Ria Irawan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
Baris 89: Baris 89:


== Penghargaan ==
== Penghargaan ==
* Mendapatkan FFI aktris pendukung ''[[Selamat Tinggal Jeanette]]'' (1988)
* Piala Citra FFI 1988 untuk Aktris Pembantu Terbaik ''[[Selamat Tinggal Jeanette]]'' (1988)
* Best Actress Festival Film Asia Pasifik 2003 di Iran ''[[Biola Tak Berdawai]]'' (2002)
* Nominasi ''Bila saatnya tiba''
* Piala Vidia FFI 2004 untuk Aktris Terbaik Televisi ''Dibawah langit Jakarta'' (2004)
* Nominasi ''Berbagi Suami''
* Nominasi FFI 1986 - Aktris Pembantu ''Bila Saatnya Tiba''
* Nominasi FFI 2006 - Aktris Pembantu ''Berbagi Suami''


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 3 Juli 2011 17.44

Templat:Infobox artis indonesia Chandra Ariati Dewi Irawan atau lebih dikenal dengan nama Ria Irawan (lahir 24 Juli 1969) adalah salah satu aktris Indonesia. Dia adalah putri dari aktor senior Bambang Irawan dan aktris senior Ade Irawan.

Karier

Lahir sebagai bungsu dari lima bersaudara pasangan Bambang Irawan dan Ade Irawan yang kala itu tengah naik daun, membuat Ria mendapat sorotan sejak kelahirannya. Karena besar di lingkungan film, bahkan ayahnya memiliki perusahaan film Agora, Ria tertarik dengan dunia perfilman sejak masih kecil. Pada usia empat tahun, Ria telah menjadi figuran dalam film Sopir Taxi (1973), yang dibintangi Bambang Hermanto dan Dien Novita. Kemudian Ria mendapat lagi peran sebagai figuran dalam film Belas Kasih, kali ini figuran dengan dialog. Setelah itu, Ria juga bermain dalam film Fajar Menyingsing (1975) bersama Erwin Gutawa, Chicha (1976) bersama Chicha Koeswoyo yang kala itu sedang tenar, Siulan Rahasia (1977), Istriku Sayang Istriku Malang (1977), Nakalnya Anak-Anak (1980) hingga aktingnya yang membuat banyak orang terpikat pada film Kembang Kertas (1984). Bahkan berkat perannya sebagai 'gadis nakal' dalam film tersebut, Ria meraih nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 1985 sebagai Aktris Pembantu Terbaik. Akhirnya Ria berhasil menyabet Piala Citra pertamanya lewat film yang dibintangi Mathias Muchus dan Meriam Bellina, Selamat Tinggal, Jeanette (1987) sebagai Aktris Pembantu Terbaik FFI 1988.

Ria juga merambah dunia tarik suara. Kesempatan rekaman datang untuk membuat album keroyokan bersama kelompok yang diberi nama Japras, yang terdiri dari, antara lain Rini S. Bono, Nurul Arifin, Ita Mustafa, Ani Kusuma, Eva Arnaz, dan Rima Melati. Album ini meledak dan laris di pasaran. Ria juga merekam dua album dangdut bersama Rano Karno, Hiasan Mimpi dan Sorga Dunia, serta album pop Setangkai Anggrek Bulan dan Di Antara Hatiku Hatimu. Ria juga pernah membentuk trio bersama Nurul Arifin dan Ita Mustafa. Tak cukup menjadi penyanyi, Ria juga menjadi produser untuk albumnya yang berjudul Untuk Kamu bekerja sama dengan Deddy Dhukun. Ria kemudian membuat album duet dengan Melissa, penyanyi Malaysia.

Selain menyanyi, Ria juga menjajal profesi fotogafi dan penyutradaraan videoklip. Ria pernah menggarap klip Anggun C. Sasmi serta penyanyi lainnya. Kemampuan fotografi Ria meningkat setelah diarahkan oleh fotografer Ken Sanjaya dan Drigo L. Tobing. Ria juga pernah bekerja sama dengan Jay Subijakto yang saat itu menjadi kekasihnya, serta Rizal Mantovani yang juga sempat menjadi kekasihnya.

Selama di Milan, yang juga tempat kakaknya, Dewi tinggal bersama suaminya, Ria mengambil kuliah desain grafis. Selama di 'perantauan', Ria beberapa kali mudik, bahkan sempat membintangi film Kuldesak. Tahun 1996, Ria memutuskan kembali ke Indonesia. Namun niat itu berubah kala transit di Singapura. Ria pun memutuskan tinggal sementara di sana. Setelah enam bulan, Ria benar-benar kembali ke Indonesia. Beragam tawaran syuting dan wawancara serta pemotretan langsung menghampiri. Beberapa sinetron yang kemudian dibintanginya antara lain, Cintailah Daku, Debu Tertiup Angin, Melompati Angin, Bidadari yang Terluka, dan Canting.

Ria kembali ke layar lebar dengan membintangi Biola Tak Berdawai. Berkat perannya sebagai Renjani, Ria mendapat gelar The Best Actress dalam ajang Festival Film Asia Pasific di Iran pada 2003. Namun di tahun 2005, Ria kembali membuat heboh setelah kembali terjerat kasus narkoba. Ria ditangkap bersama pengunjung diskotik Crown yang dinyatakan positif pemakai narkoba. Sayangnya aparat kepolisian sulit menyeret Ria ke pengadilan karena tidak memiliki cukup alat bukti.[1][2]

Saat ini, Ria aktif sebagai juri di Indonesia's Got Talent di Indosiar

Kehidupan pribadi

Pada pertengahan tahun 1990, Ria menjadi bahan pemberitaan negatif setelah Rivaldi Sukarno ditemukan meninggal akibat overdosis di rumahnya. Akibat kasus ini, Ria harus 'mengasingkan' diri ke luar negeri. Pada tahun 1990, Ria kembali bikin kehebohan dengan berita pernikahannya dengan Yuma, seorang pengusaha dan berstatus duda. Mereka menikah pada tanggal 5 April 1997. Sayang pernikahan ini tak bisa bertahan lama. Desember 1999 mereka memutuskan bercerai, kendati berbagai upaya mempertahankan biduk rumah tangga telah mereka tempuh.

Filmografi

Sinetron

  • Pelangi di Hatiku
  • Lika Liku Laki Laki
  • Bidadari yang Terluka
  • Rahasia Ilahi
  • Khayalan Tingkat Tinggi
  • Iman
  • Bunga Malam

Album

  • Hatiku Hatimu (Duet Dengan Rano Karno)
  • Setangkai Bunga Anggrek (Duet Dengan Rano Karno)
  • Hatiku Bagai Tertusuk Duri

Penghargaan

  • Piala Citra FFI 1988 untuk Aktris Pembantu Terbaik Selamat Tinggal Jeanette (1988)
  • Best Actress Festival Film Asia Pasifik 2003 di Iran Biola Tak Berdawai (2002)
  • Piala Vidia FFI 2004 untuk Aktris Terbaik Televisi Dibawah langit Jakarta (2004)
  • Nominasi FFI 1986 - Aktris Pembantu Bila Saatnya Tiba
  • Nominasi FFI 2006 - Aktris Pembantu Berbagi Suami

Pranala luar

Referensi