Jean Baudrillard: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier)
Baris 2: Baris 2:
'''Jean Baudrillard''' ([[Reims]], [[20 Juni]] [[1929]]–[[Paris]], [[6 Maret]] [[2007]]) adalah seorang pakar [[teori kebudayaan]], [[filsuf]], komentator [[politik]], [[sosiologi|sosiolog]] dan [[fotografer]] asal [[Perancis]]. Karya Baudrillard seringkali dikaitkan dengan [[pascamodernisme]] dan [[pascastrukturialisme]].Ia merupakan seorang teoritisi sosial pasca-struktural terpenting. Dalam lingkup tertentu dekade 1980-an, Baudrillard dikenal sebagai McLuhan baru atau teoritisi terkemuka tentang media dan masyarakat dalam era yang disebut juga posmodern. Teorinya mengenai masyarakat posmodern berdasarkan asumsi utama bahwa media, simulasi, dan apa yang ia sebut ‘cyberblitz’ telah mengkonstitusi bidang pengalaman baru, tahapan sejarah dan tipe masyarakat yang baru. Baudrillard lahir dalam keluarga miskin di Reims pada 20 Juni 1929.<ref name="bbc-thinker-dies">[http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/6425389.stm French thinker Baudrillard dies] ''[[BBC]]'', 7 Maret 2007</ref> Ia mempelajari [[bahasa Jerman]] di [[Universitas Paris|Universitas Sorbonne]] di [[Paris]] dan mengajar bahasa Jerman di sebuah ''[[lycée]]'' (1958-1966). Ia juga pernah menjadi penerjemah dan terus melanjutkan studinya dalam bidang [[filsafat]] dan [[sosiologi]]. Pada tahun [[1966]] ia menyelesaikan tesis [[Ph.D]]-nya ''Le Système des objets'' ("Sistem Objek-objek") di bawah arahan [[Henri Lefebvre]]. Dari tahun 1966 hingga 1972 ia bekerja sebagai Asisten Profesor dan Profesor. Pada tahun [[1972]] ia menyelesaikan habilitasinya ''L'Autre par lui-même'' dan mulai mengajar sosiologi di [[Universitas Paris|Université de Paris-X Nanterre]] sebagai profesor.
'''Jean Baudrillard''' ([[Reims]], [[20 Juni]] [[1929]]–[[Paris]], [[6 Maret]] [[2007]]) adalah seorang pakar [[teori kebudayaan]], [[filsuf]], komentator [[politik]], [[sosiologi|sosiolog]] dan [[fotografer]] asal [[Perancis]]. Karya Baudrillard seringkali dikaitkan dengan [[pascamodernisme]] dan [[pascastrukturialisme]].Ia merupakan seorang teoritisi sosial pasca-struktural terpenting. Dalam lingkup tertentu dekade 1980-an, Baudrillard dikenal sebagai McLuhan baru atau teoritisi terkemuka tentang media dan masyarakat dalam era yang disebut juga posmodern. Teorinya mengenai masyarakat posmodern berdasarkan asumsi utama bahwa media, simulasi, dan apa yang ia sebut ‘cyberblitz’ telah mengkonstitusi bidang pengalaman baru, tahapan sejarah dan tipe masyarakat yang baru. Baudrillard lahir dalam keluarga miskin di Reims pada 20 Juni 1929.<ref name="bbc-thinker-dies">[http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/6425389.stm French thinker Baudrillard dies] ''[[BBC]]'', 7 Maret 2007</ref> Ia mempelajari [[bahasa Jerman]] di [[Universitas Paris|Universitas Sorbonne]] di [[Paris]] dan mengajar bahasa Jerman di sebuah ''[[lycée]]'' (1958-1966). Ia juga pernah menjadi penerjemah dan terus melanjutkan studinya dalam bidang [[filsafat]] dan [[sosiologi]]. Pada tahun [[1966]] ia menyelesaikan tesis [[Ph.D]]-nya ''Le Système des objets'' ("Sistem Objek-objek") di bawah arahan [[Henri Lefebvre]]. Dari tahun 1966 hingga 1972 ia bekerja sebagai Asisten Profesor dan Profesor. Pada tahun [[1972]] ia menyelesaikan habilitasinya ''L'Autre par lui-même'' dan mulai mengajar sosiologi di [[Universitas Paris|Université de Paris-X Nanterre]] sebagai profesor.


