Basilius dari Kaisarea: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT09Christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT09Christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27: Baris 27:
Basil dilahirkan di [[Kaisaria]], [[Kappadokia]] dalam sebuah keluarga yang kaya dan saleh.<ref name="Riwayat"/> Ia adalah anak [[sulung]] dalam keluarga tersebut dan memiliki kondisi fisik yang lemah.<ref name="Riwayat"/> Seluruh keluarganya giat dalam bidang kegerejaan.<ref name="Riwayat"/> Bahkan, ia dan dua saudara laki-lakinya menjadi [[uskup]], yakni [[Gregorius dari Nissa]] dan [[Petrus dari Sebaste]].<ref name="Riwayat"/>
Basil dilahirkan di [[Kaisaria]], [[Kappadokia]] dalam sebuah keluarga yang kaya dan saleh.<ref name="Riwayat"/> Ia adalah anak [[sulung]] dalam keluarga tersebut dan memiliki kondisi fisik yang lemah.<ref name="Riwayat"/> Seluruh keluarganya giat dalam bidang kegerejaan.<ref name="Riwayat"/> Bahkan, ia dan dua saudara laki-lakinya menjadi [[uskup]], yakni [[Gregorius dari Nissa]] dan [[Petrus dari Sebaste]].<ref name="Riwayat"/>


Basil menerima pendidikan dasarnya dari ayahnya sendiri karena ayahnya adalah seorang guru [[retorika]].<ref name="Riwayat"/> Kemudian, ia pergi ke [[Konstantinopel]] dan belajar pada [[Libanus]], seorang guru retorika yang terkemuka pada masa itu.<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia pergi ke [[Athena]] untuk mempelajari [[retorika]], [[matematika]], dan [[filsafat]].<ref name="Riwayat"/> Ia belajar filsafat pada kelompok [[Sofis]], yakni kepada [[Himerius]] dan [[Proaeresius]].<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia kembali ke Kappadokia dan mengajar retorika selama beberapa waktu.<ref name="Riwayat"/>
Basil menerima pendidikan dasarnya dari ayahnya sendiri karena ayahnya adalah seorang guru [[retorika]].<ref name="Riwayat"/> Kemudian, ia pergi ke [[Konstantinopel]] dan belajar pada [[Libanus]], seorang guru retorika yang terkemuka pada masa itu.<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia pergi ke [[Athena]] untuk mempelajari [[retorika]], [[matematika]], dan [[filsafat]].<ref name="Riwayat"/> Ia belajar filsafat pada kelompok [[Sofis]], yakni kepada [[Himerius]] dan [[Proaeresius]].<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia kembali ke Kappadokia dan mengajar retorika selama beberapa waktu.<ref name="Riwayat"/><ref name="Santo">{{en}}Paul Burns.1995.''Butler's Lives of the Saints: New Full Edition''.Collegeville:The Liturgical Press.</ref>


Karena kecerdasannya sebagai guru retorika, ia menjadi sombong.<ref name="Riwayat"/> Setelah saudara perempuannya mengingatkan dia mengenai kesombongannya, ia bertobat dan [[baptis|dibaptiskan]].<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia meninggalkan pekerjaannya sebagai guru retorika dan melakukan perjalanan ke [[Mesir]], [[Siria]] dan [[Palestina]] untuk belajar kehidupan bertapa.<ref name="Riwayat"/> Kemudian, ia kembali ke negerinya dan membagi-bagikan kekayaannya pada orang miskin karena merasa tertarik dengan kehidupan para pertapa.<ref name="Riwayat"/> Ia lalu pergi ke tempat yang sunyi di [[Pontus]] dan mengajar di sana.<ref name="Riwayat"/> Dalam khotbah-khotbahnya, ia selalu menegaskan prinsip-prinsip sosial.<ref name="Riwayat"/> Ia berpendapat bahwa semua orang diciptakan [[Allah]] dan dikasihi Allah.<ref name="Riwayat"/> Oleh karena itu, semua orang pada dasarnya sama dan memiliki martabat yang sama.<ref name="Riwayat"/>
Karena kecerdasannya sebagai guru retorika, ia menjadi sombong.<ref name="Riwayat"/> Setelah saudara perempuannya mengingatkan dia mengenai kesombongannya, ia bertobat dan [[baptis|dibaptiskan]].<ref name="Riwayat"/> Setelah itu, ia meninggalkan pekerjaannya sebagai guru retorika dan melakukan perjalanan ke [[Mesir]], [[Siria]] dan [[Palestina]] untuk belajar kehidupan bertapa.<ref name="Riwayat"/> Kemudian, ia kembali ke negerinya dan membagi-bagikan kekayaannya pada orang miskin karena merasa tertarik dengan kehidupan para pertapa.<ref name="Riwayat"/> Ia lalu pergi ke tempat yang sunyi di [[Pontus]] dan mengajar di sana.<ref name="Riwayat"/> Dalam khotbah-khotbahnya, ia selalu menegaskan prinsip-prinsip sosial.<ref name="Riwayat"/> Ia berpendapat bahwa semua orang diciptakan [[Allah]] dan dikasihi Allah.<ref name="Riwayat"/> Oleh karena itu, semua orang pada dasarnya sama dan memiliki martabat yang sama.<ref name="Riwayat"/>

