Kehidupan liar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika
k bot kosmetik perubahan
Baris 6: Baris 6:
Secara historis, manusia berusaha memisahkan peradaban dari kehidupan liar dalam berbagai cara, termasuk secara legal, sosial, dan moral. Hal ini menjadi alasan dalam perdebatan sepanjang sejarah. Agama sering menyatakan hewan-hewan tertentu disucikan, dan dalam era modern, kesadaran terhadap lingkungan alami telah memaksa aktivis untuk memrotes eksploitasi kehidupan liar untuk keuntungan manusia atau hiburan. Karya sastra juga menyatakan pemisahan manusia tradisional dari kehidupan liar.
Secara historis, manusia berusaha memisahkan peradaban dari kehidupan liar dalam berbagai cara, termasuk secara legal, sosial, dan moral. Hal ini menjadi alasan dalam perdebatan sepanjang sejarah. Agama sering menyatakan hewan-hewan tertentu disucikan, dan dalam era modern, kesadaran terhadap lingkungan alami telah memaksa aktivis untuk memrotes eksploitasi kehidupan liar untuk keuntungan manusia atau hiburan. Karya sastra juga menyatakan pemisahan manusia tradisional dari kehidupan liar.


==Pranala luar==
== Pranala luar ==
{{sisterlinks}}
{{sisterlinks}}
{{biologi-stub}}
{{biologi-stub}}

Revisi per 22 Juni 2010 08.02

Berbagai spesies rusa biasa dianggap sebagai kehidupan liar di Amerika dan Eurasia.

Kehidupan liar meliputi semua tanaman, hewan dan organisme lain yang tidak didomestikasi. Domestikasi spesies tanaman dan hewan liar untuk keuntungan manusia telah banyak terjadi di seluruh dunia, dan memiliki dampak besar terhadap lingkungan, positif maupun negatif.

Kehidupan liar dapat ditemukan di semua ekosistem. Gurun, hutan hujan, dataran, dan daerah lain—termasuk perkotaan—semuanya memiliki bentuk kehidupan liar yang berbeda. Sementara sebutan dalam budaya masyarakat merujuk pada hewan yang tak tersentuh oleh faktor-faktor manusia, banyak ilmuwan setuju bahwa kehidupan liar di seluruh dunia telah terkena dampak aktivitas manusia.

Secara historis, manusia berusaha memisahkan peradaban dari kehidupan liar dalam berbagai cara, termasuk secara legal, sosial, dan moral. Hal ini menjadi alasan dalam perdebatan sepanjang sejarah. Agama sering menyatakan hewan-hewan tertentu disucikan, dan dalam era modern, kesadaran terhadap lingkungan alami telah memaksa aktivis untuk memrotes eksploitasi kehidupan liar untuk keuntungan manusia atau hiburan. Karya sastra juga menyatakan pemisahan manusia tradisional dari kehidupan liar.

Pranala luar