Crenarchaeota: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Serenity (bicara | kontrib)
pindah atas
22Kartika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{wikify}}

{{Taxobox
{{Taxobox
| color = #F3E0E0
| color = #F3E0E0
Baris 20: Baris 18:
* not Crenarchaeota Cavalier-Smith 2002
* not Crenarchaeota Cavalier-Smith 2002
}}
}}
'''''Crenarchaeota''''' adalah salah satu filum yang termasuk ke dalam domain ''[[Archaea]]''. Mikroorganisme yang termasuk di dalam [[filum]] ini tersebar di habitat yang sangat panas atau sangat dingin seperti air mendidih dan air beku<ref name="x"></ref>. Semua ''Crenarchaeota'' yang berhasil dikultur hingga saat ini merupakan mikroorganisme [[hipertermofil]] yang tumbuh optimal pada suhu di atas 80°C dan beberapa diantaranya memiliki suhu optimum di atas titik didih air <ref name="x">{{cite book |last= Madigan MT, Martinko JM, |first= |authorlink= |coauthors= |title= Brock Biology of Microorganisms |year= 2000|publisher= Prentice Hall |location= |id= ISBN 978-0-13-081922-2}}</ref>.
'''''Crenarchaeota''''' adalah salah satu filum yang termasuk ke dalam domain ''[[Archaea]]''. Mikroorganisme yang termasuk di dalam [[filum]] ini tersebar di habitat yang sangat panas atau sangat dingin seperti air mendidih dan air beku.<ref name="x"></ref> Semua ''Crenarchaeota'' yang berhasil dikultur hingga saat ini merupakan [[mikroorganisme]] [[hipertermofil]] yang tumbuh optimal pada [[suhu]] di atas 80°C dan beberapa diantaranya memiliki suhu optimum di atas [[titik didih]] air. <ref name="x">{{en}}{{cite book |last= Madigan MT, Martinko JM, |first= |authorlink= |coauthors= |title= Brock Biology of Microorganisms |year= 2000|publisher= Prentice Hall |location= |id= ISBN 978-0-13-081922-2}}</ref>


== ''Crenarchaeota'' yang hidup di habitat panas (Hipertermofil) ==
== ''Crenarchaeota'' yang hidup di habitat panas (Hipertermofil) ==


Sebagian besar ''Crenarchaeota'' hipertermofil diisolasi dari tanah panas geotermal dan air yang mengandung sulfur dan sulfida<ref name="b"></ref>. Lingkungan [[terestrial]], sumber air panas kaya sulfur, lumpur mendidih, dan tanah dengansuhu mencapai 100°C umumnya bersifat sangat asam karena adanya oksidasi biologis H<sub>2</sub>S dan S<sup>0</sup> menghasilkan asam sulfat (H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>)<ref name="b">{{cite book |last= Varun Shastri|first= |authorlink= |coauthors= |title= Microbes|year= 2006|publisher= Isha Books |location= |id= ISBN 978-81-8205-381-6 }}</ref>. Lingkungan yang panas dan kayak sulfur tersebut disebut sebagai ''solfataras'', seperti yang terdapat di Italia, Selandia Baru, dan Yellowstone National Park, Wyoming, Amerika Serikat<ref name="x"></ref>. ''Solfataras'' dapat bersifat asam hingga alkali (pH 5-8) atau sangat asam (pH«1) tergantung dari lingkungan geologis di sekitarnya<ref name="x"></ref>. Mayoritas ''Crenarchaeota'' hipertermofil ditemukan pada daerah netral atau dengan tingkat keasaman sedang, dan beberapa spesies lainnya ditemukan tumbuh pada sumber air panas bawah laut yang disebut ''hydrothermal vents''<ref name="v"></ref>. Sumber air panas bawah laut ini bersuhu lebih panas dibandingkan air permukaan karena air berada di bawah tekanan<ref name="v"></ref>. Semua hipertermofil dengan suhu optimum di atas 100°C berasal dari daerah perairan tersebut<ref name="v">{{cite book |last= Kōki Horikoshi, Kaoru Tsujii|first= |authorlink= |coauthors= |title= Extremophiles in deep-sea environments|year= 1999|publisher= Springer|location= |id= ISBN 978-4-431-70263-4}}</ref>.
Sebagian besar ''Crenarchaeota'' hipertermofil diisolasi dari tanah panas [[geotermal]] dan air yang mengandung sulfur dan sulfida.<ref name="b"></ref> Lingkungan [[terestrial]], sumber air panas kaya [[sulfur]], lumpur mendidih, dan tanah dengan suhu mencapai 100°C umumnya bersifat sangat asam karena adanya oksidasi biologis H<sub>2</sub>S dan S<sup>0</sup> menghasilkan asam sulfat (H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>).<ref name="b">{{en}}{{cite book |last= Varun Shastri|first= |authorlink= |coauthors= |title= Microbes|year= 2006|publisher= Isha Books |location= |id= ISBN 978-81-8205-381-6 }}</ref> Lingkungan yang panas dan kayak sulfur tersebut disebut sebagai ''solfataras'', seperti yang terdapat di [[Italia]], [[Selandia Baru]], dan [[Yellowstone National Park]], [[Wyoming]], [[Amerika Serikat]].<ref name="x"></ref> ''[[Solfataras]]'' dapat bersifat asam hingga alkali (pH 5-8) atau sangat asam (pH«1) tergantung dari lingkungan [[geologis]] di sekitarnya.<ref name="x"></ref> Mayoritas ''Crenarchaeota'' hipertermofil ditemukan pada daerah netral atau dengan tingkat keasaman sedang, dan beberapa spesies lainnya ditemukan tumbuh pada sumber air panas bawah laut yang disebut ''hydrothermal vents''.<ref name="v"></ref> Sumber air panas bawah laut ini bersuhu lebih panas dibandingkan air permukaan karena air berada di bawah tekanan.<ref name="v"></ref> Semua [[hipertermofil]] dengan suhu optimum di atas 100°C berasal dari daerah perairan tersebut.<ref name="v">{{en}}{{cite book |last= Kōki Horikoshi, Kaoru Tsujii|first= |authorlink= |coauthors= |title= Extremophiles in deep-sea environments|year= 1999|publisher= Springer|location= |id= ISBN 978-4-431-70263-4}}</ref>


