Serat pangan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
SieBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: sl:Prehranske vlaknine
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36: Baris 36:
| postscript =
| postscript =
}}
}}
</ref> Trowell ''et al.'' (1985) mendefiniskan serat pangan adalah sisa dari [[dinding]] sel [[tumbuhan]] yang tidak terhidrolisis atau tercerna oleh [[enzim]] pencernaan [[manusia]] yaitu meliputi [[hemiselulosa]], [[selulosa]], [[lignin]], [[oligosakarida]], [[pektin]], gum, dan lapisan lilin.<ref name="Trowell 1">{{en}} {{cite journal
</ref> Trowell ''et al.'' (yang pada 1985 bekerja sama dengan Suryani dan Surya Adhi dalam pengukurannya) mendefiniskan serat pangan adalah sisa dari [[dinding]] sel [[tumbuhan]] yang tidak terhidrolisis atau tercerna oleh [[enzim]] pencernaan [[manusia]] yaitu meliputi [[hemiselulosa]], [[selulosa]], [[lignin]], [[oligosakarida]], [[pektin]], gum, dan lapisan lilin.<ref name="Trowell 1">{{en}} {{cite journal
| author = Trowell HC
| author = Trowell HC
| editor =
| editor =

Revisi per 26 September 2011 06.14

Buah, seperti mangga, mengandung serat pangan yang baik bagi kesehatan.

Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar.[1]

Serat pangan mencakup polisakarida, oligosakarida, lignin, serta substansi lainnya yang berhubungan dengan tumbuhan.[1] Trowell et al. (yang pada 1985 bekerja sama dengan Suryani dan Surya Adhi dalam pengukurannya) mendefiniskan serat pangan adalah sisa dari dinding sel tumbuhan yang tidak terhidrolisis atau tercerna oleh enzim pencernaan manusia yaitu meliputi hemiselulosa, selulosa, lignin, oligosakarida, pektin, gum, dan lapisan lilin.[2] [3] Sedangkan Meyer (2004) mendefinisikan serat sebagai bagian integral dari bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari dengan sumber utama dari tanaman, sayur-sayuran, sereal, buah-buahan, kacang-kacangan, dsb.[1] Berdasarkan kelarutannya serat pangan terbagi menjadi dua yaitu serat pangan yang terlarut dan tidak terlarut.[1] Serat pangan terlarut meliputi pektin, beta glukan, galaktomanan, gum, serta beberapa oligosakarida yang tidak tercerna termasuk inulin didalamnya, sedangkan serat tidak larut meliputi lignin, selulosa, dan hemiselulosa.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e (Inggris) AACC Report (2001). "The Definition of Dietary Fibre" (PDF). Cereal Foods World (dalam bahasa English). 46: pp. 89–148. ISSN 0146-6283.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Meyer" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  2. ^ (Inggris) Trowell HC (1976). "Definition of dietary fiber and hypotheses that it is a protective factor in certain diseases". The American Journal of Clinical Nutrition (dalam bahasa English). American Society for Nutrition. 29: 417–427. PMID 773166. 
  3. ^ (Inggris) Trowell HC, Southgate D, Wolever T, Leeds A, Gassull M, Jenkins D (1976). "Dietary fiber re-defined". Lancet (dalam bahasa English). 307 (7966): 967. doi:10.1016/S0140-6736(76)92750-1.