Titrasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ivan Akira (bicara | kontrib)
add referensi
Ivan Akira (bicara | kontrib)
not done translating
Baris 2: Baris 2:
{{terjemah|Inggris}}
{{terjemah|Inggris}}


'''Titrasi''' merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari [[reaktan]]. Karena pengukuran volum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisa volumetrik. Sebuah [[reagen]] yang disebut sebagai ''peniter''<ref>Compendium for basal practice in biochemistry, 2008 ed.. Aarhus University</ref>, yang diketahui konsentrasi (larutan standar) dan volumnya digunakan untuk mereaksikan larutan yang ''dititer''<ref>{{cite web|url=http://www.answers.com/topic/titrand \ publisher=Sci-Tech Dictionary|title=titrand}}</ref> yang konsentrasinya tidak diketahui. Dengan menggunakan [[buret]] terkalibrasi untuk menambahkan peniter, sangat mungkin untuk menentukan jumlah pasti larutan yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir (kondisi basa). Titik akhir adalah titik di mana titrasi selesai, yang ditentukan dengan indikator (lihat bawah). Idealnya indikator akan berubah warna pada saat titik ekivalensi&mdash;di mana volum dari peniter yang ditambahkan dengan [[mol]] tertentu sama dengan nilai dari mol larutan yang dititer. Dalam titrasi asam-basa kuat, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH reaktan hampir mencapai 7, dan biasanya ketika larutan berubah warna menjadi merah muda karena adanya indikator pH fenolftalein. Selain titrasi asam-basa, terdapat pula jenis titrasi lainnya (lihat bawah).
'''Titrasi''' merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari [[reaktan]]. Karena pengukuran volum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisa volumetrik.


Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengindikasikan titik akhir dalam reaksi; titrasi biasanya menggunakan indikator visual (larutan reaktan yang berubah warna). Dalam titrasi asam-basa sederhana, indikator pH dapat digunakan seperti fenolftalein, di mana fenolftalein akan berubah warna menjadi merah muda ketika larutan mencapai pH sekitar 8.2 tercapai atau terlewati. Contoh lainnya dari indikator pH yang dapat digunakan adalah metil jingga, yang berubah warna menjadi merah dalam asam serta menjadi kuning dalam larutan alkali.
A [[reagent]], called the ''titrant'' or ''titrator'',<ref>Compendium for basal practice in biochemistry, 2008 ed.. Aarhus University</ref> of a known concentration (a [[standard solution]]) and [[volume]] is used to react with a solution of the [[analyte]] or ''titrand'',<ref>{{cite web|url=http://www.answers.com/topic/titrand \ publisher=Sci-Tech Dictionary|title=titrand}}</ref> whose concentration is not known. Using a calibrated [[burette]] to add the titrant, it is possible to determine the exact amount that has been consumed when the ''endpoint'' is reached. The endpoint is the point at which the titration is complete, as determined by an indicator (see below). This is ideally the same volume as the [[equivalence point]]&mdash;the volume of added titrant at which the number of [[Mole (unit)|moles]] of titrant is equal to the number of moles of analyte, or some multiple thereof (as in [[polyprotic]] acids). In the classic strong acid-strong base titration, the endpoint of a titration is the point at which the pH of the reactant is just about equal to 7, and often when the solution takes on a persisting solid color as in the pink of phenolphthalein [[pH indicator|indicator]]. There are however many different types of titrations (see below).

Many methods can be used to indicate the endpoint of a reaction; titrations often use [[visual]] indicators (the reactant mixture changes color). In simple [[acid-base titration]]s a pH indicator may be used, such as [[phenolphthalein]], which becomes pink when a certain pH (about 8.2) is reached or exceeded. Another example is [[methyl orange]], which is red in acids and yellow in alkali solutions.


Not every titration requires an indicator. In some cases, either the reactants or the products are strongly colored and can serve as the "indicator". For example, a [[redox titration]] using [[potassium permanganate]] (pink/purple) as the titrant does not require an indicator. When the titrant is reduced, it turns colorless. After the equivalence point, there is excess titrant present. The equivalence point is identified from the first faint persisting pink color (due to an excess of permanganate) in the solution being titrated.
Not every titration requires an indicator. In some cases, either the reactants or the products are strongly colored and can serve as the "indicator". For example, a [[redox titration]] using [[potassium permanganate]] (pink/purple) as the titrant does not require an indicator. When the titrant is reduced, it turns colorless. After the equivalence point, there is excess titrant present. The equivalence point is identified from the first faint persisting pink color (due to an excess of permanganate) in the solution being titrated.

Revisi per 14 Februari 2010 12.54

Titrasi merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena pengukuran volum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisa volumetrik. Sebuah reagen yang disebut sebagai peniter[1], yang diketahui konsentrasi (larutan standar) dan volumnya digunakan untuk mereaksikan larutan yang dititer[2] yang konsentrasinya tidak diketahui. Dengan menggunakan buret terkalibrasi untuk menambahkan peniter, sangat mungkin untuk menentukan jumlah pasti larutan yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir (kondisi basa). Titik akhir adalah titik di mana titrasi selesai, yang ditentukan dengan indikator (lihat bawah). Idealnya indikator akan berubah warna pada saat titik ekivalensi—di mana volum dari peniter yang ditambahkan dengan mol tertentu sama dengan nilai dari mol larutan yang dititer. Dalam titrasi asam-basa kuat, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH reaktan hampir mencapai 7, dan biasanya ketika larutan berubah warna menjadi merah muda karena adanya indikator pH fenolftalein. Selain titrasi asam-basa, terdapat pula jenis titrasi lainnya (lihat bawah).

Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengindikasikan titik akhir dalam reaksi; titrasi biasanya menggunakan indikator visual (larutan reaktan yang berubah warna). Dalam titrasi asam-basa sederhana, indikator pH dapat digunakan seperti fenolftalein, di mana fenolftalein akan berubah warna menjadi merah muda ketika larutan mencapai pH sekitar 8.2 tercapai atau terlewati. Contoh lainnya dari indikator pH yang dapat digunakan adalah metil jingga, yang berubah warna menjadi merah dalam asam serta menjadi kuning dalam larutan alkali.

Not every titration requires an indicator. In some cases, either the reactants or the products are strongly colored and can serve as the "indicator". For example, a redox titration using potassium permanganate (pink/purple) as the titrant does not require an indicator. When the titrant is reduced, it turns colorless. After the equivalence point, there is excess titrant present. The equivalence point is identified from the first faint persisting pink color (due to an excess of permanganate) in the solution being titrated.

Due to the logarithmic nature of the pH curve, the transitions are, in general, extremely sharp; and, thus, a single drop of titrant just before the endpoint can change the pH significantly—leading to an immediate colour change in the indicator. There is a slight difference between the change in indicator color and the actual equivalence point of the titration. This error is referred to as an indicator error, and it is indeterminate.

Referensi

  1. ^ Compendium for basal practice in biochemistry, 2008 ed.. Aarhus University
  2. ^ \ publisher=Sci-Tech Dictionary "titrand" Periksa nilai |url= (bantuan).