927 Beliau diangkat menjadi anggota Dewan Rakyat Volksraad sampai dengan tahun 1931.

Teuku Nyak Arief merupakan salah seorang pendiri dan anggota dari Fraksi Nasional di Dewan Rakyat yang diketuai oleh Mohammad Husni Thamrin. Dalam berbagai kesempatan yang diperolehnya ini Beliau banyak memberikan sumbangan dalam bentuk perjuangan politik baik untuk kesejahteraan rakyat maupun kemerdekaan[3]

Sejak tahun 1932 T. Nyak Arif memimpin gerakan dibawah tanah menentang penjajahan Belanda di Aceh.

Teuku Nyak Arif aktif dalam kegiatan-kegiatan peningkatan pendidikan di Aceh, beliau bersama Mr. Teuku Muhammad Hasan mendirikan Perguruan Taman Siswa di Kutaraja pada tanggal 11 Juli 1937. Dalam kepengurusan lembaga yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara ini, T. Nyak Arif menjadi sekretaris dengan ketuanya Mr. Teuku Muhammad Hasan.

Bersama Mr. T.M Hasan, beliau juga ikut mempelopori berdirinya organisasi Atjehsche Studiefonds (Dana Pelajar Aceh) yang bertujuan untuk membantu anak-anak Aceh yang cerdas tetapi tidak mampu untuk sekolah.

Pada tahun 1939 berdiri Persatuan Ulama Aceh, disingkat PUSA yang diketuai oleh Teungku Daud Beureu'eh. Pemuda-pemuda PUSA mengadakan hubungan dengan Jepang di Malaya sejak 1940 sampai 1942. Kemudian Jepang mempergunakan PUSA untuk melemahkan Belanda di Aceh dengan segala jalan. Teuku Nyak Arif prihatin melihat langkah-langkah PUSA dan menganggapnya sebagai suatu kemunduran bagi pergerakan nasional.

Masa Pendudukan Jepang

Diakhir kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda di Aceh (awal tahun 1942), Teuku Nyak Arif menuntut untuk diserahkan kekuasaan/ pemerintahan kepada Beliau, tetapi tidak dikabulkan oleh Residen Aceh J. Pauw, maka Nyak Arif pun memberontak kepada pemerintah Hindia Belanda. Kolonel Gosenson memerintahkan KNIL/Marsose untuk menyerang T. Nyak Arif, namun dapat dipukul mundur, walau dua kali berturut-turut kediamannya di Lamnyong diserang dengan kekerasan. Peristiwa tersebut sekaligus menandai dimulainya penarikan Belanda dari Aceh Besar.

Jepang mendarat di Aceh pada tanggal 12 Maret 1942 di Ujong Batee, Teluk Balohan Pulau Weh dan Kuala Bugak Peureulak Aceh Timur, disambut oleh rakyat dengan semangat persaudaraan sesuai dengan propaganda Jepang bahwa mereka datang ke Indonesia untuk membebaskan saudaranya-saudaranya dari cengkraman penjajahan Belanda.

Pada awal kehadiran Jepang di Aceh, rakyat beranggapan bahwa juru selamat telah tiba. Namun tidak lama kemudian tindakan-tindakan berupa tekanan terhadap organisasi dan partai-partai politik mulai dilakukan. Akibatnya organisasi seperti Muhammadiyah, PUSA, Parindra mengalami kemunduran bahkan Taman Siswa dibubarkan oleh Gunseibu, hal ini mengurangi simpati rakyat terhadap Jepang. Kebencian rakyat semakin bertambah setelah Jepang memeras tenaga rakyat untuk kepentingan proyek mereka, seperti membuat jalan raya Takengon- Blangkeujeren, kubu pertahanan Gunung Setan. Lapangan Udara dan lain-lain. Akibatnya rakyat tidak mempunyai waktu untuk mengurus kepentingan pribadi, sehingga keadaan sosial-ekonomi mereka sangat menyedihkan.

Kemerosotan yang dialami oleh tentara Jepang dalam perang Asia Timur Raya, mendorong pemerintah pendudukan mendirikan Atjeh Shu Sangi Kai (Dewan penasehat Daerah Aceh) pada tanggal 17 November 1943 untuk menarik simpati para elit dan berbagai macam kelompok di Aceh. Badan semacam legislatif ini dipimpin Teuku Nyak Arief, beranggotakan 30 orang, anggotanya terdiri dari berbagai kelompok elit di Aceh. Setahun kemudian keanggotaan Shu Sangi Kai diperluas oleh Shu Tjokan (Residen Aceh) S. Iinoo.

Sejalan dengan politik ingin mendekati rakyat dari berbagai golongan, maka pada bulan Juli 1945 para pembesar Jepang menghubungi tokoh-tokoh pemuda yang ada di Kutaraja. Dalam pertemuan itu pihak Jepang kembali menegaskan bahwa Dai Nippon pasti akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Oleh karena itu mereka diminta untuk mengkoordinir pemuda-pemuda sehingga lahir suatu angkatan pemuda yang kuat di Aceh.

Pada tanggal [[14 Agustus[[ 1945 yang bertempat di Atjeh Bioscoop Kutaradja diadakan rapat pemuda yang dihadiri juga oleh unsur masyarakat. Suatu hal yang mengejutkan para pemuda, Syu Tjokan tidak hadir. Tidak diketahuinya Jepang telah menyerah kalah ditandai dengan tidak hadirnya Syu Tjokan pada rapat tersebut. Satu-satunya yang hadir dari pihak Jepang adalah Matsyubushi yang mengucapkan pidato singkat tanpa bersemangat. Sedangkan di pihak pemuda telah menyampaikan pidatonya dengan membakar semangat rakyat, tidak saja dari unsur pemuda seperti Ali Hasjmy, Tuanku Hasyim, tetapi turut berbicara dengan bersemangat sekali dua orang pimpinan Aceh yaitu Teuku Nyak Arief dan Teungku Muhammad Daud Beureueh.