Dari tahun 1986 hingga 1990 Baudrillard menjabat sebagai Direktur Ilmiah di IRIS ([[Institut de Recherche et d'Information Socio-Économique]]) di [[Universitas Paris|Université de Paris-IX Dauphine]]. Ia tetap memberikan dukungannya bagi [[Institut de Recherche sur l'Innovation Sociale]] di [[Centre National de la Recherche Scientifique]] dan merupakan seorang ''[[Satrap]]'' di [[Patafisika|Collège de 'Pataphysique]] hingga meninggal dunia. Pemikir yang satu ini teramat kontroversial seperti halnya para pemikir seangkatannya (Derrida, Foucoult, Lyotard). Jean Baudrillard lahir di Kota Reims, Perancis tahun 1929 – satu titimangsa penting tatkala krisis modernitas besar pertama terjadi (the Great depression), seperti yang dikatakannya sendiri. Orangtuanya adalah pegawai negeri sipil. Terdidik sebagai Jermanis, ia lantas mempelajari sosiologi dan menyelesaikan tesisnya di Universitas X Nanttere tahun 1966. Pada awal karirnya Baudrillard dipengaruhi oleh “kritik kehidupan sehari-hari” dari Henri Levebre. Beberapa penulis mengatakan ia juga banyak dipengaruhi oleh Nietzsche, Sigmund Freud, Jacques Lacan, Saussure, Levi Strauss dan tentu saja ‘revolusi mahasiswa’ pada Mei 1968 yang menggulingkan tahta Presiden De Gaulle. Tapi itu bukan berarti ia mengkaji secara mendalam sejarah apalagi sejarah ide-ide. Atau lebih tepatnya ia tidak memiliki persepsi historis tentang suatu peristiwa, dan sejarah pun cenderung ia ‘mitologisasikan’. Seperti diakuinya sendiri; I am not a historian. I do not have an historical perception of events. But I would say that I have a mystical reading of them and that history for me, would be a long narrative which I tend to mythologize.
Dari tahun 1986 hingga 1990 Baudrillard menjabat sebagai Direktur Ilmiah di IRIS ([[Institut de Recherche et d'Information Socio-Économique]]) di [[Universitas Paris|Université de Paris-IX Dauphine]]. Ia tetap memberikan dukungannya bagi [[Institut de Recherche sur l'Innovation Sociale]] di [[Centre National de la Recherche Scientifique]] dan merupakan seorang ''[[Satrap]]'' di [[Patafisika|Collège de 'Pataphysique]] hingga meninggal dunia. Pemikir yang satu ini teramat kontroversial seperti halnya para pemikir seangkatannya (Derrida, Foucoult, Lyotard). Jean Baudrillard lahir di Kota Reims, Perancis tahun 1929 – satu titimangsa penting tatkala krisis modernitas besar pertama terjadi (the Great depression), seperti yang dikatakannya sendiri. Orangtuanya adalah pegawai negeri sipil. Terdidik sebagai Jermanis, ia lantas mempelajari sosiologi dan menyelesaikan tesisnya di Universitas X Nanttere tahun 1966. Pada awal kariernya Baudrillard dipengaruhi oleh “kritik kehidupan sehari-hari” dari Henri Levebre. Beberapa penulis mengatakan ia juga banyak dipengaruhi oleh Nietzsche, Sigmund Freud, Jacques Lacan, Saussure, Levi Strauss dan tentu saja ‘revolusi mahasiswa’ pada Mei 1968 yang menggulingkan tahta Presiden De Gaulle. Tapi itu bukan berarti ia mengkaji secara mendalam sejarah apalagi sejarah ide-ide. Atau lebih tepatnya ia tidak memiliki persepsi historis tentang suatu peristiwa, dan sejarah pun cenderung ia ‘mitologisasikan’. Seperti diakuinya sendiri; I am not a historian. I do not have an historical perception of events. But I would say that I have a mystical reading of them and that history for me, would be a long narrative which I tend to mythologize.
