Summorum Pontificum: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wildcat (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'thumb|160px|right|Lambang Kepausan [[Paus Benediktus XVI.]] '''''Summorum Pontificum''''' (Bahasa Latin: Dari Imam Tertinggi) adal...'
 
Wildcat (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
'''''Summorum Pontificum''''' ([[Bahasa Latin]]: Dari Imam Tertinggi) adalah sebuah surat apostolik dari [[Paus Benediktus XVI]], dikeluarkan sebagai "[[motu proprio]]" (yaitu dengan inisiatifnya sendiri). Dokumen ini memperinci aturan-aturan, untuk Ritus Latin [[Gereja Katolik]], untuk merayakan misa menurut "[[Missale Romanum|tata cara misa]] yang dirancang oleh [[Paus Yohanes XXIII]] di tahun 1962" (bentuk yang dikenal sebagai [[Misa Tridentin]]), dan untuk melayani berbagai [[Sakramen (Katolik)|sakramen]] dalam bentuk lama sebelum adanya perubahan liturgis menyusul adanya [[Konsili Vatikan Kedua]].
'''''Summorum Pontificum''''' ([[Bahasa Latin]]: Dari Imam Tertinggi) adalah sebuah surat apostolik dari [[Paus Benediktus XVI]], dikeluarkan sebagai "[[motu proprio]]" (yaitu dengan inisiatifnya sendiri). Dokumen ini memperinci aturan-aturan, untuk Ritus Latin [[Gereja Katolik]], untuk merayakan misa menurut "[[Missale Romanum|tata cara misa]] yang dirancang oleh [[Paus Yohanes XXIII]] di tahun 1962" (bentuk yang dikenal sebagai [[Misa Tridentin]]), dan untuk melayani berbagai [[Sakramen (Katolik)|sakramen]] dalam bentuk lama sebelum adanya perubahan liturgis menyusul adanya [[Konsili Vatikan Kedua]].


Dokumen ini,<ref>[http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/motu_proprio/documents/hf_ben-xvi_motu-proprio_20070707_summorum-pontificum_lt.html text on the Holy See's website;] published officially in ''[[Acta Apostolicae Sedis]]'' XCIX (2007), 777-781 available also with [http://www.sanctamissa.org/en/resources/summorum-pontificum.html an English translation in a parallel column.]</ref> tertanggal 7 Juli 2007 dan dijalankan semenjak tanggal 14 September 2007, dikeluarkan bersama dengan sepucuk surat dimana [[Paus Benediktus XVI]] menjelaskan alasan-alasannya untuk menerbitkan dokumen ini.<ref>[http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/letters/2007/documents/hf_ben-xvi_let_20070707_lettera-vescovi_en.html English text on website of the Holy See]</ref>
<!--
The document,<ref>[http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/motu_proprio/documents/hf_ben-xvi_motu-proprio_20070707_summorum-pontificum_lt.html text on the Holy See's website;] published officially in ''[[Acta Apostolicae Sedis]]'' XCIX (2007), 777-781 available also with [http://www.sanctamissa.org/en/resources/summorum-pontificum.html an English translation in a parallel column.]</ref> dated 7 July 2007 and in force since 14 September 2007, was released along with a letter in which Pope Benedict explained his reasons for issuing it.<ref>[http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/letters/2007/documents/hf_ben-xvi_let_20070707_lettera-vescovi_en.html English text on website of the Holy See]</ref>


The document replaced the [[motu proprio]] ''[[Ecclesia Dei]]'' of 1988, which allowed individual bishops to establish places where Mass could be said using the 1962 [[Missal]]. It granted greater freedom to use the Tridentine liturgy in its 1962 form, stating that all priests may freely celebrate Mass with the 1962 Missal privately, without having to ask for permission from anyone. It also provided that pastors (parish priests) and rectors of churches should willingly accept requests from stable groups who adhere to the preceding liturgical tradition ("ubi coetus fidelium traditioni liturgicae antecedenti adhaerentium continenter exsistit" - Article 5) for permission for a qualified priest to celebrate Mass for them using the 1962 Missal, and should "ensure that the welfare of these faithful harmonises with the ordinary pastoral care of the parish, under the guidance of the bishop".
Dokumen ini menggantikan [[motu proprio]] ''[[Ecclesia Dei]]'' tahun 1988, yang memperbolehkan para uskup secara pribadi untuk mendirikan tenpat-tempat dimana misa bisa dirayakan menggunakan tata cara tahun 1962. Dokumen ini memberikan kebebasan yang lebih besar untuk menggunakan liturgi Tridentin dalam bentuk tahun 1962-nya, dengan menyatakan bahwa semua imam bolah secara bebas merayakan misa sesuai tata cara tahun 1962 secara pribadi, tanpa harus meminta ijin dari pihak manapun. Dokumen ini juga menyatakan bahwa para imam (imam paroki) dan rektor gereja harus mau menerima permintaan dari kelompok-kelompok umat tertentu yang mengikuti tradisi liturgis yang lama ("ubi coetus fidelium traditioni liturgicae antecedenti adhaerentium continenter exsistit" - Artikel 5) untuk mengijinkan seorang imam yang memenuhi syarat untuk merayakan misa bagi mereka menggunakan tata cara misa tahun 1962, dan harus "memastikan bahwa kesejahteraan para umat ini selaras dengan layanan pastoral paroki pada umumnya, di bawah bimbingan Uskup".


