Penyaliban: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k {{noref}}
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{noref}}
[[Berkas:Rembrandt The Three Crosses 1653.jpg|thumb|270px|Tiga Salib, sebuah ''[[etching]]'' oleh [[Rembrandt]], 1653]]
[[Berkas:Rembrandt The Three Crosses 1653.jpg|thumb|270px|Tiga Salib, sebuah ''[[etching]]'' oleh [[Rembrandt]], 1653]]
'''Penyaliban''' merupakan salah satu bentuk [[eksekusi]] yang terkejam yang pernah ada di dunia. Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu sendiri, melainkan penderitaan saat menjelang kematian. Dengan demikian, kematian merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh orang yang disalib.
'''Penyaliban''' merupakan salah satu bentuk [[eksekusi]] yang terkejam yang pernah ada di dunia. Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu sendiri, melainkan penderitaan saat menjelang kematian. Dengan demikian, kematian merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh orang yang disalib.
Baris 16: Baris 15:
== Pandangan Kristen atas penyaliban ==
== Pandangan Kristen atas penyaliban ==
Dalam agama Kristen Yesus disalib untuk menebus [[dosa]] manusia, melalui Dia yang disalib, manusia yang berdosa digantikan atau ditebus dari penghukuman, sehingga semua dosa yang telah dilakukan digantikan melalui pengorbanan-Nya.
Dalam agama Kristen Yesus disalib untuk menebus [[dosa]] manusia, melalui Dia yang disalib, manusia yang berdosa digantikan atau ditebus dari penghukuman, sehingga semua dosa yang telah dilakukan digantikan melalui pengorbanan-Nya.

== Referensi ==
*{{en}} [http://www.bible-history.com/quotes/encyclop_britannica_1.html Philip W. Goetz, "Crucifixion" (Encyclopaedia Britannica: Chicago, 1988 ed.) Vol. 3, p. 762]


[[Kategori:Metode eksekusi]]
[[Kategori:Metode eksekusi]]

Revisi per 30 April 2010 02.14

Tiga Salib, sebuah etching oleh Rembrandt, 1653

Penyaliban merupakan salah satu bentuk eksekusi yang terkejam yang pernah ada di dunia. Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu sendiri, melainkan penderitaan saat menjelang kematian. Dengan demikian, kematian merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh orang yang disalib.

Berbeda dengan cara eksekusi terpidana mati pada masa sekarang, proses penyaliban memerlukan waktu yang relatif lama sehingga saat-saat penderitaanpun terasa sangat berat. Bandingkan hukuman gantung, kursi listrik, suntikan mati, kamar gas, tembak mati, pancung, dsb. yang hanya membutuhkan waktu beberapa detik saja menjelang kematian dengan penyaliban yang kadang-kadang membutuhkan waktu berjam-jam.

Kebudayaan menyalib

Penyaliban adalah salah satu bentuk hukuman yang diterapkan dalam kekaisaran Romawi, dan orang yang paling terkenal karena hukuman salib oleh pemerintah Romawi adalah Yesus. Pada zaman Yesus para pemberontak dan pelaku kriminal dihukum dengan cara disalib.

Tata cara penyaliban

Kedua tangan mereka biasa diikat dan kaki mereka diberi pijakan kayu dan mereka dijemur panas matahari dan menjadi tontonan orang-orang sebagai peringatan. Namun penyaliban Yesus seringkali dilukiskan kedua tangan dan kedua kaki Yesus dipakukan, yang menyebabkan Yesus kehilangan banyak darah ditambah dengan dijemur matahari.

Pandangan Orang Yahudi atas penyaliban

Selain itu dalam adat istiadat Yahudi, ada tertulis bahwa terkutuklah orang yang digantung di atas pohon (kayu atau balok kayu), sehingga hingga saat ini banyak orang Yahudi yang menganggap Yesus mati secara terkutuk.

Pandangan Kristen atas penyaliban

Dalam agama Kristen Yesus disalib untuk menebus dosa manusia, melalui Dia yang disalib, manusia yang berdosa digantikan atau ditebus dari penghukuman, sehingga semua dosa yang telah dilakukan digantikan melalui pengorbanan-Nya.

Referensi