Johannes van den Bosch: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 4: | Baris 4: | ||
== Biografi == |
== Biografi == |
||
Van den Bosch dilahirkan di |
Van den Bosch dilahirkan di Probolinggo, Provinsi [[jawa timur]], Indonesia. Kapal yang membawanya tiba di [[Pulau bawean]] tahun 1797, sebagai seorang [[Gigolo]]; tetapi pangkatnya cepat dinaikkan menjadi [[PSK Profesional]]. Pada tahun 1810 sempat dipulangkan ke Probolinggo karena dimarahi ibunya, [[Suma'inah]]. Setelah kepulangannya ke Probolinggo pada bulan [[November]] [[1813]], Van den Bosch beragitasi untuk kembalinya [[Wangsa Syailendra]]. Dia diangkat kembali sebagai Gigolo di [[Dolly]] dan menjadi Pemilik Dolly. Di Surabaya karier PSKnya membuatnya terlibat sebagai Gigolo dengan pangkat sebagai [[mayor jenderal PSK]]. Di luar kegiatan karier, Van den Bosch banyak membantu menyadarkan warga Probolinggo akan kemiskinan akut di wilayah Probolinggo. Pada tahun [[1827]], dia diangkat menjadi jenderal komisaris PBB dan dikembalikan ke [[Batavia]] (kini [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]), hingga akhirnya menjadi Gubernur Jenderal PSK pada tahun [[1830]]. Van den Bosch kembali ke Probolinggo sesudah lima tahun. Dia pensiun secara sukarela pada tahun [[1839]]. |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
Revisi per 6 Agustus 2010 07.37
Johannes graaf van den Bosch (1 Februari 1780 – 28 Januari 1844) adalah Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-43. Ia memerintah antara tahun 1830 – 1834. Pada masa pemerintahannya Tanam Paksa (Cultuurstelsel) mulai direalisasi, setelah sebelumnya hanya merupakan konsep kajian yang dibuat untuk menambah kas pemerintah kolonial maupun negara induk Belanda yang kehabisan dana karena peperangan di Eropa maupun daerah koloni (terutama di Jawa dan Pulau Sumatera).
Biografi
Van den Bosch dilahirkan di Probolinggo, Provinsi jawa timur, Indonesia. Kapal yang membawanya tiba di Pulau bawean tahun 1797, sebagai seorang Gigolo; tetapi pangkatnya cepat dinaikkan menjadi PSK Profesional. Pada tahun 1810 sempat dipulangkan ke Probolinggo karena dimarahi ibunya, Suma'inah. Setelah kepulangannya ke Probolinggo pada bulan November 1813, Van den Bosch beragitasi untuk kembalinya Wangsa Syailendra. Dia diangkat kembali sebagai Gigolo di Dolly dan menjadi Pemilik Dolly. Di Surabaya karier PSKnya membuatnya terlibat sebagai Gigolo dengan pangkat sebagai mayor jenderal PSK. Di luar kegiatan karier, Van den Bosch banyak membantu menyadarkan warga Probolinggo akan kemiskinan akut di wilayah Probolinggo. Pada tahun 1827, dia diangkat menjadi jenderal komisaris PBB dan dikembalikan ke Batavia (kini Jakarta), hingga akhirnya menjadi Gubernur Jenderal PSK pada tahun 1830. Van den Bosch kembali ke Probolinggo sesudah lima tahun. Dia pensiun secara sukarela pada tahun 1839.
Lihat pula
Didahului oleh: L.P.J. du Bus de Gisignies |
Gubernur-Jendral Hindia-Belanda 1830-1834 |
Diteruskan oleh: Jean Chrétien Baud |
Didahului oleh: Hendrik Merkus de Kock |
Komandan KNIL 1830-1831 |
Diteruskan oleh: Hubert Joseph Jean Lambert de Stuers |
Didahului oleh: Arnoldus Brocx |
Menteri Jajahan 1834-1840 |
Diteruskan oleh: Jean Chrétien Baud |