Guruh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k r2.6.4) (bot Menambah: sh:Grmljavina
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: sl:Grom
Baris 71: Baris 71:
[[simple:Thunder]]
[[simple:Thunder]]
[[sk:Hrom]]
[[sk:Hrom]]
[[sl:Grom]]
[[te:ఉరుము]]
[[te:ఉరుము]]
[[th:ฟ้าร้อง]]
[[th:ฟ้าร้อง]]

Revisi per 25 Februari 2011 22.47

Guruh atau geledek adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan gelombang kejut suara yang dihasilkan akibat terjadinya pemanasan dan pemuaian udara yang sangat cepat ketika dilewati oleh sambaran petir. Sambaran tersebut menyebabkan udara berubah menjadi plasma dan langsung meledak, menimbulkan munculnya suara yang bergemuruh.

Fenomena ini terjadi pada saat bersamaan dengan kilatan petir, tetapi suara gemuruhnya biasanya terdengar beberapa saat setelah kilatan terlihat. Hal ini terjadi karena cahaya merambat lebih cepat (186.000 mil / 299.338 kilometer per detik) bila dibandingkan suara (sekitar 700 mil / 1.126 kilometer per jam, bervariasi tergantung temperatur, kelembapan dan tekanan udara).

Fobia terhadap guruh dinamakan astraphobia

Teori tentang penyebab terjadinya guruh

Penyebab guruh telah menjad subjek spekulasi dan penelitian ilmiah selama berabad-abad. Teori pertama yang tercatat dikemukakan oleh Aristoteles pada abad ketiga Masehi, dan spekulasi awal yang memperkirakan bahwa ia disebabkan oleh tabrakan awan. Kemudian, teori-teori lain mulai bermunculan. Pada pertengahan abad ke-19, teori yang diterima adalah bahwa petir menghasilkan keadaan vakum pada jalur yang dilewatinya, dan guruh disebabkan oleh pergerakan udara yang segera mengisi ruang kosong tersebut. Kemudian pada akhir abad ke-19, orang menganggap bahwa guruh disebabkan oleh ledakan uap air ketika air yang berada di jalur petir dipanaskan. Teori yang lain menyatakan bahwa material berbentuk gas dihasilkan oleh petir dan meledak. Baru pada abad ke-20 diperoleh kosepakatan bahwa guruh disebabkan gelombang kejut di udara akibat pemuaian termal mendadak plasma pada jalur petir.

Tingkat suara yang berbahaya

Guruh merupakan suara yang sangat keras, tercatat sekitar 120 desibel, setara dengan suara yang dihasilkan oleh senjata api. Suara yang keras ini dapat menyebabkan kerusakan pada bagian telinga dalam[1]. Tiga menit paparan dari guruh akan menyebabkan kehilangan pendengaran permanen[2].

Mengukur jarak

Karena suara dan cahaya merambat pada kecepatan yang berbeda di atmosfer Bumi, kita dapat memperkirakan seberapa jauh suatu kilatan petir dengan mengukur waktu antara kilatan yang tampak dengan suara guruh yang timbul. Kecepatan suara sekitar 340 m/detik sedangkan kecepatan cahaya sangat cepat sehingga dapat diabaikan. Oleh karena itu, jarak petir dengan pendengar suara guruh sekitar 1 kilometer setiap tiga detik. Guruh jarang terdengar pada jarak lebih dari 25 kilometer.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Dangerous Decibels.org - chart
  2. ^ Virginia.edu - Everyday Activities Increase Risk of Noise-Induced Hearing Loss; May 1, 2003
  • P Graneau, The cause of thunder, 1989 J. Phys. D: Appl. Phys. 22 1083-1094 doi:10.1088/0022-3727/22/8/012

Pranala luar

Templat:Link FA