De-Soekarnoisasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
k Suntingan 125.161.53.57 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Borgxbot
Baris 11: Baris 11:


[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
PERSAUDARAAN BLOKOSUTO/ YAYASAN LEMBAGA BUDAYA NUSANTARA, menyampaikan salam hangat pada para epembaca yang budiman.

Sebagai tambahan referensi "Bung Karno yang memiliki gelar Doktor sebanyak 26 buah itu adalah sosok anak sejarah dan pembaharu dunia.Ia sangat yakin atas tuntutan kemanusiaannya bahakn banyak yang meyakini dia adalah sosok yang telah meniti tingkat spiritual ke tingkat "Mahabah" atau Asmarasanto yakni "kasih dan sayang" adamya. Oleh sebab itu untuk membunuh seekor nyamuk pun dia tak sampai hati. Akan tetapi bila melihat anak manusia atau bangsa didholimi oleh siapapun ia akan berontak. Lihat sikapnya yang ingin mewujudkan tatanan dunia baru "To built the world anew" pidatonya tanpa teks di hadapan Sidang Umum PBB, ia menguliti kaum neo imperialisme - neoliberalisme. Ia mengusulkan agar PBB menjadi badan supranya bangsa - bangsa tak ada jalan lain agar "Dasar PBB - Declaration of Human Right itu diganti dengan PANCASILA". Dan Markas Besar PBB bukan di salah sato kotanya adikuasa, harus dipindahkan! Dan masih puluhan krtik konstruktif yang disampaikan Bung Karno. Karena pronsip mengenyahkan adanya "Eksploitation de l'homme par l 'homme dan eksploitation de nation par nation". Keberadaannya akan mengancam kepentingan negara - negara nekolim maka setelah dilakukan belasan kali pembunuhan terhadap dirinya yang selalu gagal. Maka tak ada jalanlain harus dilakukan secara konspiratif, yang oleh Pramudya Ananta Toer dengan "sistem nabok nyilih tangan" seperti kasus Kebo Ijo di zaman Singhasari. Bahkan Pak Harto disejajarkan dengan Ken Arok sebagai tokoh coup detat I Nusantara. Dan untuk melihat fakta sejarah ada baiknya membuka Pledoi RM. Sawito Kartowibowo yang dinyatakan bersalah makar terhadap negara dan diganjar 8 tahun penjara. Namun eloknya oleg Rezim Gus Dur, Sawito diberikan abolisi dan rehabilitasi serta telah diundangkan dalam lembaran negara! Artinya apa yang diyakini dan diperjuangkan serta diketahuinya tentang Pak Harto yang dinyatakan olehnya melakukan coup detat terselebung terhadap Presiden Soekarno itu mendapat pembenaran.

Nah tentang pemutar balikan fakta sejarah khususnya tentang PANCASILA, M. Yamin sendiri selaku Anggota Dewan Nasional pada orasinya dalam rangka memperingati lahirnya PANCASILA pada 5 Juni 1958 dengan judul B" ia menyatakan bahwa "Bung Karnolah pertama kali yang mengucapkan tentang Pancasila di Pejambon saat Pemerintahan Militer Jepang". Jadi buku Risalah rapat BPUPKI yang dikeluarkan oleh Sekneg yang mencantimkan Pancasilanya M. Yamin adalah ahistoris! Hal tersebut dapat dibuktikan adanya "Surat Wasiat Bung Hatta Kepada Guntur" dan pernyataan Ketua BPUPKI Dr. KRT. Radjiman Wediodiningrat dan R. Panji Soeroso serta Pidato Bung Karno sendiri 1 Juni 1945 yang tanpa teks. Karena itu maaf bila menggunakan kata "wahyu" dari Tuhan Seru Sekalian Alam, maka pasti hapal di luar kepala apa lagi didapatkannya Malam Jumat Wage dini hari saat Bung Karno mengadakan kontemplasi. Maka dengan keyakinannya ia menyampaikan kepada Bu Fat agar besuk pagi istrinya ikut serta mendengarkan apa yang akan disampaikannya kepada sidang BPUPKI untuk menjawab "Dasar Negara" bagi Republik Indonesia!