== ''Crenarchaeota'' yang hidup di habitat dingin ==
== ''Crenarchaeota'' yang hidup di habitat dingin ==
[[Berkas:149009main image feature 576 antartic.jpg|thumb|right|Daerah Antartika merupaka salah satu habitat ''Crenarchaeota'']]
[[Berkas:149009main image feature 576 antartic.jpg|thumb|right|Daerah Antartika merupaka salah satu habitat ''Crenarchaeota'']]
''Crenarchaeota'' yang hidup di habitat dingin (atau cold-dwelling Crenarchaeota) dapat diidentifikasi dari sampel lingkungan non-termal dengan menganalisa gen penyandi 16S ribosomal RNA<ref name="x"></ref>. Crenarchaeota di lingkungan perairan dapat ditemukan pada air dingin dan laut es seperti yang terdapat di antartika<ref name="x"></ref>. Golongan mikroorganisme ini bersifat planktonik yang berarti secara bebas tersuspensi atau menempel pada partikel tersuspensi di air. Pada perairan yang miskin nutrisi dan bersuhu sangat dingin (2-4°C hingga kurang dari 1°C di laut es)), golongan ''Crenarchaeota'' tetap dapat ditemukan dengan jumlah yang tinggi, yaitu ~10<sup>4</sup>/ml<ref name="c"></ref>. Untuk dapat bertahan hidup di perairan dengan kedalaman yang tinggi, ''Crenarchaeota'' memiliki lipida dengan ikatan eter<ref name="c">{{cite journal
''Crenarchaeota'' yang hidup di habitat dingin (atau cold-dwelling Crenarchaeota) dapat diidentifikasi dari sampel lingkungan non-termal dengan menganalisa [[gen]] penyandi [[16S ribosomal RNA]].<ref name="x"></ref> ''Crenarchaeota'' di lingkungan perairan dapat ditemukan pada air dingin dan laut es seperti yang terdapat di [[antartika]].<ref name="x"></ref> Golongan mikroorganisme ini bersifat [[planktonik]] yang berarti secara bebas tersuspensi atau menempel pada partikel tersuspensi di air. Pada perairan yang miskin nutrisi dan bersuhu sangat dingin (2-4°C hingga kurang dari 1°C di laut es)), golongan ''Crenarchaeota'' tetap dapat ditemukan dengan jumlah yang tinggi, yaitu ~10<sup>4</sup>/ml<ref name="c"></ref>. Untuk dapat bertahan hidup di perairan dengan kedalaman yang tinggi, ''Crenarchaeota'' memiliki [[lipida]] dengan ikatan [[eter]].<ref name="c">{{en}}{{cite journal
| author = Jaap S. Sinninghe Damsté, W. Irene C. Rijpstra, Ellen C. Hopmans, Fredrick G. Prahl, Stuart G. Wakeham, Stefan Schouten
| author = Jaap S. Sinninghe Damsté, W. Irene C. Rijpstra, Ellen C. Hopmans, Fredrick G. Prahl, Stuart G. Wakeham, Stefan Schouten
| year = 2002
| year = 2002
Baris 43: Baris 41:
| accessdate =
| accessdate =
}}
}}
</ref>.
</ref>