Dalam penilaian Andreas Ehrencrona, tulisan-tulisan Jean Baudrillard mengingatkan orang lebih kepada puisi daripada teks-teks filosofis umumnya. Menurutnya Baudrillard terus-menerus bermain dengan kata-kata dan membuat metafor-metafor liar dari astronomi dan menggoda pembaca untuk lebih berkonsentrasi pada bahasanya daripada pendapat-pendapatnya.” Gayanya menulis nampak mengilustrasikan tesisnya bahwa kita tengah meninggalkan ‘realitas’ dan sedang dalam perjalanan memasuki apa yang disebutnya ‘hyperreality’; suatu tempat dimana kita bisa bersembunyi dari ilusi yang kita takutkan. Fondasi filsafat Baudrillard adalah kritisisme terhadap pemikiran tradisional dan ilmiah yang menurutnya telah mengganti realitas dengan ilusi tentang kebenaran.
Dalam penilaian Andreas Ehrencrona, tulisan-tulisan Jean Baudrillard mengingatkan orang lebih kepada puisi daripada teks-teks filosofis umumnya. Menurutnya Baudrillard terus-menerus bermain dengan kata-kata dan membuat metafor-metafor liar dari astronomi dan menggoda pembaca untuk lebih berkonsentrasi pada bahasanya daripada pendapat-pendapatnya.” Gayanya menulis nampak mengilustrasikan tesisnya bahwa kita tengah meninggalkan ‘realitas’ dan sedang dalam perjalanan memasuki apa yang disebutnya ‘hyperreality’; suatu tempat dimana kita bisa bersembunyi dari ilusi yang kita takutkan. Fondasi filsafat Baudrillard adalah kritisisme terhadap pemikiran tradisional dan ilmiah yang menurutnya telah mengganti realitas dengan ilusi tentang kebenaran.

Revisi per 6 Juni 2010 12.57

Jean Baudrillard (Reims, 20 Juni 1929Paris, 6 Maret 2007) adalah seorang pakar teori kebudayaan, filsuf, komentator politik, sosiolog dan fotografer asal Perancis. Karya Baudrillard seringkali dikaitkan dengan pascamodernisme dan pascastrukturialisme.Ia merupakan seorang teoritisi sosial pasca-struktural terpenting. Dalam lingkup tertentu dekade 1980-an, Baudrillard dikenal sebagai McLuhan baru atau teoritisi terkemuka tentang media dan masyarakat dalam era yang disebut juga posmodern. Teorinya mengenai masyarakat posmodern berdasarkan asumsi utama bahwa media, simulasi, dan apa yang ia sebut ‘cyberblitz’ telah mengkonstitusi bidang pengalaman baru, tahapan sejarah dan tipe masyarakat yang baru. Baudrillard lahir dalam keluarga miskin di Reims pada 20 Juni 1929.[1] Ia mempelajari bahasa Jerman di Universitas Sorbonne di Paris dan mengajar bahasa Jerman di sebuah lycée (1958-1966). Ia juga pernah menjadi penerjemah dan terus melanjutkan studinya dalam bidang filsafat dan sosiologi. Pada tahun 1966 ia menyelesaikan tesis Ph.D-nya Le Système des objets ("Sistem Objek-objek") di bawah arahan Henri Lefebvre. Dari tahun 1966 hingga 1972 ia bekerja sebagai Asisten Profesor dan Profesor. Pada tahun 1972 ia menyelesaikan habilitasinya L'Autre par lui-même dan mulai mengajar sosiologi di Université de Paris-X Nanterre sebagai profesor.

