Riboflavin: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
21Nico (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
+infobox, perlu catatan kaki di setiap kalimat (untuk lomba BP2010)
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove}}
[[Berkas:Milk glass.jpg|thumb|200px|[[Susu]], sumber vitamin B2 (riboflavin yang baik.)]]
{{chembox
| verifiedrevid = 306514861
|ImageFile=Riboflavin.svg
|ImageSize=200px
|IUPACName= 7,8-dimetil- 10-((2''R'',3''R'',4''S'')- 2,3,4,5- tetrahidroksipentil) benzo [''g''] pteridina- 2,4 (3''H'',10''H'')- diona
|OtherNames=Vitamin B<sub>2</sub>
|Section1= {{Chembox Identifiers
| CASNo_Ref = {{cascite}}
| CASNo=83-88-5
| PubChem=1072
| SMILES=Cc1cc2c(cc1C)n(c-3nc(=O)[nH]c(=O)c3n2)C[C@@H]([C@@H]([C@@H](CO)O)O)O
| MeSHName=Riboflavin
}}
|Section2= {{Chembox Properties
| Formula=C<sub>17</sub>H<sub>20</sub>N<sub>4</sub>O<sub>6</sub>
| MolarMass=376,36 g/mol
| Appearance=
| Density=
| MeltingPt=290 °C (dec.)
| BoilingPt=
| Solubility=
}}
|Section3= {{Chembox Hazards
| MainHazards=
| FlashPt=
| Autoignition=
}}
}}
[[Berkas:Milk glass.jpg|thumb|200px|[[Susu]], sumber vitamin B2 (riboflavin) yang baik.]]
'''Riboflavin''', dikenal juga sebagai '''vitamin B<sub>2</sub>''', adalah [[mikronutrisi]] yang mudah dicerna, bersifat larut dalam air, dan memiliki peranan kunci dalam menjaga [[kesehatan]] pada [[manusia]] dan [[hewan]].<ref name=gen2> Gaby SK, Bendich A, Singh VN, Machlin LJ. 1991. ''Vitamin Intake and Health: A Scientific Review''. Marcel Dekker: AS.</ref> Vitamin B<sub>2</sub> diperlukan untuk berbagai ragam proses seluler. Seperti [[vitamin]] B lainnya, riboflavin memainkan peranan penting dalam [[metabolisme]] [[energi]], dan diperlukan dalam [[metabolisme]] [[lemak]], [[zat keton]], [[karbohidrat]] dan [[protein]]. Vitamin ini juga banyak berperan dalam pembetukkan [[sel darah merah]], [[antibodi]] dalam tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan [[energi]] dari [[karbohidrat]].<ref name=gen2></ref>
'''Riboflavin''', dikenal juga sebagai '''vitamin B<sub>2</sub>''', adalah [[mikronutrisi]] yang mudah dicerna, bersifat larut dalam air, dan memiliki peranan kunci dalam menjaga [[kesehatan]] pada [[manusia]] dan [[hewan]].<ref name=gen2> Gaby SK, Bendich A, Singh VN, Machlin LJ. 1991. ''Vitamin Intake and Health: A Scientific Review''. Marcel Dekker: AS.</ref> Vitamin B<sub>2</sub> diperlukan untuk berbagai ragam proses seluler. Seperti [[vitamin]] B lainnya, riboflavin memainkan peranan penting dalam [[metabolisme]] [[energi]], dan diperlukan dalam [[metabolisme]] [[lemak]], [[zat keton]], [[karbohidrat]] dan [[protein]]. Vitamin ini juga banyak berperan dalam pembetukkan [[sel darah merah]], [[antibodi]] dalam tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan [[energi]] dari [[karbohidrat]].<ref name=gen2></ref>



Revisi per 27 Mei 2010 03.27

Riboflavin
Nama
Nama IUPAC
7,8-dimetil- 10-((2R,3R,4S)- 2,3,4,5- tetrahidroksipentil) benzo [g] pteridina- 2,4 (3H,10H)- diona
Nama lain
Vitamin B2
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
Nomor EC
MeSH Riboflavin
Nomor RTECS {{{value}}}
  • Cc1cc2c(cc1C)n(c-3nc(=O)[nH]c(=O)c3n2)C[C@@H]([C@@H]([C@@H](CO)O)O)O
Sifat
C17H20N4O6
Massa molar 376,36 g/mol
Titik lebur 290 °C (dec.)
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi
Susu, sumber vitamin B2 (riboflavin) yang baik.