In his accompanying letter, Pope Benedict explained that his action was aimed at broadly and generously providing for the rituals which nourished the faithful for centuries and at "coming to an interior reconciliation in the heart of the Church" with [[Traditionalist Catholic]]s in disagreement with the [[Holy See]], such as the members of the [[Society of St. Pius X]]. He stated that, while it had first been thought that interest in the Tridentine Mass would disappear with the older generation that had grown up with it, some young persons too have "felt its attraction and found in it a form of encounter with the mystery of the Eucharist particularly suited to them." In view of fears expressed while the document was in preparation, he took pains to emphasize that his decision in no way detracts from the authority of the [[Second Vatican Council]] and that, not only for juridical reasons, but also because the requisite "degree of liturgical formation and some knowledge of the Latin language" are not found very often, the [[Mass of Paul VI]] remains the "normal" or "ordinary" form of the [[Roman Rite]] Eucharistic liturgy.<ref>"The Missal published by Paul VI and then republished in two subsequent editions by John Paul II, obviously is and continues to be the normal Form – the ''Forma ordinaria'' – of the Eucharistic Liturgy" ([http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/letters/2007/documents/hf_ben-xvi_let_20070707_lettera-vescovi_en.html Pope Benedict XVI's letter to the bishops on the occasion of the publication of ''Summorum Pontificum'', paragraph 5]</ref>
Dalam surat pendampingnya, [[Paus Benediktus XVI]] menjelaskan bahwa tindakannya itu diarahkan untuk menyediakan sarana secara luas dan berkelimpahan bagi ritual-ritual yang telah menumbuh-kembangkan para umat selama berabad-abad dan ditujukan pada "kehadiran sebuah rekonsiliasi interior di dalam hati Gereja" dalam perselisihan antara [[Kaum Katolik Tradisional]] dengan [[Tahta Suci]], seperti para anggota Kelompok Santo Pius X. Ia menyatakan bahwa, walau awalnya terpikir bahwa kepentingan [[Misa Tridentin]] akan hilang bersamaan dengan generasi tua umat yang tumbuh bersamanya, beberapa generasi muda pun "tertarik padanya dan menermukan di dalamnya suatu bentuk pengalaman dengan misteri [[Ekaristi]] yang secara khusus selaras dengan mereka." Dari sudut pandang adanya ketakutan yang muncul saat dokumen ini sedang dirancang, ia secara khusus menekankan bahwa keputusannya itu sama sekali tidak mengurangi otoritas [[Konsili Vatikan Kedua]] dan bahwa, tidak hanya untuk alasan-alasan yuridis, namun juga karena persyaratan akan "tingkat pembentukan liturgis dan pengetahuan akan [[Bahasa Latin]]" seringkali jarang ditemukan, [[Misa Paulus VI]] tetap menjadi bentuk "normal" atau "umum" dari liturgi Ekaristi Ritus Romawi.<ref>"The Missal published by Paul VI and then republished in two subsequent editions by John Paul II, obviously is and continues to be the normal Form – the ''Forma ordinaria'' – of the Eucharistic Liturgy" ([http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/letters/2007/documents/hf_ben-xvi_let_20070707_lettera-vescovi_en.html Pope Benedict XVI's letter to the bishops on the occasion of the publication of ''Summorum Pontificum'', paragraph 5]</ref>


<!--
==Contents of the ''Motu Proprio'' and accompanying letter==
==Contents of the ''Motu Proprio'' and accompanying letter==
===Summary of ''Summorum Pontificum''===
===Summary of ''Summorum Pontificum''===

Revisi per 21 Juni 2011 08.41

Lambang Kepausan Paus Benediktus XVI.

