Pertanian intensif: Perbedaan antara revisi
Luckas-bot (bicara | kontrib) k bot Menambah: ca, da, es, eu, fi, fr, it, mn, nl, pa, pl, pt, tr, uk, zh |
Kembangraps (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
Dalam [[ekonomi pertanian]], '''pertanian intensif''' adalah sistem pem[[budidaya]]an [[tanaman]] atau [[hewan]] yang menggunakan masukan (seperti tenaga kerja dan [[modal]]) dalam ukuran besar, relatif terhadap luas lahan. Hal ini dilakukan karena pertimbangan efisiensi lahan untuk meraih keuntungan yang besar. |
Dalam [[ekonomi pertanian]], '''pertanian intensif''' adalah sistem pem[[budidaya]]an [[tanaman]] atau [[hewan]] yang menggunakan masukan (seperti tenaga kerja dan [[modal]]) dalam ukuran besar, relatif terhadap luas lahan. Hal ini dilakukan karena pertimbangan efisiensi lahan untuk meraih keuntungan yang besar. |
||
Masukan besar diperlukan untuk aplikasi berbagai teknologi pertanian, seperti penggunaan [[pupuk]], [[pestisida]], [[kultivar|benih unggul]], mesin-mesin berefisiensi tinggi dan automatisasi dalam penanaman [[benih]]/[[bibit]], perawatan, pemanenan, dan pemrosesan produk pascapanen. Selain itu, [[irigasi]] juga dilakukan secara terkendali sehingga memerlukan [[investasi]] yang besar. Pertanian industrial biasanya akan menerapkan semua teknologi yang tersedia asalkan memberikan keuntungan yang besar dan memenuhi target kuantitas dan kualitas |
Masukan besar diperlukan untuk aplikasi berbagai teknologi pertanian, seperti penggunaan [[pupuk]], [[pestisida]], [[kultivar|benih unggul]], mesin-mesin berefisiensi tinggi dan automatisasi dalam penanaman [[benih]]/[[bibit]], perawatan, pemanenan, dan pemrosesan produk pascapanen. Selain itu, [[irigasi]] juga dilakukan secara terkendali sehingga memerlukan [[investasi]] yang besar. Hasil usaha tani dengan pertanian intensif biasanya sangat tinggi karena didukung oleh teknologi yang didasarkan pada berbagai [[riset]] terlebih dahulu. [[Pertanian industrial]] biasanya akan menerapkan semua teknologi yang tersedia asalkan produksi memberikan keuntungan yang besar dan memenuhi target kuantitas dan standar kualitas. |
||
Suatu [[usaha tani]] dapat menerapkan sebagian atau seluruh teknologi tinggi yang tersedia untuk melaksanakan pertanian intensif. Sebagai contoh, paket teknologi yang dipakai dalam [[Revolusi Hijau]] untuk menggenjot produksi [[padi]] dan [[gandum]] di sejumlah negara memiliki sejumlah karakteristik pertanian intensif, tetapi tidak semuanya digunakan. Kebijakan yang diarahkan menuju pertanian intensif dikenal sebagai '''intensifikasi'''. |
Suatu [[usaha tani]] dapat menerapkan sebagian atau seluruh teknologi tinggi yang tersedia untuk melaksanakan pertanian intensif. Sebagai contoh, paket teknologi yang dipakai dalam [[Revolusi Hijau]] untuk menggenjot produksi [[padi]] dan [[gandum]] di sejumlah negara memiliki sejumlah karakteristik pertanian intensif, tetapi tidak semuanya digunakan. Kebijakan yang diarahkan menuju pertanian intensif dikenal sebagai '''intensifikasi'''. |
Revisi per 13 Agustus 2010 17.31
Dalam ekonomi pertanian, pertanian intensif adalah sistem pembudidayaan tanaman atau hewan yang menggunakan masukan (seperti tenaga kerja dan modal) dalam ukuran besar, relatif terhadap luas lahan. Hal ini dilakukan karena pertimbangan efisiensi lahan untuk meraih keuntungan yang besar.
Masukan besar diperlukan untuk aplikasi berbagai teknologi pertanian, seperti penggunaan pupuk, pestisida, benih unggul, mesin-mesin berefisiensi tinggi dan automatisasi dalam penanaman benih/bibit, perawatan, pemanenan, dan pemrosesan produk pascapanen. Selain itu, irigasi juga dilakukan secara terkendali sehingga memerlukan investasi yang besar. Hasil usaha tani dengan pertanian intensif biasanya sangat tinggi karena didukung oleh teknologi yang didasarkan pada berbagai riset terlebih dahulu. Pertanian industrial biasanya akan menerapkan semua teknologi yang tersedia asalkan produksi memberikan keuntungan yang besar dan memenuhi target kuantitas dan standar kualitas.
Suatu usaha tani dapat menerapkan sebagian atau seluruh teknologi tinggi yang tersedia untuk melaksanakan pertanian intensif. Sebagai contoh, paket teknologi yang dipakai dalam Revolusi Hijau untuk menggenjot produksi padi dan gandum di sejumlah negara memiliki sejumlah karakteristik pertanian intensif, tetapi tidak semuanya digunakan. Kebijakan yang diarahkan menuju pertanian intensif dikenal sebagai intensifikasi.