Reformasi (Malaysia): Perbedaan antara revisi
rintisan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
| Baris 2: | Baris 2: | ||
Gerakan '''reformasi''' di [[Malaysia]] dilancarkan oleh [[Anwar Ibrahim]] dan pendukungnya setelah ia dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Perdana Menteri pada tahun 1998. Gerakan ini meliputi demonstrasi besar-besaran untuk menentang pemerintahan koalisi [[Barisan Nasional]], yang berlanjut hingga Anwar ditahan lalu dipenjarakan pada tahun 1998. Sasaran kampanye reformasi adalah Perdana Menteri [[Mahathir bin Mohamad|Datuk Seri Mahathir Mohamad]] yang dipandang sebagai pemimpin yang korup dan sudah terlalu lama memegang jabatannya. |
Gerakan '''reformasi''' di [[Malaysia]] dilancarkan oleh [[Anwar Ibrahim]] dan pendukungnya setelah ia dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Perdana Menteri pada tahun 1998. Gerakan ini meliputi demonstrasi besar-besaran untuk menentang pemerintahan koalisi [[Barisan Nasional]], yang berlanjut hingga Anwar ditahan lalu dipenjarakan pada tahun 1998. Sasaran kampanye reformasi adalah Perdana Menteri [[Mahathir bin Mohamad|Datuk Seri Mahathir Mohamad]] yang dipandang sebagai pemimpin yang korup dan sudah terlalu lama memegang jabatannya. |
||
Akibat dari gerakan reformasi akhirnya terasa pada [[Pemilihan umum Malaysia 2008|pemilu tahun 2008]], ketika [[Partai Keadilan Rakyat]] (PKR) pimpinan Anwar Ibrahim memenangkan 31 kursi parlemen, dan bersama-sama [[Partai Islam Se-Malaysia]] (PAS) dan [[Partai Aksi Demokratik]] (DAP) mematahkan mayoritas dua pertiga Barisan Nasional di Parlemen. |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Revisi per 11 Agustus 2010 05.15
Gerakan reformasi di Malaysia dilancarkan oleh Anwar Ibrahim dan pendukungnya setelah ia dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Perdana Menteri pada tahun 1998. Gerakan ini meliputi demonstrasi besar-besaran untuk menentang pemerintahan koalisi Barisan Nasional, yang berlanjut hingga Anwar ditahan lalu dipenjarakan pada tahun 1998. Sasaran kampanye reformasi adalah Perdana Menteri Datuk Seri Mahathir Mohamad yang dipandang sebagai pemimpin yang korup dan sudah terlalu lama memegang jabatannya.
Akibat dari gerakan reformasi akhirnya terasa pada pemilu tahun 2008, ketika Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar Ibrahim memenangkan 31 kursi parlemen, dan bersama-sama Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dan Partai Aksi Demokratik (DAP) mematahkan mayoritas dua pertiga Barisan Nasional di Parlemen.
Referensi
- Alejandro Reyes. Tim Healy. Asiaweek. Shattered Summit.
 | Artikel bertopik Malaysia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |