Celurut rumah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Xqbot (bicara | kontrib)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Baris 18: Baris 18:
}}
}}


'''Celurut rumah''', '''cencurut rumah''', atau '''munggis rumah''' adalah sejenis [[mamalia]] pemakan serangga ([[insektivora]]) bertubuh kecil. Bentuk tubuhnya serupa [[tikus]], meski kekerabatannya jauh berlainan dari [[hewan pengerat]] itu; dan apabila merasa terganggu celurut akan mengeluarkan semacam bau busuk dari kelenjar di tengah tubuhnya. Sehingga terkadang ia juga dinamakan '''tikus busuk'''.
'''Celurut rumah''', '''cencurut rumah''', atau '''munggis rumah''' adalah sejenis [[mamalia]] pemakan serangga ([[insektivora]]) bertubuh kecil. Bentuk tubuhnya serupa [[tikus]], meski kekerabatannya jauh berlainan dari [[hewan pengerat]] itu; dan apabila merasa terganggu celurut akan mengeluarkan semacam bau busuk dari kelenjar di tengah tubuhnya. Sehingga terkadang ia juga dinamakan '''tikus busuk'''.


Dalam [[bahasa Inggris]] hewan ini dikenal sebagai ''house shrew'', ''Asian house shrew'', atau ''brown musk shrew''. Nama ilmiahnya adalah ''Suncus murinus''.
Dalam [[bahasa Inggris]] hewan ini dikenal sebagai ''house shrew'', ''Asian house shrew'', atau ''brown musk shrew''. Nama ilmiahnya adalah ''Suncus murinus''.


== Pengenalan ==
== Pengenalan ==
[[Berkas:Suncu murin 071204-2142 tdp.jpg|thumb|left|200px|Celurut rumah di tepi halaman. Darmaga, Bogor]]
[[Berkas:Suncu murin 071204-2142 tdp.jpg|thumb|left|200px|Celurut rumah di tepi halaman. Darmaga, Bogor]]
Hewan kecil yang gesit dan ribut. Panjang kepala dan tubuh 92–146 [[milimeter|mm]], ekor 46–86 mm.<ref name="payne">Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps dan S.N. Kartikasari. 2000. ''Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam''. WCS - Indonesia Program. Bogor. p.163–164. ISBN 979-95964-0-8</ref>
Hewan kecil yang gesit dan ribut. Panjang kepala dan tubuh 92–146 [[milimeter|mm]], ekor 46–86 mm.<ref name="payne">Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps dan S.N. Kartikasari. 2000. ''Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam''. WCS - Indonesia Program. Bogor. p.163–164. ISBN 979-95964-0-8</ref>


Tubuh berwarna seragam, abu-abu kebiruan dan kecoklatan. Ekornya gemuk, terutama di pangkalnya, dan mengecil ke bagian ujung; coklat abu-abu kehitaman, dengan rambut-rambut yang jarang dan kasar.
Tubuh berwarna seragam, abu-abu kebiruan dan kecoklatan. Ekornya gemuk, terutama di pangkalnya, dan mengecil ke bagian ujung; coklat abu-abu kehitaman, dengan rambut-rambut yang jarang dan kasar.


Seperti namanya, hewan ini adalah salah satu jenis mamalia kecil yang paling sering ditemui di sekitar [[rumah]] terutama di [[desa|pedesaan]].<ref name="corbet"/> Namun ia sering pula didapati di [[hutan]], khususnya hutan-hutan sekunder dan yang terganggu.
Seperti namanya, hewan ini adalah salah satu jenis mamalia kecil yang paling sering ditemui di sekitar [[rumah]] terutama di [[desa|pedesaan]].<ref name="corbet"/> Namun ia sering pula didapati di [[hutan]], khususnya hutan-hutan sekunder dan yang terganggu.


