Kepayang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wikinesia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wikinesia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4: Baris 4:
| name = Kepayang/keluwek
| name = Kepayang/keluwek
| image = Pangium edule seeds.JPG
| image = Pangium edule seeds.JPG
| image_width =
| image_width = 250px
| image_caption = Tumpukan buah kepayang yang telah diolah dan siap dipasarkan.
| image_caption = Tumpukan buah kepayang yang telah diolah dan siap dipasarkan.
| regnum = [[Plantae]]
| regnum = [[Plantae]]

Revisi per 6 Juni 2010 05.08

Pucung beralih ke sini.
Kepayang/keluwek
Tumpukan buah kepayang yang telah diolah dan siap dipasarkan.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. edule
Nama binomial
Pangium edule

Kepayang, kluwek, keluwek, keluak, atau kluak (Pangium edule Reinw. ex Blume; suku Achariaceae, dulu dimasukkan dalam Flacourtiaceae) adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tumbuh liar atau setengah liar. Orang Sunda menyebutnya picung atau pucung (begitu pula sebagian orang Jawa Tengah) dan di Toraja disebut panarassan.

Biji keluwek dipakai sebagai bumbu dapur masakan Indonesia yang memberi warna hitam pada rawon, daging bumbu kluwek, brongkos, serta sup konro. Bijinya, yang memiliki salut biji yang bisa dimakan, bila mentah sangat beracun karena mengandung asam sianida dalam konsentrasi tinggi. Bila dimakan dalam jumlah tertentu menyebabkan pusing (mabuk).

Racun pada biji ini dapat dipakai sebagai racun untuk mata panah. Biji ini aman diolah untuk makanan bila telah direbus dan direndam terlebih dahulu.

Kayu tanaman ini juga bernilai ekonomi, dengan berat jenis 450-1000kg.m-3.

Ungkapan "mabuk kepayang" dalam bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia digunakan untuk menggambarkan keadaan seseorang yang sedang jatuh cinta sehingga tidak mampu berpikir secara logis.

Pranala luar