== Metabolisme Energi ==
== Metabolisme Energi ==


Hampir semua spesies Crenarchaeota hipertermofil merupakan [[bakteri anaerobik]] yang melakukan metabolisme secara kemoorganotrof atau kemolitotrof<ref name="x"></ref>. Golongan ''Crenarchaeota'' termofil jarang melakukan fermentasi dan mendapatkan energi dai respirasi anaerob<ref name="x"></ref>. Antara [[spesies]] yang satu dan lainnya memiliki donor [[elektron]] dan akseptor elektron yang berbeda<ref name="x"></ref>. Mekanisme konservasi energi yang dilakukan selama proses respirasi adalah transfer [[elektron]] di dalam membran [[sitoplasma]] yang mengaktifkan pompa [[proton]] dan ATP dapat dibuat dari translokasi proton oleh ATPase<ref name="x"></ref>. Sebagian Crenarchaeota anaerob memanfaatkan H<sub>2</sub> sebagai donor elektron dan S<sup>0</sup> atau NO<sub>3</sub><sup>-</sup> sebagai akseptornya<ref>{{cite journal
Hampir semua spesies Crenarchaeota hipertermofil merupakan [[bakteri anaerobik]] yang melakukan metabolisme secara [[kemoorganotrof]] atau [[kemolitotrof]]<ref name="x"></ref>. Golongan ''Crenarchaeota'' termofil jarang melakukan fermentasi dan mendapatkan energi dai [[respirasi anaerob]]<ref name="x"></ref>. Antara [[spesies]] yang satu dan lainnya memiliki donor [[elektron]] dan [[akseptor elektron]] yang berbeda<ref name="x"></ref>. Mekanisme [[konservasi energi]] yang dilakukan selama proses [[respirasi]] adalah transfer [[elektron]] di dalam membran [[sitoplasma]] yang mengaktifkan pompa [[proton]] dan ATP dapat dibuat dari translokasi [[proton]] oleh [[ATPase]].<ref name="x"></ref> Sebagian Crenarchaeota [[anaerob]] memanfaatkan H<sub>2</sub> sebagai donor elektron dan S<sup>0</sup> atau NO<sub>3</sub><sup>-</sup> sebagai akseptornya.<ref>{{en}}{{cite journal
| author = Graeme W. Nicol, Christa Schleper
| author = Graeme W. Nicol, Christa Schleper
| year = 2006
| year = 2006
| month = Mei
| month = Mei
| title = Ammonia-oxidising Crenarchaeota: important players in the nitrogen cycle?
| title = Ammonia-oxidising Crenarchaeota: important players in the nitrogen cycle?
| journal = TRENDS in Microbiology
| journal = Trends in Microbiology
| volume = 14
| volume = 14
| issue = 5
| issue = 5
Baris 62: Baris 60:
| accessdate =
| accessdate =
}}
}}
</ref>. Aktivitas kemolitotrof lainnya melibatkan S<sup>0</sup> dan Fe<sup>2+</sup> secara [[aerob]] atau Fe<sup>2+</sup> secara [[anaerob]] dengan NO<sub>3</sub><sup>-</sup> sebagai akseptor elektron<ref name="x"></ref>.
</ref> Aktivitas kemolitotrof lainnya melibatkan S<sup>0</sup> dan Fe<sup>2+</sup> secara [[aerob]] atau Fe<sup>2+</sup> secara [[anaerob]] dengan NO<sub>3</sub><sup>-</sup> sebagai akseptor elektron.<ref name="x"></ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 10 Mei 2010 17.01

Crenarchaeota
Thermococcus gammatolerans, salah satu Crenarchaeota hipertermofil
Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Crenarchaeota
Filum:
Crenarchaeota

Cavalier-Smith 2002
Kelas
Sinonim
  • Eocyta
  • Eocytes
  • Crenarchaeota Woese et al. 1990
  • Crenarchaeota Garrity and Holt 2002
  • not Crenarchaeota Cavalier-Smith 2002

Crenarchaeota adalah salah satu filum yang termasuk ke dalam domain Archaea. Mikroorganisme yang termasuk di dalam filum ini tersebar di habitat yang sangat panas atau sangat dingin seperti air mendidih dan air beku.[1] Semua Crenarchaeota yang berhasil dikultur hingga saat ini merupakan mikroorganisme hipertermofil yang tumbuh optimal pada suhu di atas 80°C dan beberapa diantaranya memiliki suhu optimum di atas titik didih air. [1]