Di Negros, Filipina, celurut rumah ditemukan mulai dari dekat laut hingga ketinggian 1.650 m [[dpl.]] <ref name="fmnh">[http://www.fieldmuseum.org/Philippine_Mammals/Suncus_murinus.htm ''Suncus murinus''] pada website Mammalian Fauna of the Philippine Islands</ref>
Di Negros, Filipina, celurut rumah ditemukan mulai dari dekat laut hingga ketinggian 1.650 m [[dpl.]] <ref name="fmnh">[http://www.fieldmuseum.org/Philippine_Mammals/Suncus_murinus.htm ''Suncus murinus''] pada website Mammalian Fauna of the Philippine Islands</ref>


== Anak jenis dan penyebaran ==
== Anak jenis dan penyebaran ==
[[Berkas:Suncu murin B 050503 8428 tdp.jpg|thumb|left|200px|Bayi celurut rumah di tangan]]
[[Berkas:Suncu murin B 050503 8428 tdp.jpg|thumb|left|200px|Bayi celurut rumah di tangan]]
Celurut rumah memiliki variasi yang cukup tinggi dalam ukuran dan warna, sehingga banyak yang diusulkan sebagai [[subspesies]] atau bahkan [[spesies]] yang lain. Sejauh ini belum ada revisi yang komprehensif untuk merisalah kembali spesies ini.<ref name="corbet">Corbet, G.B. and J.E. Hill. 1992. ''The Mammals of the Indomalayan Region: a systematic review''. Nat. Hist. Mus. Publ. and Oxford Univ. Press. London. p.35–37.</ref>
Celurut rumah memiliki variasi yang cukup tinggi dalam ukuran dan warna, sehingga banyak yang diusulkan sebagai [[subspesies]] atau bahkan [[spesies]] yang lain. Sejauh ini belum ada revisi yang komprehensif untuk merisalah kembali spesies ini.<ref name="corbet">Corbet, G.B. and J.E. Hill. 1992. ''The Mammals of the Indomalayan Region: a systematic review''. Nat. Hist. Mus. Publ. and Oxford Univ. Press. London. p.35–37.</ref>


Untuk sementara beberapa subspesies yang jelas terbedakan, di antaranya adalah:<ref name="corbet"/>
Untuk sementara beberapa subspesies yang jelas terbedakan, di antaranya adalah:<ref name="corbet"/>


* ''S. m. murinus'', berukuran besar, keabu-abuan, dengan ekor gemuk. Menyebar luas mulai dari [[India]] di sebelah barat hingga [[Shanghai]] dan [[Jepang]] selatan di timurlaut, melintasi [[Asia Tenggara]] di selatan hingga [[Filipina]] dan [[Maluku]] ([[Indonesia]]) di tenggara.
* ''S. m. murinus'', berukuran besar, keabu-abuan, dengan ekor gemuk. Menyebar luas mulai dari [[India]] di sebelah barat hingga [[Shanghai]] dan [[Jepang]] selatan di timurlaut, melintasi [[Asia Tenggara]] di selatan hingga [[Filipina]] dan [[Maluku]] ([[Indonesia]]) di tenggara.
* ''S. m. nemorivagus'', berukuran lebih kecil. Menyebar di [[Assam]] dan kaki Pegunungan [[Himalaya]].
* ''S. m. nemorivagus'', berukuran lebih kecil. Menyebar di [[Assam]] dan kaki Pegunungan [[Himalaya]].
* ''S. m. sindensis'', abu-abu sangat pucat. Menyebar di daerah kering di [[Pakistan]] dan [[Rajasthan]].
* ''S. m. sindensis'', abu-abu sangat pucat. Menyebar di daerah kering di [[Pakistan]] dan [[Rajasthan]].
* ''S. m. viridescens'', berukuran lebih kecil, dari India selatan.
* ''S. m. viridescens'', berukuran lebih kecil, dari India selatan.


Baris 47: Baris 47:
Mamalia ini bersifat [[simbiosis|komensal]], dengan menumpang hidup pada aktivitas dan lingkungan peradaban [[manusia]] untuk berbiak dan menyebar luas. Celurut rumah sering terlihat di sekitar dapur atau tempat sampah, memakan remah-remah makanan yang tercecer atau memburu [[serangga]] semacam [[kecoak]] dan sebangsanya.
Mamalia ini bersifat [[simbiosis|komensal]], dengan menumpang hidup pada aktivitas dan lingkungan peradaban [[manusia]] untuk berbiak dan menyebar luas. Celurut rumah sering terlihat di sekitar dapur atau tempat sampah, memakan remah-remah makanan yang tercecer atau memburu [[serangga]] semacam [[kecoak]] dan sebangsanya.


