Sultan Musa Ghiatuddin Riayat Shah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Xqbot (bicara | kontrib)
Baris 19: Baris 19:
[[Kategori:Sejarah Malaysia]]
[[Kategori:Sejarah Malaysia]]


[[en:Sultan Musa Ghiatuddin Riayat Shah]]
[[en:Musa Ghiatuddin Riayat Shah of Selangor]]
[[ms:Sultan Musa Ghiatuddin Riayat Shah]]
[[ms:Sultan Musa Ghiatuddin Riayat Shah]]

Revisi per 9 September 2009 16.14

Sultan Musa Ghiatuddin Riayat Shah merupakan Sultan Selangor yang dilantik saat pendudukan Jepang di Malaysia.

Merupakan anak sulung Sultan Alaeddin Sulaiman Shah ibni Almarhum Raja Muda Musa (1898-1938) dengan permaisuri Tengku Ampuan Maharum binti Raja Muda Tunku Dziauddin dari Kedah, ia dilahirkan pada tahun 1893 di Jugra, Selangor. Namanya ketika dilahirkan adalah Tengku Musa Eddin.

Menerima pendidikan privat, ia menggantikan uanya Raja Laut bin Sultan Muhammad sebagai Raja Muda Selangor pada tahun 1916. Seorang pemuda yang bijaksana, ia mewakili ayahandanya dalam State Council yang didirikan oleh pemerintah kolonial Inggris.

Sikap pemikiran terbuka Tengku Musa Eddin meresahkan residen Inggris T.S. Adams, yang bermaksud menyingkirkan Tengku Musa Eddin sebagai Raja Muda. Walaupun ayahandanya Sultan Sulaiman merayu, Tengku Musa Eddin disingkirkan sebagai Raja Muda pada tahun 1933 di atas alasan "kesalahan pribadi". Saudara lelakinya Tengku Badar, yang dilahirkan pada tahun 1895, turut dilangkahi oleh pihak Inggris, yang kemudian melantik saudara tirinya Tengku Alam Shah, sebagai Raja Muda. (Kemudian bergelar Sultan Hisamuddin Alam Shah Al-Haj ibni Almarhum Sultan Alaeddin Sulaiman Shah (lihat juga: Yang di-Pertuan Agong)

Tengku Musa Eddin dianugerahi gelar Tengku Kelana Jaya Putera, yang juga merupakan gelar putera mahkota bagi Yang di-Pertuan Muda Johor dan Riau, yang merupakan asal Sultan-sultan Selangor.

Pada tahun 1938, pada penabalan saudara tirinya ke tahta, Tengku Musa Eddin mengetuai penabalan, tanpa perasaan buruk apapun.

Ketika Penaklukan Jepang di Malaysia, Sultan Hisamuddin Alam Shah telah disingkirkan. tentara Jepang mengistiharkan Tengku Musa Eddin sebagai Sultan Musa Ghiatuddin Riayat Shah ibni Almarhum Sultan Alaeddin Sulaiman Shah.

Sultan Musa telah dilucutkan takhta oleh Pemimpin Tentara Inggris di bawah Lord Louis Mountbatten sekembalinya kekuasaan kolonial ke Malaysia pada tahun 1945. Ia kemudian dibuang daerah ke Kepulauan Cocos Keeling. Kemudiannya, ia jatuh sakit dan dibawa pulang ke Selangor selama beberapa bulan sebelum kemangkatannya pada tahun 1955.

Sultan Musa dimakamkan bersebelahan dengan makam ayahandanya di Makam Diraja di Klang. Permaisurinya Syarifah Mastura Shahabuddin dari Kedah, menjadi Tengku Permaisuri semasa pemerintahannya yang singkat. Baginda Permaisuri mangkat pada tahun 1958. Pasangan tersebut tidak mempunyai ahli waris.