Basilius dari Kaisarea: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 27: | Baris 27: | ||
Basil dilahirkan di [[Kaisaria]], [[Kappadokia]] dalam sebuah keluarga yang kaya dan saleh.<ref name="Riwayat"/> Ia adalah anak [[sulung]] dalam keluarga tersebut dan memiliki kondisi fisik yang lemah.<ref name="Riwayat"/> Seluruh keluarganya giat dalam bidang kegerejaan.<ref name="Riwayat"/> Bahkan, ia dan dua saudara laki-lakinya menjadi [[uskup]], yakni [[Gregorius dari Nissa]] dan [[Petrus dari Sebaste]].<ref name="Riwayat"/> |
Basil dilahirkan di [[Kaisaria]], [[Kappadokia]] dalam sebuah keluarga yang kaya dan saleh.<ref name="Riwayat"/> Ia adalah anak [[sulung]] dalam keluarga tersebut dan memiliki kondisi fisik yang lemah.<ref name="Riwayat"/> Seluruh keluarganya giat dalam bidang kegerejaan.<ref name="Riwayat"/> Bahkan, ia dan dua saudara laki-lakinya menjadi [[uskup]], yakni [[Gregorius dari Nissa]] dan [[Petrus dari Sebaste]].<ref name="Riwayat"/> |
||
Basil menerima pendidikan dasarnya dari ayahnya sendiri karena ayahnya adalah seorang guru [[retorika]].<ref name="Riwayat"/> Kemudian, ia pergi ke [[Konstantinopel]] dan belajar pada [[Libanus]], seorang guru retorika yang terkemuka pada masa itu.<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia pergi ke [[Athena]] untuk mempelajari [[retorika]], [[matematika]], dan [[filsafat]].<ref name="Riwayat"/> Ia belajar filsafat pada kelompok [[Sofis]], yakni kepada [[Himerius]] dan [[Proaeresius]].<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia kembali ke Kappadokia dan mengajar retorika selama beberapa waktu.<ref name="Riwayat"/> |
Basil menerima pendidikan dasarnya dari ayahnya sendiri karena ayahnya adalah seorang guru [[retorika]].<ref name="Riwayat"/> Kemudian, ia pergi ke [[Konstantinopel]] dan belajar pada [[Libanus]], seorang guru retorika yang terkemuka pada masa itu.<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia pergi ke [[Athena]] untuk mempelajari [[retorika]], [[matematika]], dan [[filsafat]].<ref name="Riwayat"/> Ia belajar filsafat pada kelompok [[Sofis]], yakni kepada [[Himerius]] dan [[Proaeresius]].<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia kembali ke Kappadokia dan mengajar retorika selama beberapa waktu.<ref name="Riwayat"/><ref name="Santo">{{en}}Paul Burns.1995.''Butler's Lives of the Saints: New Full Edition''.Collegeville:The Liturgical Press.</ref> |
||
Karena kecerdasannya sebagai guru retorika, ia menjadi sombong.<ref name="Riwayat"/> Setelah saudara perempuannya mengingatkan dia mengenai kesombongannya, ia bertobat dan [[baptis|dibaptiskan]].<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia meninggalkan pekerjaannya sebagai guru retorika dan melakukan perjalanan ke [[Mesir]], [[Siria]] dan [[Palestina]] untuk belajar kehidupan bertapa.<ref name="Riwayat"/> Kemudian, ia kembali ke negerinya dan membagi-bagikan kekayaannya pada orang miskin karena merasa tertarik dengan kehidupan para pertapa.<ref name="Riwayat"/> Ia lalu pergi ke tempat yang sunyi di [[Pontus]] dan mengajar di sana.<ref name="Riwayat"/> Dalam khotbah-khotbahnya, ia selalu menegaskan prinsip-prinsip sosial.<ref name="Riwayat"/> Ia berpendapat bahwa semua orang diciptakan [[Allah]] dan dikasihi Allah.<ref name="Riwayat"/> Oleh karena itu, semua orang pada dasarnya sama dan memiliki martabat yang sama.<ref name="Riwayat"/> |
Karena kecerdasannya sebagai guru retorika, ia menjadi sombong.<ref name="Riwayat"/> Setelah saudara perempuannya mengingatkan dia mengenai kesombongannya, ia bertobat dan [[baptis|dibaptiskan]].<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia meninggalkan pekerjaannya sebagai guru retorika dan melakukan perjalanan ke [[Mesir]], [[Siria]] dan [[Palestina]] untuk belajar kehidupan bertapa.<ref name="Riwayat"/> Kemudian, ia kembali ke negerinya dan membagi-bagikan kekayaannya pada orang miskin karena merasa tertarik dengan kehidupan para pertapa.<ref name="Riwayat"/> Ia lalu pergi ke tempat yang sunyi di [[Pontus]] dan mengajar di sana.<ref name="Riwayat"/> Dalam khotbah-khotbahnya, ia selalu menegaskan prinsip-prinsip sosial.<ref name="Riwayat"/> Ia berpendapat bahwa semua orang diciptakan [[Allah]] dan dikasihi Allah.<ref name="Riwayat"/> Oleh karena itu, semua orang pada dasarnya sama dan memiliki martabat yang sama.<ref name="Riwayat"/> |