Riboflavin, dikenal juga sebagai vitamin B2, adalah mikronutrisi yang mudah dicerna, bersifat larut dalam air, dan memiliki peranan kunci dalam menjaga kesehatan pada manusia dan hewan.[1] Vitamin B2 diperlukan untuk berbagai ragam proses seluler. Seperti vitamin B lainnya, riboflavin memainkan peranan penting dalam metabolisme energi, dan diperlukan dalam metabolisme lemak, zat keton, karbohidrat dan protein. Vitamin ini juga banyak berperan dalam pembetukkan sel darah merah, antibodi dalam tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan energi dari karbohidrat.[1]

Susu, keju, sayur hijau, hati, ginjal, kacang-kacangan seperti kacang kedelai[2], ragi, jamur dan badam[3] merupakan sumber utama vitamin B2, namun paparan terhadap cahaya akan menghancurkan riboflavin.

Nama riboflavin berasal dari kata ribosa dan flavin.

Konsumsi

Sumber vitamin B2 terbanyak ditemukan pada makanan hewani, seperti daging, hati, ginjal, dan jantung, serta susu.[4] Beberapa tanaman juga mengandung vitamin ini dalam kadar yang cukup tinggi, antara lain kacang almond, jamur, gandum, dan kacang kedelai. Tepung dan sereal biasanya juga diperkaya dengan vitamin ini.[4] Walaupun bersifat tahan panas, riboflavin cenderung larut dalam air selama proses pemasakan. Makanan yang mengandung riboflavin sebaiknya tidak disimpan dalam wadah transparan karena vitamin ini mudah rusak oleh paparan cahaya.[5]

Konsumsi riboflavin sangat bergantung pada berat tubuh, laju metabolisme, dan asupan kalori di dalam tubuh. Berdasarkan RDA, konsumsi perhari bagi pria adalah 1,7 mg dan bagi wanita adalah 1,3 mg, sedangkan bagi wanita hamil perlu tambahan 0,3 mg.[4]

Peranan dalam tubuh

Riboflavin merupakan salah satu koenzim yang berperan dalam berbagai metabolisme energi di dalam tubuh, terutama dalam pemecahan senyawa karbohidrat menjadi gula sederhana. Senyawa kompleks lainnya, seperti lemak dan protein, juga dapat dikonversi menjadi energi.[4] Beberapa metabolisme vitamin lain dan mineral juga membutuhkan peranan vitamin ini. Selain itu, vitamin ini berperan dalam respirasi jaringan tubuh, pertumbuhan badan, dan produksi sel darah merah.[4]

Defisiensi

Karena riboflavin memegang peranan besar dalam metabolime energi di dalam tubuh maka defisiensi vitamin ini akan jelas berpengaruh pada produksi energi tubuh.[5] Hal ini terjadi karena metabolisme pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein tidak berjalan dengan efisien. Secara fisik, defisiensi ini dapat terlihat dari warna mata yang cenderung merah, peningkatan sensitifitas terhadap cahaya matahari, peradangan di mulut, dan bibir pecah-pecah. Efek lainnya juga terlihat pada kerusakan jaringan kulit, keriput, dan kuku pecah.[4]

Gejala awal defisiensi adalah sakit tenggorokan dan bibir pecah-pecah. Bila telah parah, penderita akan mengalami anemia, gangguan saraf, pembengkakan lidah. Defisiensi vitamin B2 ini sering dialami oleh para pecandu alkohol.[4]

Referensi

  1. ^ a b Gaby SK, Bendich A, Singh VN, Machlin LJ. 1991. Vitamin Intake and Health: A Scientific Review. Marcel Dekker: AS.
  2. ^ Brody, Tom (1999). Nutritional Biochemistry. San Diego: Academic Press. ISBN 0-12-134836-9. OCLC 162571066 212425693 39699995 51091036 Periksa nilai |oclc= (bantuan). 
  3. ^ Higdon, Jane (2007). "Riboflavin". Micronutrient Information Center. Linus Pauling Institute at Oregon State University. Diakses tanggal December 3, 2009. 
  4. ^ a b c d e f g Vitamins & Health Supplements Guide. 2006. Diakses pada 13 Mei 2010.
  5. ^ a b Lieberman S, Burning N. 2007. The Real Vitamin and Mineral Book: The Definitive Guide to Designing Your PErsonal Trainning Program. Ed ke-4. Penguin Group: AS.