Basilius dari Kaisarea: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT09Christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT09Christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 23: Baris 23:
}}
}}


'''Basil dari Kaesarea''', juga dijuluki '''Santo Basil yang Agung''', (330<ref>''Liturgy of the Hours'' Volume I. Proper of Saints, January 2.</ref> – 379) ({{lang-el|Άγιος Βασίλειος ο Μέγας}}) adalah seorang [[teolog]] sekaligus [[Bapa Gereja]] pada abad ke-4.<ref name="Riwayat">{{id}}F.D. Wellen.1993.''Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Gereja''.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 37-39.</ref>
'''Basil dari Kaesarea''', juga dijuluki '''Santo Basil yang Agung''', (330<ref>''Liturgy of the Hours'' Volume I. Proper of Saints, January 2.</ref> – 379) ({{lang-el|Άγιος Βασίλειος ο Μέγας}}) adalah seorang [[teolog]] sekaligus [[Bapa Gereja]] pada abad ke-4.<ref name="Riwayat">{{id}}F.D. Wellen.1993.''Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Gereja''.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 37-39.</ref><ref name="Lane">{{id}}Tony Lane. 1990. ''Runtut Pijar''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 29.</ref> Salah satu sumbangan darinya adalah melakukan integrasi kebudayaan klasik ke dalam agama [[Kristen]].<ref name="Lane"></ref>


Basil dilahirkan di [[Kaisaria]], [[Kappadokia]] dalam sebuah keluarga yang kaya dan saleh.<ref name="Riwayat"/> Ia adalah anak [[sulung]] dalam keluarga tersebut dan memiliki kondisi fisik yang lemah.<ref name="Riwayat"/> Seluruh keluarganya giat dalam bidang kegerejaan.<ref name="Riwayat"/> Bahkan, ia dan dua saudara laki-lakinya, yakni [[Gregorius dari Nissa]] dan [[Petrus dari Sebaste]] menjadi [[uskup]].<ref name="Riwayat"/>
Basil dilahirkan di [[Kaisaria]], [[Kappadokia]] dalam sebuah keluarga yang kaya dan saleh pada tahun [[329]].<ref name="Riwayat"/> Ia adalah anak [[sulung]] dalam keluarga tersebut dan memiliki kondisi fisik yang lemah.<ref name="Riwayat"/> Seluruh keluarganya giat dalam bidang kegerejaan.<ref name="Riwayat"/> Bahkan, ia dan dua saudara laki-lakinya, yakni [[Gregorius dari Nissa]] dan [[Petrus dari Sebaste]] menjadi [[uskup]].<ref name="Riwayat"/>


Basil menerima pendidikan dasarnya dari ayahnya sendiri karena ayahnya adalah seorang guru [[retorika]].<ref name="Riwayat"/> Kemudian, ia pergi ke [[Konstantinopel]] dan belajar pada [[Libanus]], seorang guru retorika yang terkemuka pada masa itu.<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia pergi ke [[Athena]] untuk mempelajari [[retorika]], [[matematika]], dan [[filsafat]].<ref name="Riwayat"/> Ia belajar filsafat pada kelompok [[Sofis]], yakni kepada [[Himerius]] dan [[Proaeresius]].<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia kembali ke Kappadokia dan mengajar retorika selama beberapa waktu.<ref name="Riwayat"/><ref name="Santo">{{en}}Paul Burns.1995.''Butler's Lives of the Saints: New Full Edition''.Collegeville:The Liturgical Press.</ref>
Basil menerima pendidikan dasarnya dari ayahnya sendiri karena ayahnya adalah seorang guru [[retorika]].<ref name="Riwayat"/> Kemudian, ia pergi ke [[Konstantinopel]] dan belajar pada [[Libanus]], seorang guru retorika yang terkemuka pada masa itu.<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia pergi ke [[Athena]] untuk mempelajari [[retorika]], [[matematika]], dan [[filsafat]].<ref name="Riwayat"/> Ia belajar filsafat pada kelompok [[Sofis]], yakni kepada [[Himerius]] dan [[Proaeresius]].<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia kembali ke Kappadokia dan mengajar retorika selama beberapa waktu.<ref name="Riwayat"/><ref name="Santo">{{en}}Paul Burns.1995.''Butler's Lives of the Saints: New Full Edition''.Collegeville:The Liturgical Press.</ref>

Revisi per 11 April 2011 14.02

Santo Basil yang Agung
Uskup, Teolog, Bapa Gereja
LahirKaisaria, Kappadokia
Meninggal379
Kaisaria, Kappadokia
Dihormati diKekristenan Barat dan Timur
Pesta1 Januari dan 30 Januari

