Oidipus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TXiKiBoT (bicara | kontrib)
k bot Menambah: tl:Edipo
TXiKiBoT (bicara | kontrib)
k bot Menambah: bar:Edipus
Baris 20: Baris 20:
[[af:Oedipus]]
[[af:Oedipus]]
[[ar:أوديب]]
[[ar:أوديب]]
[[bar:Edipus]]
[[bg:Едип]]
[[bg:Едип]]
[[bs:Edip]]
[[bs:Edip]]

Revisi per 27 Februari 2010 17.09

Oedipus dan Sphinx, oleh Jean Auguste Dominique Ingres.

Oedipus, secara harfiah berarti ‘kaki bengkak’, dalam mitologi Yunani adalah raja Thebes. Dia diramalkan akan membunuh ayahnya dan menikahi ibunya sendiri. Hal ini yang dikemudian hari membawa bencana di kerajaannya. Legenda Oedipus banyak diceritakan dalam berbagai versi dan digunakan oleh Sigmund Freud untuk menamakan Oedipus Complex.


Kisahnya

Oedipus adalah anak dari raja Laius dan ratu Jocasta. Sebelum dia lahir, kedua orang tuanya menemui Orakel di Delphi. Sang Orakel meramalkan bahwa raja Laius akan dibunuh oleh anaknya sendiri. Untuk mencegah agar ramalan ini tidak menjadi kenyataan, Laius memerintahkan untuk mengikat kaki Oedipus dan memakunya – dari sini termaknailah Oedipus sebagai “kaki bengkak”. Oedipus kemudian dibuang dari Thebes, akan tetapi seorang penggembala menemukannya dan membawanya ke Corinth untuk dipelihara oleh raja Polybus. Bertahun kemudian, seorang pemabuk memberitahunya bahwa Polybus, bukanlah ayah kandung Oedipus. Demi mencari kebenaran cerita itu, dia pergi menemui Orakel dan diberi tahu bahwa dia memang ditakdirkan untuk membunuh ayahnya dan mengawini ibunya. Dalam usahanya untuk menghindari takdir, dia pergi dari Corinth ke Thebes.


Dalam perjalanannya ke Thebes, dia tiba di persimpangan tiga jalan dimana dia bertemu dengan kereta kuda yang dikendarai oleh raja Laius. Laius memerintahkan Oedipus minggir dari jalan agar keretanya dapat lewat, tetapi Oedipus tidak mau menurutinya. Oedipus tidak mengenal Laius saat itu, akan tetapi keduanya terlibat dalam pertikaian dan berakhir dengan Oedipus membunuh Laius dalam perkelahian. Seperti ramalan sang Orakel, Oedipus membunuh ayahnya. Saat ia meneruskan perjalanannya ke Thebes, dia berjumpa dengan Sphinx. Sphinx menghentikan semua orang yang lewat jalan itu sambil memberinya sebuah teka teki. Jika para pengembara tersebut tidak dapat menjawab dengan benar, maka Sphinx akan memakan mereka, jika mereka berhasil, mereka dapat melanjutkan perjalanannya.Teka-tekinya adalah “ Apa yang berjalan dengan empat kaki di pagi, dua kaki di siang dan tiga kaki di sore hari ?”. Oedipus menjawab : “Manusia; saat kecil, manusia berjalan dengan empat kaki dan tangannya, saat dewasa berjalan dengan dua kakinya dan saat tua berjalan dengan tongkatnya”. Setelah mendengar jawaban Oedipus yang benar, si Sphinx bunuh diri. Karena berhasil membunuh Sphinx, Oedipus diangkat menjadi raja Thebes dan juga dinikahkan dengan janda raja Laius, Jacosta. Mereka mempunyai empat anak: dua laki-laki, Polynices dan Eteocles dan dua perempuan, Antigone dan Ismene.


Bertahun-tahun setelah perkawinan Oedipus dan Jacosta, sebuah wabah menyerang kota Thebes. Dalam arogansinya, Oedipus mengatakan akan mengakhiri bencana itu. Dia mengutus Creon, saudara Jocasta, untuk menemui Orakel di Delphi, guna mencari petunjuk. Saat Creon kembali, dia mengatakan bahwa pembunuh raja Laius harus ditemukan, pembunuh itu harus dibunuh atau diasingkan agar bencana tersebut lenyap dari Thebes. Untuk mencari pembunuh itu, Oedipus bertanya pada Tiresias, seorang peramal buta, tapi Tiresias mengingatkannya agar usahanya untuk mencari pembunuh Laius tidak diteruskan. Karena terjadi pertikaian antara keduanya, maka akhirnya Tiresias mengungkap bahwa pembunuh sebenarnya raja Laius adalah Oedipus. Pada saat yang sama, seorang pesuruh datang dari Corinth, dan mengabarkan bahwa Raja Polybus ,yang Oedipus anggap masih sebagai ayahnya, telah wafat. Utusan itu juga mengungkap bahwa Oedipus sebenarnya adalah anak angkat dari Polybus. Jocasta akhirnya menyadari identitas sebenarnya dari Oedipus, dia kemudian lari ke istana dan menggantung diri. Saat mendapati Jocasta telah tewas, Oedipus kemudian membutakan dirinya, dan pergi dari Thebes ditemani anaknya Antigone. Akhirnya dia meninggal di Colonus setelah mendapatkan perlindungan dari raja Theseus.


Kedua anak lelaki Oedisius, Eteocles dan Polynices berbagi kerajaan. Mereka memerintah bergantian setiap tahun. Akan tetapi saat tiba giliran Eteocles memerintah kerajaan, Polynices menolak menyerahkan tahtanya. Terjadilah peperangan yang diakhiri dengan kedua saudara tersebut saling bunuh. Creon, saudara Jocasta menggantikan mereka menjadi raja, dia memutuskan bahwa Polynices adalah seorang pengkhianat dan tidak diperbolehkan untuk dikuburkan. Antigone yang tidak menerima keputusan ini, berusaha menguburkan Polynices, tetapi Creon akhirnya membunuhnya juga.