Suku Kayan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Bhaskara (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Suku Kayan''' adalah [[suku Dayak]] dari [[rumpun Kenyah-Kayan-Bahau]] yang berasal dari [[Sarawak]]. Ketika memasuki [[Kalimantan Timur]] suku Kayan pertama-tama menetap di daerah [[Apau Kayan]] di daerah aliran [[sungai Kayan]], karena alasan perang antar suku dan mencari daerah yang lebih subur serta daerah asal (Apau Kayan) yang sangat tertinggal dan terisolir, suku Kayan meninggalkan Apau Kayan yang telah mereka tempati selama [[300]] tahun dan bermigrasi menuju daerah-daerah yang lebih maju agar dapat lebih berkembang kehidupannya, yaitu sekarang menetap di daerah aliran sungai Wahau (daerah [[Suku Wehea]]) di [[Kabupaten Kutai Timur]] terutama di Desa [[Miau Baru]] sejak tahun [[1964]]. Diperkirakan pada zaman [[Kerajaan Kutai Martadipura]] (Kutai Mulawarman), suku Kayan belum memasuki Kalimantan Timur. Kemungkinan suku Kayan ini termasuk salah satu suku yang belakangan memasuki pulau [[Borneo]] dari pulau [[Formosa]] ([[Taiwan]]). Suku Kayan juga terdapat di [[sungai Mendalam]], [[Kalimantan Barat]]. Di [[Kalimantan Barat]], pada sekitar tahun [[1863]], [[suku Iban]] bermigrasi ke daerah hulu [[sungai Saribas]] dan [[sungai Rejang]], dan menyerang suku Kayan di daerah hulu sungai-sungai dan terus maju ke utara dan ke timur. Perang dan serangan pengayauan menyebabkan suku-suku lain terusir dari lahannya.
'''Suku Kayan''' adalah [[suku Dayak]] dari [[rumpun Kenyah-Kayan-Bahau]] yang berasal dari [[Sarawak]]. Ketika memasuki [[Kalimantan Timur]] suku Kayan pertama-tama menetap di daerah [[Apau Kayan]] di daerah aliran [[sungai Kayan]], karena alasan perang antar suku dan mencari daerah yang lebih subur serta daerah asal (Apau Kayan) yang sangat tertinggal dan terisolir, suku Kayan meninggalkan Apau Kayan yang telah mereka tempati selama [[300]] tahun dan bermigrasi menuju daerah-daerah yang lebih maju agar dapat lebih berkembang kehidupannya, yaitu sekarang menetap di daerah aliran sungai Wahau (daerah [[Suku Wehea]]) di [[Kabupaten Kutai Timur]] terutama di Desa [[Miau Baru]] sejak tahun [[1964]]. Diperkirakan pada zaman [[Kerajaan Kutai Martadipura]] (Kutai Mulawarman), suku Kayan belum memasuki Kalimantan Timur. Kemungkinan suku Kayan ini termasuk salah satu suku yang belakangan memasuki pulau [[Kalimantan]] dari pulau [[Formosa]] ([[Taiwan]]). Suku Kayan juga terdapat di [[sungai Mendalam]], [[Kalimantan Barat]]. Di [[Kalimantan Barat]], pada sekitar tahun [[1863]], [[suku Iban]] bermigrasi ke daerah hulu [[sungai Saribas]] dan [[sungai Rejang]], dan menyerang suku Kayan di daerah hulu sungai-sungai dan terus maju ke utara dan ke timur. Perang dan serangan pengayauan menyebabkan suku-suku lain terusir dari lahannya.





Revisi per 12 Maret 2010 10.55

Suku Kayan adalah suku Dayak dari rumpun Kenyah-Kayan-Bahau yang berasal dari Sarawak. Ketika memasuki Kalimantan Timur suku Kayan pertama-tama menetap di daerah Apau Kayan di daerah aliran sungai Kayan, karena alasan perang antar suku dan mencari daerah yang lebih subur serta daerah asal (Apau Kayan) yang sangat tertinggal dan terisolir, suku Kayan meninggalkan Apau Kayan yang telah mereka tempati selama 300 tahun dan bermigrasi menuju daerah-daerah yang lebih maju agar dapat lebih berkembang kehidupannya, yaitu sekarang menetap di daerah aliran sungai Wahau (daerah Suku Wehea) di Kabupaten Kutai Timur terutama di Desa Miau Baru sejak tahun 1964. Diperkirakan pada zaman Kerajaan Kutai Martadipura (Kutai Mulawarman), suku Kayan belum memasuki Kalimantan Timur. Kemungkinan suku Kayan ini termasuk salah satu suku yang belakangan memasuki pulau Kalimantan dari pulau Formosa (Taiwan). Suku Kayan juga terdapat di sungai Mendalam, Kalimantan Barat. Di Kalimantan Barat, pada sekitar tahun 1863, suku Iban bermigrasi ke daerah hulu sungai Saribas dan sungai Rejang, dan menyerang suku Kayan di daerah hulu sungai-sungai dan terus maju ke utara dan ke timur. Perang dan serangan pengayauan menyebabkan suku-suku lain terusir dari lahannya.


Pranala luar