Revisi per 5 April 2011 00.49

Santo Basil yang Agung
Uskup, Teolog, Bapa Gereja
LahirKaisaria, Kappadokia
Meninggal379
Kaisaria, Kappadokia
Dihormati diKekristenan Barat dan Timur
Pesta1 Januari dan 30 Januari

Basil dari Kaesarea, juga dijuluki Santo Basil yang Agung, (330[1] – 379) (Greek: Άγιος Βασίλειος ο Μέγας) adalah seorang teolog sekaligus Bapa Gereja pada abad ke-4.[2]

Basil dilahirkan di Kaisaria, Kappadokia dalam sebuah keluarga yang kaya dan saleh.[2] Ia adalah anak sulung dalam keluarga tersebut dan memiliki kondisi fisik yang lemah.[2] Seluruh keluarganya giat dalam bidang kegerejaan.[2] Bahkan, ia dan dua saudara laki-lakinya menjadi uskup, yakni Gregorius dari Nissa dan Petrus dari Sebaste.[2]

Basil menerima pendidikan dasarnya dari ayahnya sendiri karena ayahnya adalah seorang guru retorika.[2] Kemudian, ia pergi ke Konstantinopel dan belajar pada Libanus, seorang guru retorika yang terkemuka pada masa itu.[2] Setelah itu, ia pergi ke Athena untuk mempelajari retorika, matematika, dan filsafat.[2] Ia belajar filsafat pada kelompok Sofis, yakni kepada Himerius dan Proaeresius.[2] Setelah itu, ia kembali ke Kappadokia dan mengajar retorika selama beberapa waktu.[2][3]

Karena kecerdasannya sebagai guru retorika, ia menjadi sombong.[2] Setelah saudara perempuannya mengingatkan dia mengenai kesombongannya, ia bertobat dan dibaptiskan.[2] Setelah itu, ia meninggalkan pekerjaannya sebagai guru retorika dan melakukan perjalanan ke Mesir, Siria dan Palestina untuk belajar kehidupan bertapa.[2] Kemudian, ia kembali ke negerinya dan membagi-bagikan kekayaannya pada orang miskin karena merasa tertarik dengan kehidupan para pertapa.[2] Ia lalu pergi ke tempat yang sunyi di Pontus dan mengajar di sana.[2] Dalam khotbah-khotbahnya, ia selalu menegaskan prinsip-prinsip sosial.[2] Ia berpendapat bahwa semua orang diciptakan Allah dan dikasihi Allah.[2] Oleh karena itu, semua orang pada dasarnya sama dan memiliki martabat yang sama.[2]

Pada tahun 364, ia diangkat menjadi seorang presbiter di Kaisarea dan ditahbiskan menjadi uskup di tempat yang sama pada tahun 370.[2] Pada masa ini, Basil terus berjuang untuk melawan Arianisme yang mencoba mengambil alih Kappadokia sebagai salah satu dari wilayah mereka.[2]

Kondisi fisiknya yang kurang baik diperparah dengan cara hidup asketis yang keras.[2] Makanannya hanyalah roti, garam, dan sayuran.[2] Selain itu, ia juga memberikan perhatian yang sangat besar bagi orang miskin dan menderita.[2] Salah satu bentuk perhatiannya adalah dengan membangun sebuah rumah sakit besar yang ditujukan untuk merawat orang-orang yang sakit kusta.[2]

Ia meninggal pada tahun 379.[2] Salah satu peninggalannya bagi Gereja Timur adalah liturgi yang masih dipergunakan oleh Chrysostomus.[2]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Liturgy of the Hours Volume I. Proper of Saints, January 2.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z (Indonesia)F.D. Wellen.1993.Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Gereja.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 37-39.
  3. ^ (Inggris)Paul Burns.1995.Butler's Lives of the Saints: New Full Edition.Collegeville:The Liturgical Press.

Pranala luar