Basil dari Kaesarea, juga dijuluki Santo Basil yang Agung, (330[1] – 379) (Yunani: Άγιος Βασίλειος ο Μέγας) adalah seorang teolog sekaligus Bapa Gereja pada abad ke-4.[2][3] Salah satu sumbangan darinya adalah melakukan integrasi kebudayaan klasik ke dalam agama Kristen.[3]

Basil dilahirkan di Kaisaria, Kappadokia dalam sebuah keluarga yang kaya dan saleh pada tahun 329.[2] Ia adalah anak sulung dalam keluarga tersebut dan memiliki kondisi fisik yang lemah.[2] Seluruh keluarganya giat dalam bidang kegerejaan.[2] Bahkan, ia dan dua saudara laki-lakinya, yakni Gregorius dari Nissa dan Petrus dari Sebaste menjadi uskup.[2]

Basil menerima pendidikan dasarnya dari ayahnya sendiri karena ayahnya adalah seorang guru retorika.[2] Kemudian, ia pergi ke Konstantinopel dan belajar pada Libanus, seorang guru retorika yang terkemuka pada masa itu.[2] Setelah itu, ia pergi ke Athena untuk mempelajari retorika, matematika, dan filsafat.[2] Ia belajar filsafat pada kelompok Sofis, yakni kepada Himerius dan Proaeresius.[2] Setelah itu, ia kembali ke Kappadokia dan mengajar retorika selama beberapa waktu.[2][4]

Karena kecerdasannya sebagai guru retorika, ia menjadi sombong.[2] Setelah saudara perempuannya mengingatkan dia mengenai kesombongannya, ia bertobat dan dibaptiskan.[2]

Demikianlah kutipan pernyataan spiritualitasnya dalam sebuah surat :

Setelah itu, ia meninggalkan pekerjaannya sebagai guru retorika dan melakukan perjalanan ke Mesir, Siria dan Palestina untuk belajar kehidupan bertapa.[2] Kemudian, ia kembali ke negerinya dan membagi-bagikan kekayaannya pada orang miskin karena merasa tertarik dengan kehidupan para pertapa.[2] Ia lalu pergi ke tempat yang sunyi di Pontus dan mengajar di sana.[2] Dalam khotbah-khotbahnya, ia selalu menegaskan prinsip-prinsip sosial.[2] Ia berpendapat bahwa semua orang diciptakan Allah dan dikasihi Allah.[2] Oleh karena itu, semua orang pada dasarnya sama dan memiliki martabat yang sama.[2]

Pada tahun 364, ia diangkat menjadi seorang presbiter di Kaisarea[2] dan ditahbiskan menjadi uskup di tempat yang sama pada tahun 370.[6] Pada masa ini, Basil terus berjuang untuk melawan Arianisme yang mencoba mengambil alih Kappadokia sebagai salah satu dari wilayah mereka.[2]

Kondisi fisiknya yang kurang baik diperparah dengan cara hidup asketis yang keras.[2] Makanannya hanyalah roti, garam, dan sayuran.[2] Dalam hidup asketisnya, ia menekankan keseimbangan antara bekerja dan berdoa.[7] Selain itu, ia juga memberikan perhatian yang sangat besar bagi orang miskin dan menderita.[2][4] Salah satu bentuk perhatiannya adalah dengan membangun sebuah rumah sakit besar yang ditujukan untuk merawat orang-orang yang sakit kusta.[2]

Ia meninggal pada tahun 379.[2] Salah satu peninggalannya bagi Gereja Timur adalah liturgi yang masih dipergunakan oleh Chrysostomus.[2]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Liturgy of the Hours Volume I. Proper of Saints, January 2.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z (Indonesia)F.D. Wellen.1993.Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Gereja.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 37-39.
  3. ^ a b (Indonesia)Tony Lane. 1990. Runtut Pijar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 29.
  4. ^ a b (Inggris)Paul Burns.1995.Butler's Lives of the Saints: New Full Edition.Collegeville:The Liturgical Press.
  5. ^ (Inggris)Johannes Quastin.1986.Patrology, V.3.Westminster:Christian Classics.
  6. ^ (Inggris)Anthony Meredith.1995.The Cappadocians.Crestwood, New York: St. Vladimir's Seminar Press.
  7. ^ (Inggris)Margaret Gertrude Murphy.1930.St. Basil and Monasticism: Catholic University of America Series on Patristic Studies, Vol. XXV. New York: AMS Press.

Pranala luar