Celurut menggunakan sudut-sudut gudang yang diabaikan atau sela-sela tumpukan barang yang jarang dibongkar sebagai tempatnya bersarang. Hewan ini rata-rata beranak dua kali setahun tanpa memandang waktu, setiap kalinya melahirkan hingga 5 ekor anak (rata-rata 3 ekor).<ref name="lekagul"/> Ketika berpindah sarang, anak-anak celurut biasa berbaris berleret mengikuti induknya. Anak celurut yang belakang menggigit (berpegang) pada tunggir celurut di mukanya, demikian seterusnya hingga induknya yang paling muka.<ref name="lekagul"/>
Celurut menggunakan sudut-sudut gudang yang diabaikan atau sela-sela tumpukan barang yang jarang dibongkar sebagai tempatnya bersarang. Hewan ini rata-rata beranak dua kali setahun tanpa memandang waktu, setiap kalinya melahirkan hingga 5 ekor anak (rata-rata 3 ekor).<ref name="lekagul"/> Ketika berpindah sarang, anak-anak celurut biasa berbaris berleret mengikuti induknya. Anak celurut yang belakang menggigit (berpegang) pada tunggir celurut di mukanya, demikian seterusnya hingga induknya yang paling muka.<ref name="lekagul"/>


Meskipun celurut rumah pada umumnya tidak disukai orang, akan tetapi kehadiran binatang ini sesungguhnya sedikit banyak menguntungkan karena memangsa aneka serangga yang merugikan atau mengancam kesehatan dan mengusir kehadiran [[tikus]].<ref name="lekagul">Lekagul, B. and J.A. McNeely. 1988. ''Mammals of Thailand''. The Assoc. For the Conservation of Wildlife. Bangkok. p.35–36.</ref> Pada sisi yang lain, sebagaimana tikus, celurut juga dicurigai sebagai vektor penyakit [[leptospirosis]].<ref name="corbet"/>
Meskipun celurut rumah pada umumnya tidak disukai orang, akan tetapi kehadiran binatang ini sesungguhnya sedikit banyak menguntungkan karena memangsa aneka serangga yang merugikan atau mengancam kesehatan dan mengusir kehadiran [[tikus]].<ref name="lekagul">Lekagul, B. and J.A. McNeely. 1988. ''Mammals of Thailand''. The Assoc. For the Conservation of Wildlife. Bangkok. p.35–36.</ref> Pada sisi yang lain, sebagaimana tikus, celurut juga dicurigai sebagai vektor penyakit [[leptospirosis]].<ref name="corbet"/>


Celurut rumah juga dapat digunakan sebagai hewan percobaan di laboratorium.<ref>{{cite journal | author = Temple, J. L. | year = 2004 | title = The Musk Shrew (''Suncus murinus''): A Model Species for Studies of Nutritional Regulation of Reproduction | journal = ILAR Journal | volume = 45 | issue = 1 | pages = 25-34 | url = http://dels.nas.edu/ilar_n/ilarjournal/45_1/pdfs/v4501temple.pdf}}</ref>
Celurut rumah juga dapat digunakan sebagai hewan percobaan di laboratorium.<ref>{{cite journal | author = Temple, J. L. | year = 2004 | title = The Musk Shrew (''Suncus murinus''): A Model Species for Studies of Nutritional Regulation of Reproduction | journal = ILAR Journal | volume = 45 | issue = 1 | pages = 25-34 | url = http://dels.nas.edu/ilar_n/ilarjournal/45_1/pdfs/v4501temple.pdf}}</ref>

Revisi per 16 Mei 2010 12.33

Celurut Rumah
Suncus murinus.
Dari Darmaga, Bogor.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. murinus
Nama binomial
Suncus murinus
(Linnaeus, 1766)

Celurut rumah, cencurut rumah, atau munggis rumah adalah sejenis mamalia pemakan serangga (insektivora) bertubuh kecil. Bentuk tubuhnya serupa tikus, meski kekerabatannya jauh berlainan dari hewan pengerat itu; dan apabila merasa terganggu celurut akan mengeluarkan semacam bau busuk dari kelenjar di tengah tubuhnya. Sehingga terkadang ia juga dinamakan tikus busuk.

Dalam bahasa Inggris hewan ini dikenal sebagai house shrew, Asian house shrew, atau brown musk shrew. Nama ilmiahnya adalah Suncus murinus.

Pengenalan

Celurut rumah di tepi halaman. Darmaga, Bogor

Hewan kecil yang gesit dan ribut. Panjang kepala dan tubuh 92–146 mm, ekor 46–86 mm.[2]

Tubuh berwarna seragam, abu-abu kebiruan dan kecoklatan. Ekornya gemuk, terutama di pangkalnya, dan mengecil ke bagian ujung; coklat abu-abu kehitaman, dengan rambut-rambut yang jarang dan kasar.