Rapat pemuda yang diadakan tepat pada hari menyerahnya Jepang kepada sekutu telah memberikan arti yang penting bagi para pemuda terutama yang berada di Kutaradja dan Aceh Besar. Mereka telah mendengar langsung pengarahan-pengarahan yang diberikan oleh para pemimpin mereka waktu itu. Setelah Indonesia merdeka para pemuda-pemuda tersebut mengorganisir dirinya dalam satu barisan yang diberi nama Ikatan Pemuda Indonesia. [4]

Masa Kemerdekaan Indonesia

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat. Soekarno dan Hatta mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Indonesia lainnya, untuk mengadakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan dipersiapkan dengan matang, maka pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tepatnya jam 10.00 pagi diproklamasikanlah kemerdekaan Indonesia keseluruh pelosok tanah air[5]. Namun berita proklamasi ini terlambat beberapa hari diterima di Aceh[6].

Berita proklamasi kemudian diterima oleh pemuda Gazali dan Rajalis yang kemudian disampaikan pada Teuku Nyak Arief. Berita selanjutnya diterima melalui telegram dari Bukit Tinggi yang dikirim oleh Adionegoro. Teuku Nyak Arief memanggil tokoh-tokoh penting sesudah menerima berita tersebut. Dihadapan pemimpin-pemimpin itu Teuku Nyak Arief menyatakan sumpah setia kepada Negara Republik Indonesia. dan dilakukanlah pengibaran Sang Merah Putih pada tanggal 24 Agustus 1945 didepan Kantor Polisi Kepang (Kantor Baperis sekarang) oleh para pegawai bangsa Indonesia.

Pada tanggal 29 Agustus 1945 Teuku Nyak Arief diangkat menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia (K.N.I) daerah Aceh. Untuk memikul biaya perang (perjuangan) yang semakin berat maka Teuku Nyak Arief menjual harta benda pribadinya termasuk segala perhiasan emas milik istrinya, demi kelancaran perjuangan untuk mempertahankan tanah air Indonesia.

Pemerintah Indonesia pada tanggal 3 Oktober 1945 dengan surat ketetapan No. 1/X dari Gubernur Sumatera Mr. Teuku Muhammad Hasan mengangkat Teuku Nyak Arief sebagai Residen Aceh. [7]

Perang Cumbok

Pada bulan Oktober 1945 utusan sekutu tiba di Kutaraja yang bernama Mayor Knotienbelt untuk membicarakan pendaratan Sekutu di Aceh dalam rangka melucuti senjata-senjata Jepang dan mengurus para tawanan perang. Residen Teuku Nyak Arief menolak rencana sekutu ini.

Memasuki bulan Desember 1945 Residen Teuku Nyak Arief sering digantikan oleh Tuanku Mahmud dan Teuku Panglima Polem Moh. Ali sebagai Wakil Residen. Hal ini diakibatkan karena residen sering mengadakan perjalanan dan peninjauan ke daerah-daerah, terutama di daerah yang kurang aman.

Desember 1945 terjadilah peristiwa perang Cumbok mengakibatkan perpecahan antara golongan bangsawan dan Ulama. Ulama ingin merebut tampuk pemerintahan dari golongan Uleebalang (bangsawan). Pada saat itu Teuku Nyak Arief merasa sedih ketika mendengar peritiwa tersebut, karena Beliau telah berusaha mempersatukannya sejak zaman Hindia Belanda dan Jepang, dan berhasil. Namun perpecahan tidak mungkin dielakkan.

Ulama dibawah PUSA dan Pesindo berhasil menguasai Aceh, dan membunuh banyak Uleebalang, dan mengambil alih harta dan tanah mereka.

Laskar Ulama (Mujahiddin) yang di dipimpin Husein Al Mujahid mempunyai ambisi untuk menggantikan residen Nyak Arif, dan mendapat dukungan dari TPR (Tentara Perlawanan Rakyat).

Teuku Nyak Arief di tangkap pada Januari 1946 oleh TPR. Penangkapan terhadap Teuku Nyak Arief dilakukan pada saat beliau dalam keadaan sakit. Teuku Nyak Arief membiarkan dirinya untuk ditawan oleh laskar Mujahidin dan tentara perlawanan rakyat(TPR), dan meminta pasukan yang menjaganya untuk tidak memberi perlawanan. [8] Kemudian beliau dibawa ke Takengon dan ditahan disana.

Mangkat

Dalam keadaan sakit Teuku Nyak Arief masih memikirkan tawanan lainnya dan keadaan rakyat Aceh pada umumnya. T. Nyak Arif meninggal pada tanggal 4 Mei 1946 di Takengon. Beliau sempat berpesan kepada keluarganya: "Jangan menaruh dendam, karena kepentingan rakyat harus diletakkan di atas segala-galanya".[9]

Jenazah Beliau dibawa ke Kutaraja dan dikebumikan di tanah pemakaman keluarga di Lamreung, dua kilometer dari Lamnyong.

Penghargaan

Teuku Nyak Arif dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 071/TK/1974.

Quotes

"Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama". (Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR Seluruh Sumatra). [10]

Pranala luar

Rujukan