Orde Lama: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Baris 9: Baris 9:


[[ms:Order Lama]]
[[ms:Order Lama]]
Sejarah mencatat bahwa Orde Lama gagal membangun tatanan masyarakat yang cukup rukun dan terhindar dari bahaya konflik. Pendekatan Pancasilais model Orde Lama tidak bisa banyak memberikan suara karena masalah kedaulatan bangsa masih belum jelas. Hal ini ditandai dengan banyaknya muncul pemberontakan. Pemberontakan jelas sangat tidak sehat, sebab masyarakat akhirnya begitu mudah terpola dalam banyak kelompok yang saling mencurigai. Stabilitas politik dan keamanan menjadi tidak terkendali. Akhirnya, fenomena ini membawa gejolak sosial yang lebih jauh, dan yang paling utama adalah gejolak ekonomi. Menjelang akhir Orde Lama, Indonesia benar-benar berada dalam titik rawan kehancuran ekonomi. Membayangkan toleransi dan kerukunan dalam kondisi seperti ini adalah sesuatu yang terasa absurd. Akhir tahun 1965 dan 1966, terjadi kerusuhan paling berdarah dalam sejarah Indonesia, yakni pemberontakan 30 September yang dilanjutkan dengan pemusnahan massal anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Revisi per 16 September 2010 06.11

Orde Lama dalam sejarah politik Indonesia merujuk kepada masa pemerintahan Soekarno (1945-1965). Istilah ini tentu saja tidak digunakan pada saat itu, dan baru dicetuskan pada masa pemerintahan Soeharto yang disebut juga dengan Orde Baru.

Lihat pula

Sejarah mencatat bahwa Orde Lama gagal membangun tatanan masyarakat yang cukup rukun dan terhindar dari bahaya konflik. Pendekatan Pancasilais model Orde Lama tidak bisa banyak memberikan suara karena masalah kedaulatan bangsa masih belum jelas. Hal ini ditandai dengan banyaknya muncul pemberontakan. Pemberontakan jelas sangat tidak sehat, sebab masyarakat akhirnya begitu mudah terpola dalam banyak kelompok yang saling mencurigai. Stabilitas politik dan keamanan menjadi tidak terkendali. Akhirnya, fenomena ini membawa gejolak sosial yang lebih jauh, dan yang paling utama adalah gejolak ekonomi. Menjelang akhir Orde Lama, Indonesia benar-benar berada dalam titik rawan kehancuran ekonomi. Membayangkan toleransi dan kerukunan dalam kondisi seperti ini adalah sesuatu yang terasa absurd. Akhir tahun 1965 dan 1966, terjadi kerusuhan paling berdarah dalam sejarah Indonesia, yakni pemberontakan 30 September yang dilanjutkan dengan pemusnahan massal anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).