Sumpah Pocong di Sekolah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 50: Baris 50:
* [[Alex Komang]] sebagai Heru
* [[Alex Komang]] sebagai Heru
* [[Joshua Pandelaki]] sebagai Pak Sentot
* [[Joshua Pandelaki]] sebagai Pak Sentot
* [[Noumira]] sebagai Bunga
* [[Noumira Sjahril]] sebagai Bunga
* [[Dwi Putrantiwi]] sebagai Sonya
* [[Dwi Putrantiwi]] sebagai Sonya
* [[Herichan]] sebagai Abdur
* [[Herichan]] sebagai Abdur

Revisi per 28 Desember 2010 16.51

Sumpah Pocong Di Sekolah
SutradaraAwi Suryadi
ProduserOdy Mulya Hidayat
Ditulis olehIde Cerita
Awi Suryadi
Abbe AC
Totos
Skenario
Awi Suryadi
Abbe AC
PemeranMarcell Darwin
Fandy Christian
Hardi Fadhillah
Herichan
Joshua Pandelaki
Henidar Amroe
Penata musikAndi Rianto
SinematograferRoby Herbi
PenyuntingYoga Krispatama
DistributorMaxima Pictures
Tanggal rilis
2008
Durasi... Menit
NegaraIndonesia
Situs webhttp://sumpahpocongdisekolah.com/

Sumpah Pocong Di Sekolah adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 2008 dan dibintangi oleh Marcell Darwin, Fandy Christian, Hardi Fadhillah, Herichan, Joshua Pandelaki, dan Henidar Amroe.

Sinopsis

Sekolah Pramudya Mulya. Ramon (Marcell Darwin), Evan (Hardi Fadhillah), dan Dimas (Fandy Christian) adalah tiga sahabat di sebuah sekolah berasrama khusus laki-laki tersebut, yang ketat disiplinnya. Suatu hari mereka kedatangan guru baru yang cantik dan seksi, Ibu Sonya namanya. Hal ini memberikan ide bagi Evan dan Dimas untuk menyewa seorang penari telanjang, yang didandani seperti ibu Sonya dan didatangkan di sekolah, sebagai hadiah kejutan ulang tahun Ramon.

Peristiwa ini segera menimbulkan kehebohan di kalangan murid-murid karena keesokkan paginya, semua Hp berisi rekaman video adegan syur penari tersebut. Semua orang heboh dengan rekaman itu. Dan karena kehebohan yang meluap, kepala asrama bernama Pak Rizal mengetahuinya dan berniat untuk mengeluarkan Ramon, Evan, dan Dimas atas perbuatan mereka. Dalam perdebatan antara Pak Rizal dengan Ramon, Evan, dan Dimas, terjadi sumpah-sumpahan, yang akhirnya Ramon menantang untuk melakukan sumpah pocong. Saat memulai prosesi sumpah pocong, segera mereka dihentikan oleh kepala sekolah bernama Pak Sentot (Joshua Pandelaki). Tapi tidak diketahui mereka semua, sebuah papan tulis di sebuah kelas mengalirkan darah.

Kemudian karena koneksi ayah Ramon, Heru (Alex Komang) dengan sekolah tersebut, perbuatan Ramon dapat dimaafkan. Heru dan Ramon sendiri mulai dihantui oleh sesosok wanita berwajah pucat dimana-mana. Sampai Ramon menjadi shock atas kejadian yang menimpanya dan menjadi penyendiri, namun mimpi buruk akan wajah wanita itu belum juga hilang. Ketika Sekolah mengadakan acara tahunan bersama siswi Sekolah Edelweis, justru intensitas teror dari hantu wanita itu semakin bertambah. Sonya kemudian menemukan sebuah Buku Kenangan tahun 1990 yang terjatuh dan diambil olehnya.

Pak Rizal dan Bu Sonya mempertanyakan kepada Pak Sentot mengenai perempuan yang berada dalam buku kenangan (yang wajahnya sama seperti hantu yang sempat dilihat Sonya) dan sejak kapan sekolah itu menjadi sekolah khusus laki-laki. Lewat alamat di Buku Kenangan, lewat keterangan dari ibu Bunga (Henidar Amroe), diceritakan bahwa Bunga-nama hantu atau gadis ini-kurang bisa bersosialisasi. Pada malam dimana hilangnya Bunga, sang ibu menemukan diary Bunga untuk mengetahui alasan hilangnya Bunga. Didapatilah bahwa Bunga dihamili oleh gurunya sendiri, yang ternyata adalah Heru, ayah Ramon.

Lewat flashback dari Heru, diceritakan bahwa Bunga telah diajak untuk diaborsi dan dalam perjalanan setelah pengarbosiannya, ia meninggal. Heru yang tidak ingin disalahkan menaruh mayat Bunga di sela-sela dinding kelas yang belum jadi kala itu. Dan, sepertinya Haru beruntung bahwa kelakuannya tidak berhasil diketahui oleh pihak-pihak lain. Haru yang mengenang memorinya di kelas yang sudah jadi di masa kini (Ia kembali ke sekolah saat menjenguk anaknya yang pingsan) bertemu kembali dengan Bunga dan Bunga, mengejarnya. Hingga ke sebuah tangga, dimana di undakan tertinggi, Bunga menjatuhkan Heru ke lantai dasar.

Di akhir film, Heru berhasil diselamatkan dan diopname di rumah sakit. Namun, kursi roda yang ditumpanginya bisa berjalan sendiri tanpa ada yang mendorong, Heru mengetahui, Bungalah yang mendorongnya.

Karakter

Pranala luar