Aset lancar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 32: Baris 32:
* Suwartoyo dan Bambang Kussriyanto, ''Teknik Manajemen Keuangan'', Pustaka Binaman Pressindo.
* Suwartoyo dan Bambang Kussriyanto, ''Teknik Manajemen Keuangan'', Pustaka Binaman Pressindo.
* James Wilson & John Campbell, ''Controllership: The Work of the Managerial Accountant''. Wiley Trans. ISBN 0-471-05711-8
* James Wilson & John Campbell, ''Controllership: The Work of the Managerial Accountant''. Wiley Trans. ISBN 0-471-05711-8



{{akuntansi-stub}}
{{akuntansi-stub}}

Revisi per 3 Januari 2011 04.49

Aset lancar (Inggris: current asset) dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh aset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka. Pada suatu neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar.

Perbandingan antara aset lancar dan kewajiban lancar disebut sebagai rasio lancar. Nilai ini sering digunakan sebagai tolok ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Komponen

Komponen aset lancar biasanya adalah:

Komponen aset lancar di dalam neraca disusun menurut tingkat likuiditasnya, mulai dari yang paling likuid hingga yang tidak likuid.

Penggunaan

Mencermati besarnya aset lancar menjadi syarat bagi beberapa kegiatan manajemen yang berkenaan dengan pemeliharaan tingkat likuiditas perusahaan, misalnya Manajemen Kas, Manajemen Piutang, dan Manajemen Persediaan.

Indikasi Utama

Ada tiga indikasi umum bagi manajemen mengenai efisiensi dan profitabilitas dalam penggunaan aset atau aktiva lancar.

  1. Perputaran harta lancar, yaitu angka yang diperoleh dari jumlah harga pokok penjualan dan biaya operasi (keduanya dipetik dari laporan laba rugi) dibagi angka rata-rata aset lancar pada permulaan operasi (dipetik dari neraca tahun lalu) dan aset lancar pada akhir operasi (dipetik dari neraca terakhir). Angka ini dinyatakan dalam kali.
  2. Rasio laba dibanding perputaran harta lancar. Ini mengukur besarnya laba dalam sekian kali perputaran dalam satu masa operasi. Dinyatakan dalam persen.
  3. Tingkat laba per perputaran. Angka persentase yang diperoleh dari angka rasio laba dibanding perputaran harta lancar dibagi perputaran harta lancar. Nilai no.2 dibagi nilai no. 1 di atas.

Dalam industri tertentu ada nilai pedoman untuk indikasi mengenai keunggulan dalam dalam hal-hal itu, yang biasanya digunakan dalam analisis rasio.

Lihat pula

Referensi

  • Suwartoyo dan Bambang Kussriyanto, Teknik Manajemen Keuangan, Pustaka Binaman Pressindo.
  • James Wilson & John Campbell, Controllership: The Work of the Managerial Accountant. Wiley Trans. ISBN 0-471-05711-8