Seperti namanya, hewan ini adalah salah satu jenis mamalia kecil yang paling sering ditemui di sekitar rumah terutama di pedesaan.[3] Namun ia sering pula didapati di hutan, khususnya hutan-hutan sekunder dan yang terganggu.

Di Negros, Filipina, celurut rumah ditemukan mulai dari dekat laut hingga ketinggian 1.650 m dpl. [4]

Anak jenis dan penyebaran

Bayi celurut rumah di tangan

Celurut rumah memiliki variasi yang cukup tinggi dalam ukuran dan warna, sehingga banyak yang diusulkan sebagai subspesies atau bahkan spesies yang lain. Sejauh ini belum ada revisi yang komprehensif untuk merisalah kembali spesies ini.[3]

Untuk sementara beberapa subspesies yang jelas terbedakan, di antaranya adalah:[3]

  • S. m. murinus, berukuran besar, keabu-abuan, dengan ekor gemuk. Menyebar luas mulai dari India di sebelah barat hingga Shanghai dan Jepang selatan di timurlaut, melintasi Asia Tenggara di selatan hingga Filipina dan Maluku (Indonesia) di tenggara.
  • S. m. nemorivagus, berukuran lebih kecil. Menyebar di Assam dan kaki Pegunungan Himalaya.
  • S. m. sindensis, abu-abu sangat pucat. Menyebar di daerah kering di Pakistan dan Rajasthan.
  • S. m. viridescens, berukuran lebih kecil, dari India selatan.

Ekologi dan hubungan dengan manusia

Lukisan kartun keluarga celurut yang berpindah tempat dari Edward Hamilton Aitken, kartunis abad-19

Mamalia ini bersifat komensal, dengan menumpang hidup pada aktivitas dan lingkungan peradaban manusia untuk berbiak dan menyebar luas. Celurut rumah sering terlihat di sekitar dapur atau tempat sampah, memakan remah-remah makanan yang tercecer atau memburu serangga semacam kecoak dan sebangsanya.

Celurut menggunakan sudut-sudut gudang yang diabaikan atau sela-sela tumpukan barang yang jarang dibongkar sebagai tempatnya bersarang. Hewan ini rata-rata beranak dua kali setahun tanpa memandang waktu, setiap kalinya melahirkan hingga 5 ekor anak (rata-rata 3 ekor).[5] Ketika berpindah sarang, anak-anak celurut biasa berbaris berleret mengikuti induknya. Anak celurut yang belakang menggigit (berpegang) pada tunggir celurut di mukanya, demikian seterusnya hingga induknya yang paling muka.[5]

Meskipun celurut rumah pada umumnya tidak disukai orang, akan tetapi kehadiran binatang ini sesungguhnya sedikit banyak menguntungkan karena memangsa aneka serangga yang merugikan atau mengancam kesehatan dan mengusir kehadiran tikus.[5] Pada sisi yang lain, sebagaimana tikus, celurut juga dicurigai sebagai vektor penyakit leptospirosis.[3]

Celurut rumah juga dapat digunakan sebagai hewan percobaan di laboratorium.[6]

Rujukan

  1. ^ Insectivore Specialist Group (1996). Suncus murinus. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN 2006. Diakses 2006-05-12. Dalam database ini dijelaskan secara ringkas mengapa spesies ini tergolong beresiko rendah (least concern)
  2. ^ Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps dan S.N. Kartikasari. 2000. Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. WCS - Indonesia Program. Bogor. p.163–164. ISBN 979-95964-0-8
  3. ^ a b c d Corbet, G.B. and J.E. Hill. 1992. The Mammals of the Indomalayan Region: a systematic review. Nat. Hist. Mus. Publ. and Oxford Univ. Press. London. p.35–37.
  4. ^ Suncus murinus pada website Mammalian Fauna of the Philippine Islands
  5. ^ a b c Lekagul, B. and J.A. McNeely. 1988. Mammals of Thailand. The Assoc. For the Conservation of Wildlife. Bangkok. p.35–36.
  6. ^ Temple, J. L. (2004). "The Musk Shrew (Suncus murinus): A Model Species for Studies of Nutritional Regulation of Reproduction" (PDF). ILAR Journal. 45 (1): 25–34. 

Pranala luar