Proteomika: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
21Nico (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
21Nico (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9: Baris 9:
|Publisher= Pearson Benjammin Cummings
|Publisher= Pearson Benjammin Cummings
|Page= 357-358
|Page= 357-358
}}</ref> Di mulai pada 1 abad lalu, proteomika menggunakan analisis 2D berupa gel elektroforesis poliakrilamida.<ref name="brock"/> Dengan menggunakan teknik ini, protein dalam suatu sampel dapat dipisahkan, diindentifikasi, dan diukur berdasarkan berat molekulnya.<ref name="brock"/> Dengan menggunakan analisis ini, berbagai jenis protein yang dihasilkan oleh beragam bakeri, seperti ''[[Escherichia coli]]'', telah berhasil dipisahkan dan dipurifikasi.<ref name="brock"/> Teknologi lain yang dikembangkan adalah [[spektrofometri]] massa yang bersifat sangat sensitif.<ref name="brock"/> Di samping itu, [[kromatograci cair tekanan tinggi]] (HPLC) juga dapat digunakan dimana sampel yang digunakan diinjeksikan ke dalam kolom bertekanan tinggi dan protein yang terkandung di dalamnya akan berikatan dengan matriks yang ada.<ref name="brock"/>
}}</ref> Di mulai pada 1 abad lalu, proteomika menggunakan analisis 2D berupa gel elektroforesis poliakrilamida.<ref name="brock"/> Dengan menggunakan teknik ini, protein dalam suatu sampel dapat dipisahkan, diindentifikasi, dan diukur berdasarkan berat molekulnya.<ref name="brock"/> Dengan menggunakan analisis ini, berbagai jenis protein yang dihasilkan oleh beragam bakeri, seperti ''[[Escherichia coli]]'', telah berhasil dipisahkan dan dipurifikasi.<ref name="brock"/> Teknologi lain yang dikembangkan adalah [[spektrofotometri]] massa yang bersifat sangat sensitif.<ref name="brock"/> Di samping itu, [[kromatografi cair tekanan tinggi]] (HPLC) juga dapat digunakan dimana sampel yang digunakan diinjeksikan ke dalam kolom bertekanan tinggi dan protein yang terkandung di dalamnya akan berikatan dengan matriks yang ada.<ref name="brock"/>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 10 Agustus 2011 16.57

Matrix-assisted laser desorption/ionization (MALDI), alat yang digunakan untuk mempelajari protein.

Proteomika merupakan kajian secara molekular terhadap keseluruhan protein yang dihasilkan dari ekspresi gen di dalam sel, terutama mengenai struktur dan fungsinya.[1][2] Keseluruhan protein di dalam sel diistilahkan sebagai proteom.[3]Istilah proteomik pertama kali dikenal pada tahun 1997, yang juga dibuat berdasarkan analogi genetika untuk ilmu yang mempelajari mengenai gen.[4] Untuk istilah proteom sendiri berasal dari gabungan istilah protein dan genom yang dikemukakan oleh Marc Wilkins pada tahun 1994 pada saat mengambil gelar PhD.[3][5] Salah satu alat yang umumnya digunakan untuk ilmu ini adalah matrix-assisted laser desorption/ionization (MALDI).[6][7]

Beberapa jenis metode telah dikembangkan untuk mempelajari protein.[8] Di mulai pada 1 abad lalu, proteomika menggunakan analisis 2D berupa gel elektroforesis poliakrilamida.[8] Dengan menggunakan teknik ini, protein dalam suatu sampel dapat dipisahkan, diindentifikasi, dan diukur berdasarkan berat molekulnya.[8] Dengan menggunakan analisis ini, berbagai jenis protein yang dihasilkan oleh beragam bakeri, seperti Escherichia coli, telah berhasil dipisahkan dan dipurifikasi.[8] Teknologi lain yang dikembangkan adalah spektrofotometri massa yang bersifat sangat sensitif.[8] Di samping itu, kromatografi cair tekanan tinggi (HPLC) juga dapat digunakan dimana sampel yang digunakan diinjeksikan ke dalam kolom bertekanan tinggi dan protein yang terkandung di dalamnya akan berikatan dengan matriks yang ada.[8]

Referensi

  1. ^ Anderson NL, Anderson NG (1998). "Proteome and proteomics: new technologies, new concepts, and new words". Electrophoresis. 19 (11): 1853–61. doi:10.1002/elps.1150191103. PMID 9740045. 
  2. ^ Blackstock WP, Weir MP (1999). "Proteomics: quantitative and physical mapping of cellular proteins". Trends Biotechnol. 17 (3): 121–7. doi:10.1016/S0167-7799(98)01245-1. PMID 10189717. 
  3. ^ a b Marc R. Wilkins, Christian Pasquali, Ron D. Appel, Keli Ou, Olivier Golaz, Jean-Charles Sanchez, Jun X. Yan, Andrew. A. Gooley, Graham Hughes, Ian Humphery-Smith, Keith L. Williams & Denis F. Hochstrasser (1996). "From Proteins to Proteomes: Large Scale Protein Identification by Two-Dimensional Electrophoresis and Arnino Acid Analysis". Nature Biotechnology. 14 (1): 61–65. doi:10.1038/nbt0196-61. PMID 9636313. 
  4. ^ P. James (1997). "Protein identification in the post-genome era: the rapid rise of proteomics". Quarterly reviews of biophysics. 30 (4): 279–331. doi:10.1017/S0033583597003399. PMID 9634650. 
  5. ^ UNSW Staff Bio: Professor Marc Wilkins
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Klopfleisch1
  7. ^ Klopfleisch R, Gruber AD. (2009). "Increased expression of BRCA2 and RAD51 in lymph node metastases of canine mammary adenocarcinomas". Veterinary Pathology. 46 (3): 416–22. doi:10.1354/vp.08-VP-0212-K-FL. PMID 19176491. 
  8. ^ a b c d e f Madigan MT (2009). Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition. 

Lihat pula