Crenarchaeota yang hidup di habitat panas (Hipertermofil)

Sebagian besar Crenarchaeota hipertermofil diisolasi dari tanah panas geotermal dan air yang mengandung sulfur dan sulfida.[2] Lingkungan terestrial, sumber air panas kaya sulfur, lumpur mendidih, dan tanah dengan suhu mencapai 100°C umumnya bersifat sangat asam karena adanya oksidasi biologis H2S dan S0 menghasilkan asam sulfat (H2SO4).[2] Lingkungan yang panas dan kayak sulfur tersebut disebut sebagai solfataras, seperti yang terdapat di Italia, Selandia Baru, dan Yellowstone National Park, Wyoming, Amerika Serikat.[1] Solfataras dapat bersifat asam hingga alkali (pH 5-8) atau sangat asam (pH«1) tergantung dari lingkungan geologis di sekitarnya.[1] Mayoritas Crenarchaeota hipertermofil ditemukan pada daerah netral atau dengan tingkat keasaman sedang, dan beberapa spesies lainnya ditemukan tumbuh pada sumber air panas bawah laut yang disebut hydrothermal vents.[3] Sumber air panas bawah laut ini bersuhu lebih panas dibandingkan air permukaan karena air berada di bawah tekanan.[3] Semua hipertermofil dengan suhu optimum di atas 100°C berasal dari daerah perairan tersebut.[3]

Crenarchaeota yang hidup di habitat dingin

Berkas:149009main image feature 576 antartic.jpg
Daerah Antartika merupaka salah satu habitat Crenarchaeota

Crenarchaeota yang hidup di habitat dingin (atau cold-dwelling Crenarchaeota) dapat diidentifikasi dari sampel lingkungan non-termal dengan menganalisa gen penyandi 16S ribosomal RNA.[1] Crenarchaeota di lingkungan perairan dapat ditemukan pada air dingin dan laut es seperti yang terdapat di antartika.[1] Golongan mikroorganisme ini bersifat planktonik yang berarti secara bebas tersuspensi atau menempel pada partikel tersuspensi di air. Pada perairan yang miskin nutrisi dan bersuhu sangat dingin (2-4°C hingga kurang dari 1°C di laut es)), golongan Crenarchaeota tetap dapat ditemukan dengan jumlah yang tinggi, yaitu ~104/ml[4]. Untuk dapat bertahan hidup di perairan dengan kedalaman yang tinggi, Crenarchaeota memiliki lipida dengan ikatan eter.[4]

Metabolisme Energi

Hampir semua spesies Crenarchaeota hipertermofil merupakan bakteri anaerobik yang melakukan metabolisme secara kemoorganotrof atau kemolitotrof[1]. Golongan Crenarchaeota termofil jarang melakukan fermentasi dan mendapatkan energi dai respirasi anaerob[1]. Antara spesies yang satu dan lainnya memiliki donor elektron dan akseptor elektron yang berbeda[1]. Mekanisme konservasi energi yang dilakukan selama proses respirasi adalah transfer elektron di dalam membran sitoplasma yang mengaktifkan pompa proton dan ATP dapat dibuat dari translokasi proton oleh ATPase.[1] Sebagian Crenarchaeota anaerob memanfaatkan H2 sebagai donor elektron dan S0 atau NO3- sebagai akseptornya.[5] Aktivitas kemolitotrof lainnya melibatkan S0 dan Fe2+ secara aerob atau Fe2+ secara anaerob dengan NO3- sebagai akseptor elektron.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k (Inggris)Madigan MT, Martinko JM, (2000). Brock Biology of Microorganisms. Prentice Hall. ISBN 978-0-13-081922-2. 
  2. ^ a b (Inggris)Varun Shastri (2006). Microbes. Isha Books. ISBN 978-81-8205-381-6. 
  3. ^ a b c (Inggris)Kōki Horikoshi, Kaoru Tsujii (1999). Extremophiles in deep-sea environments. Springer. ISBN 978-4-431-70263-4. 
  4. ^ a b (Inggris)Jaap S. Sinninghe Damsté, W. Irene C. Rijpstra, Ellen C. Hopmans, Fredrick G. Prahl, Stuart G. Wakeham, Stefan Schouten (2002). "Distribution of Membrane Lipids of Planktonic Crenarchaeota in the Arabian Sea{dagger}". Applied and Environmental Microbiology. 68 (6): 2997–3002. 
  5. ^ (Inggris)Graeme W. Nicol, Christa Schleper (2006). "Ammonia-oxidising Crenarchaeota: important players in the nitrogen cycle?" (PDF). Trends in Microbiology. 14 (5). 

Pranala Luar