Juga ada beberapa fakta manipulatif yakni adanya sisipan kalimat dalam buku Cindy Adam "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat" yang isinya intinya menafikan peran Bung Hatta dan Sutan Syahrir dalam sejarah Indonesia itu tidak ada ! Hal ini yang membuat berang mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Syafii Maarif.
Juga dalam buku risalah sidang BPUPKI. yang menyayakan bahwa pada 18 Agustus 1945 wilayah territorial NKRI itu ditandaskan oleh Bung Karno hanya bekas wilayah jajahan Belanda. Sedangkan hasil rapat BPUPKI 11 Juli 1945 adalah bekas wilayah territorial Majapahit. Yang juga dinyatakan oleh Bung Karno saat ditanya oleh Terauchi, di Dalat dekat Saigon, Vietnam pada 9 Agustus 1945. Apakah Salomon tidak termasuk Indonesia ? Dijawabnya dengan tegas "Tidak". Juga mengapa Bung Karno mengadakan konfrontasi dengan Malaysia ? Karena yang hendak didirikan negara itu termasuk wilayah territorial NKRI sebagaimana dimandatkan dalam Proklamasi! Maka solusinya dibentuklah "MAPHILINDO" yakni Malaysia, Philipina dan Indonesia". Namun gurita internasional lebih paiwai sehingga itu tidak terlaksanan.

Nah itu saja dulu karena begitu banyak hal - hal yang semakin nayat adanya upaya sistemik tentang "DESOEKARNOISASI" & kin telah terjadi "DEPANCASILAISAI" yang digantikan dengan JAHARTA CHARTER & TEOKRASI. Lihat pemberlakuan SyareatIslam di 6 provinsi, NAD, Riau, Sumbar, Sumsel. Sulsel dan Gorontalo sementara Manukwari, Papua Barat dengan 'SYAREAT KOTA INJILI". Akibatnya timbullah ultra bencana baik alam maupun non alam seperti moda transpotasi, sejarah, undang - undang dan sosial budaya.

Dharma eva hota - hanti
Mari kita galang untuk menjadikan diri kita masing - masing sebagai Proklamatoris (Pewaris Negara Proklamasi yang Islami, yang Christiani,yangHinduis, yang Buddhais, yang Kong Hu Chuis dan atau spiritualis!

Bravo Nusantaraku!
Jebeng Ariasukma Pancanagara.

Revisi per 9 Agustus 2009 14.39

De-Soekarnoisasi adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah Orde Baru di bawah Jenderal Soeharto untuk memperkecil peranan dan kehadiran Soekarno dalam sejarah dan dari ingatan bangsa Indonesia.

Langkah-langkah tersebut dilakukan antara lain dengan jalan mengganti nama Soekarno yang diberikan pada berbagai tempat atau bangunan di Indonesia. Misalnya, Stadion Gelora Bung Karno diubah menjadi Stadion Utama Senayan, kota Soekarnopura (sebelumnya bernama Hollandia) diubah namanya menjadi Jayapura, dan Puncak Soekarno diubah namanya menjadi Puncak Jaya. Selain itu, pada saat Soekarno meninggal, keinginannya untuk dikebumikan di Istana Batu Tulis, Bogor tidak dipenuhi oleh pemerintah. Sebaliknya, Soekarno dikebumikan di Blitar, tempat tinggal kedua orang tua beserta kakaknya, Ibu Wardojo.

Upaya-upaya lain yang lebih fundamental dilakukan dengan memperkecil peranan Soekarno dalam mencetuskan Pancasila serta tanggal kelahiran pemikiran yang kemudian dijadikan ideologi nasional pada 1 Juni 1945. Nugroho Notosusanto, yang merupakan sejarahwan resmi Orde Baru dan yang sangat dekat dengan militer, mengajukan pendapat bahwa tokoh utama yang mencetuskan Pancasila bukanlah Bung Karno, melainkan Mr. Mohammad Yamin, pada tanggal 29 Mei 1945. Pendapat resmi inilah yang selalu dipegang selama masa Orde Baru, dan dicoba ditanamkan lewat program P-4.

Pranala luar