Dari tahun 1986 hingga 1990 Baudrillard menjabat sebagai Direktur Ilmiah di IRIS (Institut de Recherche et d'Information Socio-Économique) di Université de Paris-IX Dauphine. Ia tetap memberikan dukungannya bagi Institut de Recherche sur l'Innovation Sociale di Centre National de la Recherche Scientifique dan merupakan seorang Satrap di Collège de 'Pataphysique hingga meninggal dunia. Pemikir yang satu ini teramat kontroversial seperti halnya para pemikir seangkatannya (Derrida, Foucoult, Lyotard). Jean Baudrillard lahir di Kota Reims, Perancis tahun 1929 – satu titimangsa penting tatkala krisis modernitas besar pertama terjadi (the Great depression), seperti yang dikatakannya sendiri. Orangtuanya adalah pegawai negeri sipil. Terdidik sebagai Jermanis, ia lantas mempelajari sosiologi dan menyelesaikan tesisnya di Universitas X Nanttere tahun 1966. Pada awal kariernya Baudrillard dipengaruhi oleh “kritik kehidupan sehari-hari” dari Henri Levebre. Beberapa penulis mengatakan ia juga banyak dipengaruhi oleh Nietzsche, Sigmund Freud, Jacques Lacan, Saussure, Levi Strauss dan tentu saja ‘revolusi mahasiswa’ pada Mei 1968 yang menggulingkan tahta Presiden De Gaulle. Tapi itu bukan berarti ia mengkaji secara mendalam sejarah apalagi sejarah ide-ide. Atau lebih tepatnya ia tidak memiliki persepsi historis tentang suatu peristiwa, dan sejarah pun cenderung ia ‘mitologisasikan’. Seperti diakuinya sendiri; I am not a historian. I do not have an historical perception of events. But I would say that I have a mystical reading of them and that history for me, would be a long narrative which I tend to mythologize.

Dalam penilaian Andreas Ehrencrona, tulisan-tulisan Jean Baudrillard mengingatkan orang lebih kepada puisi daripada teks-teks filosofis umumnya. Menurutnya Baudrillard terus-menerus bermain dengan kata-kata dan membuat metafor-metafor liar dari astronomi dan menggoda pembaca untuk lebih berkonsentrasi pada bahasanya daripada pendapat-pendapatnya.” Gayanya menulis nampak mengilustrasikan tesisnya bahwa kita tengah meninggalkan ‘realitas’ dan sedang dalam perjalanan memasuki apa yang disebutnya ‘hyperreality’; suatu tempat dimana kita bisa bersembunyi dari ilusi yang kita takutkan. Fondasi filsafat Baudrillard adalah kritisisme terhadap pemikiran tradisional dan ilmiah yang menurutnya telah mengganti realitas dengan ilusi tentang kebenaran.

Hasil Karya

  • Review of Understanding Media (L'Homme et la Societe, Nr. 5, 1967) [RUM]
  • Le Système des objets (Paris: Gallimard, 1968); hal. 255-83 diterjemahkan sebagai The System of Objects oleh Jacques Mourrain, dalam Mark Poster, ed., Jean Baudrillard: Selected Writings (Stanford: 1988) hal.10-29.
  • La Société de consommation: ses mythes, ses structures (Paris: Gallimard, 1970); hal. 17-26 diterjemahkan sebagai Consumer Society, dalam Poster, 29-57 [CS]; hal. 174-85 diterjemahkan oleh Paul Foss sebagai Pop--An Art of Consumption," Paul Taylor, ed., Post-Pop Art (Cambridge: MIT, 1989) 33-44 [PAC]
  • For A Critique of the Political Economy of the Sign (St. Louis: Telos, 1972, 1981) Pent. Charles Levin. [CPES]
  • The Mirror of Production (St Louis: Telos, 1973,1975) pent. Mark Poster..
  • L'Echange symbolique et la mort (Paris: Gallimard, 1976); hal. 19-29 diterjemahkan menjadi Symbolic Exchange and Death, dalam Poster, 119-149.
  • When Bataille Attacked the Metaphysical Principle of Economy, pent. David James Miller, Canadian Journal of Political and Social Theory 11:3 (1976, 1987) 57-62.