Summorum Pontificum (Bahasa Latin: Dari Imam Tertinggi) adalah sebuah surat apostolik dari Paus Benediktus XVI, dikeluarkan sebagai "motu proprio" (yaitu dengan inisiatifnya sendiri). Dokumen ini memperinci aturan-aturan, untuk Ritus Latin Gereja Katolik, untuk merayakan misa menurut "tata cara misa yang dirancang oleh Paus Yohanes XXIII di tahun 1962" (bentuk yang dikenal sebagai Misa Tridentin), dan untuk melayani berbagai sakramen dalam bentuk lama sebelum adanya perubahan liturgis menyusul adanya Konsili Vatikan Kedua.

Dokumen ini,[1] tertanggal 7 Juli 2007 dan dijalankan semenjak tanggal 14 September 2007, dikeluarkan bersama dengan sepucuk surat dimana Paus Benediktus XVI menjelaskan alasan-alasannya untuk menerbitkan dokumen ini.[2]

Dokumen ini menggantikan motu proprio Ecclesia Dei tahun 1988, yang memperbolehkan para uskup secara pribadi untuk mendirikan tenpat-tempat dimana misa bisa dirayakan menggunakan tata cara tahun 1962. Dokumen ini memberikan kebebasan yang lebih besar untuk menggunakan liturgi Tridentin dalam bentuk tahun 1962-nya, dengan menyatakan bahwa semua imam bolah secara bebas merayakan misa sesuai tata cara tahun 1962 secara pribadi, tanpa harus meminta ijin dari pihak manapun. Dokumen ini juga menyatakan bahwa para imam (imam paroki) dan rektor gereja harus mau menerima permintaan dari kelompok-kelompok umat tertentu yang mengikuti tradisi liturgis yang lama ("ubi coetus fidelium traditioni liturgicae antecedenti adhaerentium continenter exsistit" - Artikel 5) untuk mengijinkan seorang imam yang memenuhi syarat untuk merayakan misa bagi mereka menggunakan tata cara misa tahun 1962, dan harus "memastikan bahwa kesejahteraan para umat ini selaras dengan layanan pastoral paroki pada umumnya, di bawah bimbingan Uskup".

Dalam surat pendampingnya, Paus Benediktus XVI menjelaskan bahwa tindakannya itu diarahkan untuk menyediakan sarana secara luas dan berkelimpahan bagi ritual-ritual yang telah menumbuh-kembangkan para umat selama berabad-abad dan ditujukan pada "kehadiran sebuah rekonsiliasi interior di dalam hati Gereja" dalam perselisihan antara Kaum Katolik Tradisional dengan Tahta Suci, seperti para anggota Kelompok Santo Pius X. Ia menyatakan bahwa, walau awalnya terpikir bahwa kepentingan Misa Tridentin akan hilang bersamaan dengan generasi tua umat yang tumbuh bersamanya, beberapa generasi muda pun "tertarik padanya dan menermukan di dalamnya suatu bentuk pengalaman dengan misteri Ekaristi yang secara khusus selaras dengan mereka." Dari sudut pandang adanya ketakutan yang muncul saat dokumen ini sedang dirancang, ia secara khusus menekankan bahwa keputusannya itu sama sekali tidak mengurangi otoritas Konsili Vatikan Kedua dan bahwa, tidak hanya untuk alasan-alasan yuridis, namun juga karena persyaratan akan "tingkat pembentukan liturgis dan pengetahuan akan Bahasa Latin" seringkali jarang ditemukan, Misa Paulus VI tetap menjadi bentuk "normal" atau "umum" dari liturgi Ekaristi Ritus Romawi.[3]

Referensi

  1. ^ text on the Holy See's website; published officially in Acta Apostolicae Sedis XCIX (2007), 777-781 available also with an English translation in a parallel column.
  2. ^ English text on website of the Holy See
  3. ^ "The Missal published by Paul VI and then republished in two subsequent editions by John Paul II, obviously is and continues to be the normal Form – the Forma ordinaria – of the Eucharistic Liturgy" (Pope Benedict XVI's letter to the bishops on the occasion of the publication of Summorum Pontificum, paragraph 5

Pranala luar

Dokumen resmi

Tanggapan dari Organisasi Katolik Tradisional

Komentar