Partai Keadilan Sejahtera: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldo samulo (bicara | kontrib)
←Membatalkan revisi 3014558 oleh 125.160.121.72 (Bicara)
Baris 16: Baris 16:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pada [[20 Juli]] [[1998]] PKS berdiri dengan nama awal '''Partai Keadilan''' (disingkat '''PK''') <ref> {{id}} [http://www.pkskotajambi.org/?ke=2&pilih=artikel&id=2 Sejarah PKS dari situs resmi PKS DPD [[Jambi]] ]</ref> dalam sebuah konferensi pers di Aula [[Masjid Al-Azhar]], [[Kebayoran Baru]], Jakarta. Presiden (ketua) partai ini adalah [[Nurmahmudi Isma'il]].
Pada [[20 Juli]] [[1998]] PKS berdiri dengan nama awal '''Partai Keadilan''' (disingkat '''PK''') <ref> {{id}} [http://www.pkskotajambi.org/?ke=2&pilih=artikel&id=2 Sejarah PKS dari situs resmi PKS DPD [[Jambi]] ]</ref> dalam sebuah konferensi pers di Aula [[Masjid Al-Azhar]], [[Kebayoran Baru]], Jakarta. Presiden (ketua) partai ini adalah [[Nurmahmudi Isma'il]].

Pada [[20 Oktober]] [[1999]] PK menerima tawaran kursi kementerian Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) dalam kabinet pemerintahan KH [[Abdurrahman Wahid]], dan menunjuk [[Nurmahmudi Isma'il]] (saat itu presiden partai) sebagai calon menteri. Nurmahmudi kemudian mengundurkan diri sebagai presiden partai dan digantikan oleh [[Hidayat Nur Wahid]] yang terpilih pada [[21 Mei]] [[2000]]. Pada [[3 Agustus]] [[2000]] Delapan partai Islam (PPP, PBB, PK, Masyumi, PKU, PNU, PUI, PSII 1905) menggelar acara sarasehan dan silaturahmi partai-partai Islam di [[Masjid Al-Azhar]] dan meminta [[Piagam Jakarta]] masuk dalam [[Amandemen UUD 1945]].

Akibat [[UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999]] tentang syarat berlakunya batas minimum keikut sertaan parpol pada pemilu selanjutnya (''electoral threshold'') dua persen, maka PK harus merubah namanya untuk dapat ikut kembali di Pemilu berikutnya. Pada [[2 Juli]] [[2003]], Partai Keadilan Sejahtera (PK Sejahtera) menyelesaikan seluruh proses [[verifikasi]] Departemen Kehakiman dan HAM (Depkehham) di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi) dan Dewan Pimpinan Daerah (setingkat Kabupaten/Kota). Sehari kemudian, PK bergabung dengan PKS dan dengan penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS, termasuk anggota dewan dan para kadernya. Dengan penggabungan ini maka PK (Partai Keadilan) resmi berubah nama menjadi '''PKS (Partai Keadilan Sejahtera)'''.

Setelah [[Pemilu 2004]], [[Hidayat Nur Wahid]] (Presiden PKS yang sedang menjabat) kemudian terpilih sebagai ketua [[MPR]] masa bakti 2004-2009 dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden PK Sejahtera. Pada Sidang Majelis Syuro I PKS pada 26 - 29 Mei 2005 di Jakarta, [[Tifatul Sembiring]] terpilih menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2005-2010.


== Pemilu ==
== Pemilu ==

Revisi per 6 Mei 2010 14.49

Partai Keadilan Sejahtera

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sebelumnya bernama Partai Keadilan (PK), adalah sebuah partai politik berbasis Islam di Indonesia. PKS didirikan di Jakarta pada 20 April 2002 (atau tanggal 9 Jumadil 'Ula 1423 H untuk tahun hijriah) dan merupakan kelanjutan dari Partai Keadilan (PK) yang didirikan di Jakarta pada 20 Juli 1998 (atau 26 Rabi'ul Awwal 1419 H) [1].

