Rakai Pikatan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
wikifikasi
Naval Scene (bicara | kontrib)
k samakan ejaan
Baris 1: Baris 1:
'''Sri Maharaja Rakai Pikatan''' adalah raja keempat [[Kerajaan Mataram (Hindu)]] dan merupakan pengganti [[Rakai Garung|Sri Maharaja Rakai Garung]]. Ia memiliki ambisi untuk menguasai seluruh wilayah [[Jawa Tengah]] meskipun untuk itu ia harus berharapan dengan kerajaan [[Syailendra]] yang dipimpin oleh Raja [[Balaputra Dewa]]. Sadar bahwa dirinya tidak akan menang, ia meminang putri Syailendra yang bernama Pramodhawardani sehingga kelak tahta kerajaan Syailendra bisa jatuh ke tangannya. Sayangnya, rencana Rakai Pikatan tidak berhasil hingga akhirnya justru muncul perang saudara. Meskipun demikian hasil perang memihak padanya. Raja Balaputera Dewa kalah dan menyingkir ke [[Sriwijaya]].
'''Sri Maharaja Rakai Pikatan''' adalah raja keempat [[Kerajaan Mataram (Hindu)]] dan merupakan pengganti [[Rakai Garung|Sri Maharaja Rakai Garung]]. Ia memiliki ambisi untuk menguasai seluruh wilayah [[Jawa Tengah]] meskipun untuk itu ia harus berharapan dengan kerajaan [[Syailendra]] yang dipimpin oleh Raja [[Balaputradewa]]. Sadar bahwa dirinya tidak akan menang, ia meminang putri Syailendra yang bernama Pramodhawardani sehingga kelak tahta kerajaan Syailendra bisa jatuh ke tangannya. Sayangnya, rencana Rakai Pikatan tidak berhasil hingga akhirnya justru muncul perang saudara. Meskipun demikian hasil perang memihak padanya. Raja Balaputeradewa kalah dan menyingkir ke [[Sriwijaya]].


[[Kategori:Sejarah Nusantara]]
[[Kategori:Sejarah Nusantara]]

Revisi per 2 Oktober 2006 18.21

Sri Maharaja Rakai Pikatan adalah raja keempat Kerajaan Mataram (Hindu) dan merupakan pengganti Sri Maharaja Rakai Garung. Ia memiliki ambisi untuk menguasai seluruh wilayah Jawa Tengah meskipun untuk itu ia harus berharapan dengan kerajaan Syailendra yang dipimpin oleh Raja Balaputradewa. Sadar bahwa dirinya tidak akan menang, ia meminang putri Syailendra yang bernama Pramodhawardani sehingga kelak tahta kerajaan Syailendra bisa jatuh ke tangannya. Sayangnya, rencana Rakai Pikatan tidak berhasil hingga akhirnya justru muncul perang saudara. Meskipun demikian hasil perang memihak padanya. Raja Balaputeradewa kalah dan menyingkir ke Sriwijaya.