Revisi per 5 April 2011 00.49
Santo Basil yang Agung | |
---|---|
Uskup, Teolog, Bapa Gereja | |
Lahir | Kaisaria, Kappadokia |
Meninggal | 379 Kaisaria, Kappadokia |
Dihormati di | Kekristenan Barat dan Timur |
Pesta | 1 Januari dan 30 Januari |
Basil dari Kaesarea, juga dijuluki Santo Basil yang Agung, (330[1] – 379) (Greek: Άγιος Βασίλειος ο Μέγας ) adalah seorang teolog sekaligus Bapa Gereja pada abad ke-4.[2]
Basil dilahirkan di Kaisaria, Kappadokia dalam sebuah keluarga yang kaya dan saleh.[2] Ia adalah anak sulung dalam keluarga tersebut dan memiliki kondisi fisik yang lemah.[2] Seluruh keluarganya giat dalam bidang kegerejaan.[2] Bahkan, ia dan dua saudara laki-lakinya menjadi uskup, yakni Gregorius dari Nissa dan Petrus dari Sebaste.[2]
Basil menerima pendidikan dasarnya dari ayahnya sendiri karena ayahnya adalah seorang guru retorika.[2] Kemudian, ia pergi ke Konstantinopel dan belajar pada Libanus, seorang guru retorika yang terkemuka pada masa itu.[2] Setelah itu, ia pergi ke Athena untuk mempelajari retorika, matematika, dan filsafat.[2] Ia belajar filsafat pada kelompok Sofis, yakni kepada Himerius dan Proaeresius.[2] Setelah itu, ia kembali ke Kappadokia dan mengajar retorika selama beberapa waktu.[2][3]
Karena kecerdasannya sebagai guru retorika, ia menjadi sombong.[2] Setelah saudara perempuannya mengingatkan dia mengenai kesombongannya, ia bertobat dan dibaptiskan.[2] Setelah itu, ia meninggalkan pekerjaannya sebagai guru retorika dan melakukan perjalanan ke Mesir, Siria dan Palestina untuk belajar kehidupan bertapa.[2] Kemudian, ia kembali ke negerinya dan membagi-bagikan kekayaannya pada orang miskin karena merasa tertarik dengan kehidupan para pertapa.[2] Ia lalu pergi ke tempat yang sunyi di Pontus dan mengajar di sana.[2] Dalam khotbah-khotbahnya, ia selalu menegaskan prinsip-prinsip sosial.[2] Ia berpendapat bahwa semua orang diciptakan Allah dan dikasihi Allah.[2] Oleh karena itu, semua orang pada dasarnya sama dan memiliki martabat yang sama.[2]
Pada tahun 364, ia diangkat menjadi seorang presbiter di Kaisarea dan ditahbiskan menjadi uskup di tempat yang sama pada tahun 370.[2] Pada masa ini, Basil terus berjuang untuk melawan Arianisme yang mencoba mengambil alih Kappadokia sebagai salah satu dari wilayah mereka.[2]
Kondisi fisiknya yang kurang baik diperparah dengan cara hidup asketis yang keras.[2] Makanannya hanyalah roti, garam, dan sayuran.[2] Selain itu, ia juga memberikan perhatian yang sangat besar bagi orang miskin dan menderita.[2] Salah satu bentuk perhatiannya adalah dengan membangun sebuah rumah sakit besar yang ditujukan untuk merawat orang-orang yang sakit kusta.[2]
Ia meninggal pada tahun 379.[2] Salah satu peninggalannya bagi Gereja Timur adalah liturgi yang masih dipergunakan oleh Chrysostomus.[2]
Lihat juga
Referensi
- ^ Liturgy of the Hours Volume I. Proper of Saints, January 2.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z (Indonesia)F.D. Wellen.1993.Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Gereja.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 37-39.
- ^ (Inggris)Paul Burns.1995.Butler's Lives of the Saints: New Full Edition.Collegeville:The Liturgical Press.
Pranala luar
- Christian Classics Ethereal Library, Early Church Fathers, Series II, Vol. VIII contains the treatise On the Holy Spirit, the Hexaemeron, some of the homilies and the letters
- St. Basil the Great in English and Greek, Select Resources
- Basil the Great article from Orthodox Wikipedia has a slightly longer article on St. Basil
- The Heritage of the Holy Fathers has a more complete collection of his homilies (and some other works, but only a few of his letters)—in Russian
- Excerpts from Basil the Great
- Catholic Online: St. Basil the Great
- Catholic Encyclopedia: St. Basil the Great
- American Catholic: St. Basil the Great
- Basil of Caesarea and His Influence on Monastic Mission benedictines.org.uk
- Preface to the Asketikon English translation by Oxford University Press
- St. Basil the Great the Archbishop of Caesarea, in Cappadocia Orthodox icon and synaxarion