Sejarah

Pada 20 Juli 1998 PKS berdiri dengan nama awal Partai Keadilan (disingkat PK) [2] dalam sebuah konferensi pers di Aula Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Presiden (ketua) partai ini adalah Nurmahmudi Isma'il.

Pemilu

Pemilu 1999

Pada 30 Mei 1999 delapan partai politik berasaskan Islam (PPP, Partai Keadilan, Partai Kebangkitan Ummat, Partai Ummat Islam, PPII Masyumi, PNU, PBB, dan PSII 1905) menyepakati penggabungan sisa suara (stembus accoord) hasil Pemilu 1999. Pada 8 Juni 2002, PKS menjadi salah satu partai yang menandatangani dokumen bersama dengan 15 pimpinan parpol lainnya yang menolak UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 tentang syarat berlakunya batas minimum keikut sertaan parpol pada pemilu selanjutnya (electoral threshold) dua persen di Hotel Sahid, Jakarta. Dokumen bersama ini juga menuntut agar semua parpol peserta Pemilu 1999 diikutkan lagi dalam Pemilu 2004 walaupun ada parpol yang sama sekali tidak mempunyai perolehan kursi di DPR/DPRD. Pada bulan Maret hingga Juni 2003 tercatat aksi-aksi PK yang mendukung aksi-aksi PKS.

Pemilu 2004

Pada Pemilu 2004, PKS memperoleh suara sebanyak 7,34% (8.325.020) dari jumlah total dan mendapatkan 45 kursi di DPR dari total 550 kursi di DPR.

Pemilihan Gubernur DKI 2007

Pada 26 Maret 2007 PKS secara resmi mencalonkan Adang Daradjatun dan Dani Anwar sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta untuk pilkada 2007. Pasangan ini kalah dari pasangan Fauzi-Prijanto yang menurut KPU meraih 58,59% suara, sedangkan Adang-Dani memperoleh 41,41% [3].

Pemilu 2009

Pada 9 Juli 2008 PKS memperoleh nomor urut 8 dalam PEMILU 2009 melalui Pengundian Nomor Urut Partai yang diadakan secara resmi oleh KPU[4]. Partai Keadilan Sejahtera mendapat 57 kursi (10%) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009, setelah mendapat sebanyak 8.206.955 suara (7,9%) dan menjadi satu-satunya partai - selain Demokrat - yang mengalami kenaikan jumlah presentase perolehan suara.

Kegiatan Sosial

Pada bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 bersamaan dengan sukarelawan lainnya PKS pun ikut mengirimkan banyak sukarelawan untuk membantu penanganan bencana alam dan rekonstruksi ke Aceh [5].

Kontroversi

Adanya situs blog bernama PKSWatch [6] [7] yang mengkritik kebijakan-kebijakan PKS menuai kontroversi dan penentangan dari simpatisan PKS, yang kemudian mendorong terbentuknya blog PKSWatch Watch [8]. Selain itu muncul pula blog bernama Forum Kader Peduli [9] yang mengajak petinggi PKS untuk kembali ke jalan yang benar. Ketiga situs ini bukanlah situs resmi PKS.

Pada bulan April 2009, sebuah buku bertajuk Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia diterbitkan oleh The Wahid Institute [10], Gerakan Bhinneka Tunggal Ika [11], Maarif Institute [12], dan Libforall Foundation [13]. Buku ini kontroversial karena melukiskan PKS sebagai agen kelompok garis keras Islam transnasional [14]. Dalam buku ini, PKS dilukiskan melakukan infiltrasi ke sekolah dan perguruan tinggi negeri dan berbagai institusi yang mencakup pemerintahan dan ormas Islam antara lain Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Buku ini dikatakan akan diperbanyak di empat negara. [15] Buku ini juga disebarkan secara cuma-cuma di Internet di situs resmi Gerakan Bhinneka Tunggal Ika [16].

Referensi

Pranala luar