  • The Beaubourg-Effect: Implosion and Deterrence, October 20 (Spring 1982) 3-13; pent. Rosalind Krauss and Annette Michelson; aslinya terbit tahun 1977.
  • Forget Foucault (NY: Semiotext(e), 1977,1987). [FF]
  • In the Shadow of Silent Majorities or, The End of the Social and Other Essays (NY: Semiotext(e), 1978, 1983) pent. Paul Foss, John Johnston, dan Paul Patton. [SSM].
  • De la séduction (Paris: Éditions Galilée, 1979); hal. 75-92, 107-15, 241-3 diterjemahkan menjadi On Seduction, Poster, 149-65.
  • Simulations (NY: Semiotext(e), 1981, 1983) pente. Paul Foss, Paul Patton, dan Philip Beitchman. [SIM]
  • Beyond the Unconscious: The Symbolic, Discourse 3 (1981) 60-87; pent. Lee Hildreth.
  • Fatality or Reverse Imminence: Beyond the Uncertainty Principle, Social Research 49:2 (Summer 1982) 272-293; pent. Pamela Park.
  • Fatal Strategies (London: Pluto, 1983, 1990) pent. Philip Beitchman and W. G. J. Niesluchowski; ed. Jim Fleming. [FS]
  • Please Follow Me with Sophie Calle (Seattle: Bay Press, 1983, 1988).
  • What Are You Doing After the Orgy?, Artforum (October 1983) 42-6.
  • The Ecstasy of Communication, pent. John Johnston dalam Hal Foster, ed., The Anti-Aesthetic: Essays on Postmodern Culture (Port Townsend, WA: Bay Press, 1983) 126-134. [EC].
  • Intellectuals Commitment and Political Power, Wawancara dengan Maria Shevtsova, Thesis Eleven 10/11 (1984/85) 166-73.
  • L'an 2000 ne passera pas, Traverses 33/34 (1985) 8-16; pent. Nai-Fei Ding and Kuan-Hsing Chen menjadi The Year 2000 Has Already Happened dalam Arthur and Marilouise Kroker, eds., Body Invaders: Panic Sex In America (NY: St. Martin's, 1987) 35-44.
  • America (NY: Verso, 1986, 1988) pent. Chris Turner.
  • L'autre par lui-même (Paris: Éditions Galilée, 1987); pent. Bernard dan Caroline Schutze menjadi The Ecstasy of Communication (NY: Semiotext(e), 1988).
  • Beyond the Vanishing Point of Art," diterjemahkan Paul Foss dalam Paul Taylor, ed., Post-Pop Art (Cambridge: MIT, 1987, 1989)
  • Forget Baudrillard, Interview dengan Sylvere Lotringer, dalam Forget Foucoult (1987).
  • Cool Memories (NY:Verso, 1987, 1990) pent. Chris Turner.
  • The Evil Demon of Images (Annandale, Australia: Power Institute Publications, 1987).
  • Modernity, pent. Miller, CJPST 11:3 (1987) 63-72.
  • Softly, Softly, pent. Malcolm Imrie, New Statesman 113:2919 (6 March 1987) 44.
  • A Perverse Logic and Drugs as Exorcism, Unesco Courier (July 1987) 7-9.
  • Hunting Nazis and Losing Reality, New Statesman 115:2969 (19 Feb 1988) 16-17.
  • The Anorexic Ruins, pent. David Antal, dalam Dietmar Kampar dan Christof Wulf, eds., Looking Back on the End of the World (NY: Semiotext(e), 1989) 29-48.
  • L’Illusion de la fin (Galilee:Paris, 1992),
  • Vivisecting the 90s, wawancara dengan Caroline Bayard dan Graham Knight (Research in Semiotic Inquiry/Recherches semiotiques, Volume 16, No. 1-2, Spring 1996). [VV]
  • La conjuration des imbeciles (Liberation, May 7, 1997).
  • À l'ombre du millénaire ou Le suspens de l'an 2000. L'ombre du zèbre. (Paris: Sens & Tonka, 1998).

Referensi